19-Papa

1K 73 2
                                    

=====
18.45

From : Hanis❤
Nnti jam 7 aku kesitu.

Itu pesan dari Saghara sejak 5 menit yang lalu, malam ini Sarah di ajak keluar untuk jalan oleh kekasihnya itu, Sarah pun sudah bersiap selepas magrib tadi.

Sarah menyambar sling bag kesayangannya lalu beranjak keluar untuk turun ke bawah menunggu pujaannya itu.

"Sarah mau kemana?" Sarah menghentikan langkahnya saat mendengar suara berat dari arah belakang, dia tahu itu suara siapa.

Detik selanjutnya Sarah melanjutkan langkah tanpa berniat menjawab pertanyaan itu.

"Sarah Papa tanya mau kemana?" Tanya Seno.

"Jalan." Jawab Sarah seadanya.

"Sama siapa? Pemain bola itu?" Tanya Papanya lagi dengan nada sarat akan ke tidak sukaan.

"Bukan urusan Papa."

=====
19.10

Sarah terus cemberut di boncengan motor yang Saghara kendarai. Bagaimana tidak, perlakuan Papanya terhadap Saghara membuatnya semakin-makin benci akan manusia yang turut menyumbang tenaga dan sperma akan ke hadiran dirinya ini.

Sikap Papanya yang dengan terang-terang tidak suka kepada Saghara membuat Sarah semakin muak, setidaknya kalau tidak suka ya sudah, tidak usah berlaku sangat terang-terangan dan menyinggung orang yang tidak di sukainya itu.

"Assalamu'alaikum." Suara laki-laki dari arah luar itu langsung membuat Sarah bergegas berdiri dan beranjak membuka pintu.

"Wa'alaikum Salam." Pintu terbuka lebar menampilkan sosok yang mengisi hatinya sekarang, siapa lagi kalau bukan Hanis Saghara.

"Udah siap?" Sarah mengangguk dengan senyum manisnya.

"Orang tua kamu ada?" Tanya Saghara.

"Ada, di dalem."

"Pamitan dulu ya, takut nanti nyariin." Langsung di beri anggukan oleh Sarah.

Kemudian mereka berjalan menuju ruang tv di mana Orang tua Sarah sedang bersantai.

"Mama, ada Hanis." suara dari Sarah langsung membuat kedua orang tuanya menoleh, Sinta langsung melempar senyum ke arah Saghara, dan di balas oleh laki-laki itu.

"Mau jalan ya?" Tanya Sinta ada sedikit nada jahil.

"Iya tante." Saghara tersenyum kikuk.

"Yaudah jangan malem-malem pulangnya." Pesan Sinta.

Saghara mengangguk, "Siap tante."

"Kalo gitu aku pergi dulu ya Mah." Sarah menyalami kedua Orang tuanya, mesikpun sebenarnya Enggan menyalami Papanya. Bagaimana pun dia harus bersikap baik di hadapan tamu apalagi kekasihnya sendiri.

Saghara pun mengikutin jejak Sarah, menyalami Sinta dan Seno, tapi saat hendak menyalami Seno, laki-laki paruh baya itu langsung berdiri dan berkata. "Mah, Papa ngantuk tidur duluan yah."  Alasan yang sangat klise untuk menunjukan rasa ketidak sukaan. Seno mengecup kening Sinta lalu beranjak menuju kamar tanpa memperdulikan tangan yang sudah Saghara sodorkan.

Dan di situ lah mood Sarah mendadak down.

Saghara terus melirik ke arah spion beberapa kali untuk melihat sedang apa gadisnya ini, sedari tadi hanya diam saja, biasanya mulut Sarah tidak mau diam, tapi sekarang malah ke balikannya.

"Sarah kenapa?" Tanya Saghara melirik sekilas ke arah spion.

"Nggak papa." Jawab Sarah seadanya.

Unexpected Meeting [Hanis Saghara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang