Epilog

2.3K 91 8
                                    

=====
07.50

Seorang gadis berparas ayu dengan dandan ala pengantin duduk tegang di sebuah kamar yang sudah di dekor sedemikian rupa, hingga tampak mewah dan cantik dengan taburan bunga mawar merah di atas ranjang.

Ia meremas pelan tangannya, gugup melanda hatinya, ini hari pernikahannya, ijab qobul akan di mulai sebentar lagi. Di dalam hatinya ia merasa bercampur aduk sampai ia sendiri tidak tahu pasti apa yang ia rasakan. Dan membuat si perias harus menepuk-nepuk pelan pelipis gadis yang sudah di riasnya itu, karena  sedari tadi mengeluarkan keringat karena gugup.

"Mbak tenang aja, pasti bakalan lancar kok." Kata si perias berusaha menenangkan gadis ini.

"Aku tegang Mbak." Sahutnya langsung mengundang senyuman dari perias yang usianya sekitar 30 tahunan.

"Wajar, saya juga dulu kaya gitu kok, gugup, tegang, takut gagal aja gitu." Ucap si perias kemudian tertawa kecil. "Tapi sampai sekarang saya udah jadi istri suami saya tuh, tenang aja kalau Tuhan udah menghendaki bakalan berjalan lancar."

"Mbak-nya keringetan terus, sayang nanti make up-nya rusak."

Gadis itu menarik nafas lalu membuangnya perlahan, ia melakukannya hingga beberapa kali, bermaksud menghilangkan ke gugupan dalam dirinya, ia terus merapalkan doa di dalam hatinya.

=====
08.05

"Saya terima nikahnya Sarah Amila binti Seno Atmaja dengan mas kawin tersebut tunai!" Suara berat lantang itu berasal dari seorang lelaki yang memakai tuxedo putih tepat berada di depan penghulu, ia lancar mengucapkan ijab qobul dengan sekali tarikan nafas.

"Sah?"

"Sah!" Secara serentak semua yang datang menyaksikan ijab qobul ini mengucapkan kata 'Sah'.

"Alhamdulillah."

"Alhamdulillah." Laki-laki yang memakai tuxedo putih dan peci putih itu pun mengusapkan telapak tangan ke wajahnya, mengucap syukur kepada sang Pencitpa.

Semuanya sudah plong, gadis yang dia cintai sekarang sudah menjadi istri sah-nya, tinggal menunggu gadis itu untuk turun ke bawah menemuinya. Sudah tidak sabar rasanya selama satu minggu dia di pinggit tidak boleh menemui sang pujaan.

=====
08.06

"Sah!" Satu kata, yang mampu membuat hati gadis bermata belo dengan riasan pengantin ini menjadi lega, sekarang lelaki yang mengucapkan ijab qobul di bawah itu menjadi suaminya.

Betapa bahagianya dia sekarang.

Rasa haru tiba-tiba menyeruak keluar.

"Tuhkan udah sah, selamat ya Mbak, semoga menjadi keluarga yang bahagia." ucap si perias dengan senyum tulusnya.

"Makasih." Gadis itu tersenyum lebar dengan mata yang berkaca-kaca.

Pintu kamar terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya tersenyum lembut kearahnya.

"Sarah ayok."

=====

Semua atensi para tamu undangan langsung berpaling pada anak tangga yang sudah di lapisi dengan karpet merah, terlihat begitu mewah, di sana seorang gadis dengan kebaya putih dan hiasan kepalanya membuatnya terlihat begitu cantik serta wanita paruh baya yang berada disampingnya yang tak kalah cantik meskipun usianya tidak muda lagi.

Sementara si mempelai lelaki hanya bisa terpaku melihat gadis yang sekarang sudah resmi menjadi istrinya itu, senyumnya semakin melebar.

Cantik, satu kata yang melintas di fikirannya.

Unexpected Meeting [Hanis Saghara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang