Jakarta, 27 September 2017
SEBUAH sajak yang sengaja kutuliskan untukmu.
Hari ini aku kembali merasakan rindu
Rindu yang terasa begitu menyiksa disetiap waktu
Apa aku lemah untuk menghadapi semuanya?
Sepertinya aku hanya kurang siap untuk melawannya.
Desau angin selalu membisikan telingaku akan namamu
Butiran hujan selalu mengingatkan fikiranku akan dirimu
Apa dunia ini masih akan terus mengujiku?
Menguji untuk tahu seberapa cinta diriku terhadapmu?
Namun bukannya Tuhan selalu tahu,
Bahwa namamu selalu kusebut dalam setiap kalimat didoaku.
Disini aku selalu merindukanmu
Apa disana kamu juga selalu memikirkanku?
Aku selalu ingin tahu perihal hatimu,
Namun apa dayaku yang hanya menjadi butiran debu dihadapanmu?
Aku ingin tahu,
Apa masih ada nama ku dalam hatimu?
Apa masih tersimpan memori tentang kita diingatanmu?
Apa semua masih tergambar jelas di ingatanmu tentang kita yang pernah sama-sama memadu asmara?
Aku selalu meminta tolong kepada Tuhan agar bisikan pada mimpimu perihal kerinduanku yang tak bisa terbendung.
Apa kamu pernah mendengarnya?
Aku disini menunggumu kembali
Apa haluan hatimu akan berbalik arah menujuku?
Atau hatimu sudah sangat yakin bahwa dirinya yang kamu jadikan rumah tempat berteduh dikala sang hujan mulai turun membasahi bumi?
Dahulu kamu adalah miliku
Dan dahulu kamu yang memiliki ku
Namun sekarang, kamu telah menjadi miliknya.
Dan aku hanya bisa melihat dengan senyum paksa bahwa dirimu telah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Diary Of Unsent Letter
Truyện NgắnSOME PART ARE BASED ON THE TRUE FEELING Highest Rank : #439 In Poetry 6/10/2017 #449 In Poetry 26/9/2017 #533 In Poetry 25/9/2017 #579 In Poetry 24/9/2017 #791 In Poetry 22/9/2017 #879 In Poetry 20/9/2017 #914 In Poetry 16/9/2017 Sebuah catatan kec...