Jakarta, 30 September 2017
Hai,
Lelaki hebatku yang selalu membuat candu.Dipenghujung bulan, aku ingin mengutarakan sebuah perasaan dan ingin menanyakan sebuah pertanda. Sedikit saja pertanda.
Perasaan yang sudah sering aku ucapkan di bagian-bagian sebelumnya. Dan mungkin, kata rindu, sayang, menyesal, sedih, memori dan kenangan akan mendominasi di kisah ini.
Jadi, jangan bosan ya?
Kamu pernah merasa sangat ingin kembali ke masa dulu?
Ketika sang takdir belum mempertemukan kita?
Aku dulu tak pernah berharap seperti itu asal kamu tahu.
Namun, setelah kepergianmu aku sering berfikir.
Lebih baik dulu kita tidak usah dipertemukan saja ya? Jadi aku tak perlu repot-repot menyimpan namamu dalam hati. Dan aku tak perlu repot-repot selalu merindukan mu dipenghujung malam.
Dibandingkan dengan sekarang? Ketika kita sudah bertemu dan sudah menjalani takdir bersama, walaupun pada akhirnya sang takdir pula yang sangat kejam untuk memisahkan kita?
Aku berharap suatu saat nanti pertemuan kita dapat terlupakan. Ah bukannya aku terlalu naif untuk melupakan semua pertemuan kita. Namun, aku sudah lelah dikejar rindu dan waktu yang semakin hari membuatku tersiksa.
Aku ingin bertemu, namun kamu sudah menjauh. Lalu bagaimana sekarang?
Aku ingin menjauh namun memori tentang kita selalu menggagalkan rencana itu. Terus, bagaimana sekarang?
Pedih ya semuanya. Terkesan lebih rumit dibandingkan dengan soal matematika. Aku benci matematika. Tapi aku suka berumit-rumit memikirkan mu. Padahal sekilas mengingat namaku saja pasti hal yang sangat kamu hindari. Betul?
Boleh aku minta kamu untuk beri tanda sedikit? Iya sedikit tanda bahwa masih ada 0,1% namaku dihatimu agar aku tidak terlalu sedih. Dan agar aku tetap bisa semangat untuk menunggumu disini.
Menunggu haluan hatimu kembali, kembali menuju ku. Sipemilik hati itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Diary Of Unsent Letter
Short StorySOME PART ARE BASED ON THE TRUE FEELING Highest Rank : #439 In Poetry 6/10/2017 #449 In Poetry 26/9/2017 #533 In Poetry 25/9/2017 #579 In Poetry 24/9/2017 #791 In Poetry 22/9/2017 #879 In Poetry 20/9/2017 #914 In Poetry 16/9/2017 Sebuah catatan kec...