Jakarta, 9 Oktober 2017
Selamat datang bulan baru!
Selamat membaca untuk kamu!Iya, kamu!
Pria yang selalu kujadikan topik disemua bagian cerita ini.
Mantan pria-ku.Sudah lama ya aku tidak menuliskan beberapa diksi-diksi lebay untukmu?
Ah belum, baru beberapa hari aku hiatus sejenak untuk menenangkan fikiran. Rasanya bagiku seperti sudah sebulan saja, tapi masih sebentar sih.
Belum lama seperti aku yang mencintaimu.
Iya, aku mencintaimu sudah sangat lama. 5 tahun sudah cukup lama kan bagimu?
Bagiku diseperdetik waktuku cinta ini, cinta yang tumbuh untukmu tak pernah memudar atau bahkan menghilang.
Entahlah
Seperdetiknya aku malah merasa bahwa cinta ini semakin kuat, walaupun hanya aku saja yang merasakannya.
Kamu?
Ah aku tidak ingin mendengar jawaban menyakitkan darimu.
Iya, bagiku jawaban pasti atas isi hati mu sekarang hanya akan menyakitiku.
Jadi, tak ada gunanya ya aku bertanya?
Dipenghujung hari dan di perawalan bulan ini, aku berharap.
Berharap bahwa kamu akan kembali menatapku.
Menatapku sebagai manusia,
Bukan seperti sampah masyarakat yang seharusnya dibuang dan dibakar agar tidak menambah polusi di kota ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Diary Of Unsent Letter
Cerita PendekSOME PART ARE BASED ON THE TRUE FEELING Highest Rank : #439 In Poetry 6/10/2017 #449 In Poetry 26/9/2017 #533 In Poetry 25/9/2017 #579 In Poetry 24/9/2017 #791 In Poetry 22/9/2017 #879 In Poetry 20/9/2017 #914 In Poetry 16/9/2017 Sebuah catatan kec...