🌸 Penonton atau Pelakon? 🌸

26 17 4
                                    

Jakarta, 05 Oktober 2017

BULAN Oktober telah datang.

Datang dengan sejuta kenangan.

Beserta dengan beribu-ribu harapan.

Diikuti dengan musim penghujan yang selalu meneteskan bulir demi bulir air hujan.

Aku tak tahu, apa bulan ini akan tetap menyedihkan seperti sebelumnya?

Atau ada keajaiban dari Tuhan?

Yang bisa aku lakukan hanya berdiam, mengikuti alur yang sudah di tentukan.

Aku tak bisa mengelak semuanya,

Atau bahkan menentang semuanya.

Terlihat begitu pedih,

Setiap bulannya kamu selalu memberi kejutan kecil untuknya.

Kejutan-kejutan yang selalu membuatku merasa iri.

Iri dan berharap kembali berada di posisinya.

Apa aku bisa?

Atau,

Selamanya aku akan tetap menjadi penonton setia kebahagianmu dengannya?

Hingga nanti aku menjadi saksi,

Saksi dirimu yang bersama dengannya di altar suci,

Mengucap janji

Dan tersenyum penuh arti.

Ah terlalu menyedihkan jika dibayangkan.

Aku ingin kembali di posisi itu!

Aku tidak ingin terus menerus seperti ini lagi.

Menjadi penonton atas kebahagiaanmu.

Tapi,

Aku juga tidak ingin mengotorkan reputasi harga diriku untuk merusak dan merebut kebahagiaanmu.

Lalu bagaimana sekarang?

Apa aku harus tetap berdiam diri?

Atau

Aku harus bertindak?

Tapi tindakan apa yang harus aku lakukan?

Aku terlalu bingung,

Dan aku juga terlalu lingung.

Seakan-akan tidak ada daya upaya dan kekuatan dalam diri ini untuk mengambil suatu tindakan.

Hati ini meronta untuk melakukan sesuatu,

Melakukan sesuatu yang dapat mengembalikanmu padaku.

Namun otak ini selalu menentangnya,

Selalu saja menghalangi hati ini yang ingin melakukan sesuatu.

Aku lelah.

Lelah berfikir bagaimana cara untuk menyatukan fikiran dan hati ini.

Aku sudah terlanjur mundur,

Sedikit demi sedikit.

Tidak sepenuhnya,

Karena sejujurnya bagiku mundur adalah hal yang sangat cemen.

Jika memang masih cinta, apa hati ini tidak sabar lagi untuk menunggu?

Baiklah,

Sekarang ku putuskan.

Aku,

Arneshya Queenola Luicy

Seseorang yang pernah menjadi pemilik hatimu,

Seseorang yang pernah menjadi alasan dari senyummu,

Seseorang yang telah menghancurkan hatimu,

Akan tetap berdiri dibelakangmu.

Menjadi seseorang yang akan selalu siap dan siaga untuk mendengar segala keluh kesahmu.

Walaupun kamu sama sekali tak pernah tahu bahwa aku masih berada tepat dibelakangmu untuk mengamati kehidupanmu.

Aku,

Akan tetap menjadi penonton setia kebahagiaanmu dengannya.

Hingga nanti datang suatu keajaiban dari Tuhan,

Merubah takdir bahwa aku akan kembali menjadi sosok yang menjadi alasanmu bahagia.

Bukan lagi menjadi penonton dari kebahagiaanmu dengannya.

Sekian,

Perempuan yang selalu mencintaimu.

The Diary Of Unsent LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang