Jakarta, 28 September 2017
PUISI kali ini akan ku persembahkan untukmu
Sang pujaan hati yang selalu membuatku merindu
Hai,
Bagaimana suasana hatimu pada hari ini?
Aku harap baik-baik saja
Karena disini aku sedang berusaha untuk terlihat baik-baik saja setelah kepergianmu yang meninggalkan duka dan luka.
Luka ini tak punya obat penyembuhnya.
Karena hanya kamu yang dapat menyembuhkannya.
Sudah kucoba berkali-kali
Namun segala usahaku seperti tidak ada gunanya sama sekali.
Pujaan hati,
Sekiranya, kapan kamu akan kembali?
Aku selalu menanti dipenghujung hari,
Apakah kamu akan kembali, atau akan tetap melangkah pergi.
Detik ini
Aku sangat sedih dengan segala yang telah kulewati.
Aku merasa sangat sia-sia untuk melanjutkan hidup ini.
Seperti angin yang terus berhembus tanpa memiliki arah yang pasti.
Ribuan daun yang berguguran dimusim semi
Menjadi saksi bisu dari kepahitan hidup yang kujalani,
Pahit karena sudah tidak ada lagi senyum manis yang kulihat dari wajah indahmu.
Menyedihkan karena sudah tidak ada lagi pembangkit semangat yang berasal dari dirimu.
Bahagiaku telah kamu renggut dan kamu bawa pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Diary Of Unsent Letter
Kort verhaalSOME PART ARE BASED ON THE TRUE FEELING Highest Rank : #439 In Poetry 6/10/2017 #449 In Poetry 26/9/2017 #533 In Poetry 25/9/2017 #579 In Poetry 24/9/2017 #791 In Poetry 22/9/2017 #879 In Poetry 20/9/2017 #914 In Poetry 16/9/2017 Sebuah catatan kec...