PART - 6 | Marriage Contract With Him

76.1K 1.7K 6
                                    


"MOR...!! "

Teriaknya tertahan ketika ia menutup mulut dengan kedua tangan ,ia membalikkan badan menyeimbangkan detakan jantung yang tak terkontrol serta nafasnya yang memburu . Katlyn mencoba merilekskan otaknya dan berpikir seharusnya ia tidak perlu terkejut karena ia telah dibayar untuk menjadi seorang istri, wajar saja bila ia tidur satu ranjang dengan suaminya.Lagi pula ini kan kamarnya morgan!!

Ia menyibakkan selimut dan mencoba berdiri. Morgan membuka mata dan menguap. Ia menatap katlyn yang memalingkan wajah ke arahnya.

Katlyn terlihat seksi dengan balutan baju tidur transparan itu, membuat gairah morgan naik. Ia mencoba fokus kembali pada percakapan pagi ini ,

Morgan menatap kaki jenjang Katlyn, "kakimu sudah pulih?"

"Sepertinya begitu. " ucapnya sembari melangkah gontai menuju kamar mandi kamar Morgan.

"Maaf aku tertidur di kamarmu. " lanjutnya sebelum menghilang dibalik pintu.

Morgan tidak menjawab, ia bangkit dari ranjangnya --berdiri mengambil tasnya yang tergeletak mengenaskan di kursi dekat cermin persegi panjang. Ia menatap penampilannya yang semrawut dengan jas masih terpakai, dasi yang berantakan. Ia terlihat seksi dengan dua kancing kemeja teratas yang terbuka .

Ia menatap wajah bantalnya sebelum melepaskan jas--dasi serta kemeja putih, menampilkan dada bidangnya yang seksi.

Katlyn keluar dari kamar mandi tersentak melihat pemandangan indah yang disuguhkan di depannya, ia meneguk ludah. Berjalan dengan gontai mengarah ke ranjang untuk mengambil kimono sebelum berjalan ke belakang Morgan.

"You are so sexy!" ucap Katlyn membelai tubuh telanjang bagian atas Morgan--menghembuskan nafas hangat di tengkuk pria itu serta menatap mata birunya di pantulan cermin persegi panjang di hadapan mereka sebelum melangkah berlalu menuju pintu.

Benar, ia sedang menggoda pria dingin itu.Entah mengapa. Ia sangat mendamba sentuhan tangan kekar pria itu pada setiap jengkal tubuhnya saat ini. Ia ingin selalu menyentuhkan tangannya di sela-sela dada bidang milik Morgan.

Morgan berdiri terpaku ada sesuatu yang berkedut dibawah sana. Ia sangat bergairah atas sentuhan kecil Katlyn.

Wanita nakal, berani-beraninya ia memancingku, batinnya sembari melangkah menuju kamar mandi.
Sial! mungkin dengan mandi air panas dapat melampiaskan nafsunya yang telah di puncak.


-----

Katlyn menghempaskan tubuhnya diranjang sembari menggigit bibir bawahnya, ia sangat tidak tahan sekarang. Ingin saja ia berlari kembali ke bawah menuju kamar Morgan dan menuntaskan libidonya sekarang juga. Namun itu tidak mungkin, morgan akan menganggapnya sebagai wanita jalang.

Ia berlari menuju kamar mandi, membasahi seluruh tubuhnya yang panas dengan semburan air dingin yang menenangkan gairahnya sejenak.

Katlyn menyelasaikan mandinya.Memakai dress berwarna merah marron serta memoles make up tipis di wajahnya yang cantik . Ia ingin menemui seseorang pagi ini, tentu saja close friend -nya , Sara Francesca.

Katlyn berniat untuk menghubungi sahabatnya itu,ia mencari-cari ponsel ke segala penjuru kamarnya. Namun, tidak ditemukan. Suara ketukan pintu menghentikan aktivitasnya, ia melangkah ke asal suara--membuka pintu, seketika jantungnya hampir copot melihat seorang pria yang didambakannya berada dihadapan sekarang . Pipinya memerah.

"Eng.. " ucapan Morgan terbata serta canggung. Ia menatap leher panjang serta bahu Katlyn yang terekspos , ingin saja ia memendamkan kepalanya disana--menggigit serta menghisap kulit mulus itu.

Morgan mengusap tangannya di tengkuk leher,salah tingkah . Sebelum menyerahkan ponsel di tangannya, "Ponsel mu tertinggal di nakas. "

Katlyn terperangah sejenak sebelum mengambil ponselnya ditangan pria yang memakai kaos berwarna hitam berstrip putih. Ia terlihat berpakaian santai pagi ini, tentu saja hari ini akhir pekan.

"Oh ya.. terima kasih , More."

Morgan mengangguk pelan, sebelum pergi berlalu meninggalkan katlyn tanpa menyunggingkan senyum .

Katlyn mengangkat bahunya singkat sebelum mengambil tas berwarna silver di atas meja rias--berjalan keluar kamar menuju anak tangga untuk turun ke lantai bawah.

Katlyn menuju ruang makan untuk menikmati sarapan paginya, ia melihat morgan berada disana sedang menikmati sarapan. Mata birunya menatap katlyn sekilas sebelum kembali pada hidangan itu,pipinya terlihat merona.

Katlyn menarik kursi di depan meja--duduk, menyantap hidangan yang disediakan. Morgan menatap penampilan rapi katlyn,

"Kau hendak kemana? " ucapnya dingin mengentikan aktivitas katlyn.

"Hanya ingin menemui seseorang."


-----

"Are you seriously? " ucap Sara sembari tertawa.

"Kau sangat nakal, Kat! " godanya membuat semburat merah di pipi Katlyn.

Katlyn mendengus pelan--memajukan bibir.

"Lanjutkan saja, Kat.Ambil hatinya rebut uangnya. " lanjut Sara dengan mata biru berbinar .

"I will try! " serunya frustasi.

"Aku tidak tahan untuk menyentuh dada bidangnya, Ya Tuhan. " lanjutnya

"Mungkin kau bisa menggodanya dengan sedikit tarian erotis! " ucap Sara sembari tertawa membuat Katlyn ingin menendangnya sejauh-jauhnya.

"You make me like a bitch! " jawabnya dengan ekspresi sinis.

Sara tertawa keras,tanpa perduli bahwa ia menjadi pusat perhatian orang.

"But he was always cold to me."lanjutnya lirih .

"Sepertinya pria itu mempunyai masalah. " ucap Sara sembari menyuapkan roti Italia pada mulut kecilnya.

"Jangan bilang kalau ia memiliki masalah dengan kekasihnya!" seru katlyn

"Mungkin." ucapnya mengendikkan bahu ,"Kau harus mencari tahu."

Katlyn terdiam sejenak.

"I have an idea!!" jeritnya histeris membuat katlyn tersentak.

"What it?" ucapnya sembari menghisap minumannya

"Kau bisa menyelinap ke kamarnya dan mengambil ponselnya ketika ia sedang tidur! "

Ucapnya berhasil membuat katlyn menyemburkan minumannya,

"You so crazy! Tidak mungkin bisa ,Sar. " jawabnya sembari mendesah panjang.

"You should try it! "Serunya memberi semangat.

Katlyn menggigit bibir bawahnya menatap nanar mata sahabat karibnya itu.

-----

Katlyn berjalan menyusuri trotoar dengan langkah cepat. Langkahnya terhuyung ketika wanita yang sedang menggenggam ponsel itu menabraknya.

Wanita bersetelan kaos merah,cardigan hitam, serta bercelana jeans .Kaki jenjangnya terbingkai high heels senada dengan kaosnya.

"Ups.. Sorry! " ucapnya menaikkan kacamata hitam ke atas rambut pirangnya sembari memalingkan wajah ke arah Katlyn .

"No problem! " jawab Katlyn tersenyum tipis--mengedikkan bahu sembari melangkah maju .

Wanita berambut pirang tersebut melanjutkan langkahnya berbelok ke Boutique Exclusive .


-----

Marriage Contract With HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang