Yuju berjalan tanpa arah. Ia mencari sosok lelaki tampan yang sepertinya sedang marah padanya. Ia berlari tak memperdulikan badannya yang sakit ini. Ia berlari ke seluruh penjuru sekolah namun tak menemukan Jaehyun.
Putus asa, akhirnya ia pergi ke uks dan melihat Jaehyun yang berdiri di depan uks. Dengan tangan tersilang di dada. Lelaki itu terlihat dingin tak seperti biasanya.
"Jaehyun."
Jaehyun menoleh, menatapnya dingin. Lebih dingin dari pertemuan pertama mereka. "Obati luka lo sana."
"Jaehyun, gue mau ngomong sama lo."
"Yaudah ngomong aja."
"Kenapa sih lo marah? Gue gak ngepukulin Chaeyeon. Justru dia yang mukulin gue!"
Jaehyun tertawa sinis lalu memandang Yuju. "Mau ngomong apa lagi?" tanyanya. Yuju memandang Jaehyun sedih.
"Lo lebih percaya gue apa Chaeyeon?"
"Gue percaya sama apa yang gue liat."
"Tapi yang lo liat itu cuman ¼ dari kejadian yang udah terjadi Jae!" Yuju menatap Jaehyun kesal. "Lo cuman liat gue yang waktu itu ngedorong dia dan mau muk—"
"Dan untung gue stop kan? Kalo gue gak dateng lo udah mukulin Chaeyeon sampe bobrok."
Yuju mengerutkan alisnya, "Oh, jadi lo ngekhawatirin tuh cewek? Huh? Cewek yang bikin hidup gue selama 3 bulan ini susah? Gitu?!"
"Gue gak ngekhawatirin dia. Gue cuman gak suka sama yang lo perbuat."
Yuju memandang Jaehyun tidak percaya. "Lo gak sadar hah?! Gue gak ngapa-ngapain dia! Lo liat muka apa tubuhnya Chaeyeon lecet?! Huh? Justru dia yang mukulin gue!"
"Keep talking."
"Lo gak liat gue luka-luka gini? Lo gak liat gue berdarah? Lo gak liat gue rela nahan sakit buat nyari lo?! Lo pura-pura gak liat?!"
Jaehyun terdiam. "Obati luka lo."
"Gak sebelum lo dengerin penjelasan gue."
"Penjelasan apa lagi? Gak ada yang perlu dijelasin lagi. Gue udah liat semua." Jaehyun meninggalkan Yuju yang menatap Jaehyun kecewa.
"Gak usah keras kepala Jae!"
"Gue gak keras kepala! Gue cuman meyakini apa yang gue liat!"
"Dan yang lo liat itu bukan kejadian yang sebenernya! Serius Jae, bisa gak sih lo dengerin penjelasan gue dulu?!"
"Gue gak perlu penjelasan lo lagi."
Jaehyun pergi meninggalkan Yuju yang menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca. "Gue benci sama lo Jae. BENCI! Gue gak mau ketemu sama lo lagi! Dasar cowok brengsek!" teriak Yuju lalu pergi meninggalkan Jaehyun yang masih terdiam.
Lelaki itu menoleh ke belakang hanya menemukan lorong kosong diikuti gema suara isak tangis Yuju.
.
.
1 minggu berlalu semenjak kejadian Yuju-Chaeyeon tengkar. Jaehyun tak terlihat menghukum Yuju lagi dan jarang terlihat bersama. Mereka tidak pernah saling sapa atau saling melihat. Hal itu tentu membuat Jaehyun tersiksa. Tapi namanya ego, Jaehyun tidak mau menyelidik kebenarannya. Pridenya terlalu tinggi.
"Dasar lo tuh sama aja kayak kak Taeyong." Cibir Doyoung. "Sama-sama gak mau ngakuin kesalahan, sama-sama sok kece, sama-sama mentingin pridenya, sama-sama—"
"Stop Young, jangan bikin nih anak makin down dong." Sergah Ten sebal. Mark menepuk bahu Jaehyun yang kini lemas duduk di bangku.
"Kan sama. Kak Taeyong tuh gara-gara pridenya ketinggian ceweknya jadi ninggalin dia tuh. Nggak ninggalin sih, dalam fase ninggalin dia."
Mark menatap Doyoung, "Udah kak, kasihan kak Jaehyun."
"Terus si Yujunya gimana?"
"Kayaknya biasa aja. Tadi gue liat dia tetep ngobrol sama temen-temen segengnya." Ucap Winwin. Ten terdiam lalu menatap Doyoung, "Ngomong-ngomong soal geng, bukannya lo sering tengkar sama cewek itu ya?"
"Heh? Tuh nenek lampir? Napa? Males gue sama dia."
"Nenek lampir? Oh Kak SinB?" Tanya Mark. Mark meskipun satu angkatan dengan mereka, dia tetap memanggil mereka semua dengan sebutan 'kak'.
"Tanya aja gimana nasibnya Yuju—"
"Gila lu?! Gimana kalo Yuju gak cerita tentang masalahnya sama Jaehyun? Ntar mereka malah tambah ngamuk ke kita!" ucap Doyoung sebal.
"Nggak kok, kayaknya Yuju cerita. Buktinya beberapa dari mereka natap sinis ke arah kita." Ucap Winwin santai. "Gue pernah dilirik tajam sama Eunha."
"Kesalahan Jaehyun sih."
"Hooh, kenapa sih Jaehyun ini."
"Menghilangkan kesempatan deket sama Yuju."
Jaehyun yang sedari tadi disalahkan langsung menatap mereka sebal, "Heh, jangan nyalahin gue terus dong!"
"YA LO KAN EMANG SALAH!" Teriak keempat orang itu bebarengan. Jaehyun mendengus kesal. Nasib emang punya temen kayak gini.
"Pokoknya lo minta maaf ke dia—"
"YEE GAK USAH MAAFIN TUH BOTOL KOSONG DEH!" Teriakan seorang cewek langsung menarik perhatian anak nct.
"Udah udah. Mending jangan ngebahas itu. Ju, gimana kalo minggu ini kita jalan aja?" tawar Yerin pada Yuju yang lesu.
"Lah? Gak belajar nih?"
"Mana bisa gue belajar kalo adek gue kayak gini? Woles aja." Yerin tersenyum lebar pada yang lain.
Ten tersenyum lebar, "Idaman deh, jadi makin cinta—"
BRUK!
"Yerinnya ogah sama lo." Damprat Doyoung kasar. Ten mendengus dan sedetik kemudian ia tersenyum. "Kita ikutin aja mereka?"
"Mau jadi stalker lo?!"
"Dengerin rencana gue dulu!"
"OGAH!"
"ANJENG!"
"10 poin."
"LAKNAT LO JAE!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] infelicis | yuju jaehyun ✔️
Fanfic『𝙥𝙞𝙣𝙠 𝙩𝙖𝙥𝙚 𝙨𝙚𝙧𝙞𝙚𝙨 』 udah patah hati, malah punya urusan sama ketua osis perfect. rasanya yuju mau ngumpat aja.