[dihukum]

3.8K 564 35
                                    


GUBRAK!

Yuju terbaring di rumput dan tanah. Gadis itu dapat merasakan punggungnya yang sepertinya retak serta pahanya yang sedikit dingin terkena angin. 

E..eh, jangan jangan.

Yuju langsung bangkit dan menutup roknya yang terbuka. Ia menoleh ke kanan dan kiri, memastikan gak ada yang ngintip dia. Aduh masalahnya Yuju lupa pake daleman nih...

"Ehem."

Yuju terdiam membeku. Matanya lalu menatap sepasang sepatu mengkilat yang ia yakin dibersihin setiap hari pake cat sepatu. 

Jangan sampe pak kepsek, atau guru galak, atau Seokmin atau, 

"Telat masih punya nyali buat naik pager?"

Jaehyun.

Yuju terdiam dan menghembuskan nafas pelan, kenapa sih dia harus ketemu si songong yang sialnya bernafas ini?! 

"Gak ada pilihan."

"Ikut gue."

"Ogah."

"Lo harus dihukum."

"Hadeh, lo tuh ya harusnya meringankan gue. Udah tau gue telat, tapi gue masih berjuang untuk masuk, dengan apa? Dengan manjat pager. Ya emang sih manjat pager tuh salah, tapi daripada gue bolos? Daripada gak di absen? Mending yang mana hah?!"

"Mending lo bangun pagi,  terus gak dateng terlambat." ucap Jaehyun. "Dan gak lupa pake daleman celana." 

Yuju melotot dan wajahnya memerah. "EEEEH JAEHYUN BANGSATTT!"

"10 poin untuk berbicara kasar di lingkungan sekolah."

"shit."

"10 poin lagi."

"AH DIEM!"

"Harusnya lo yang diem, ini udah waktu pelajaran, gak boleh teriak-teriak."

Yuju pengen banget ngetekin Jaehyun saat itu juga.

.

.

"101, 102, 103.."

Yuju menghitung dengan kesal. Ia disuruh squat jump  selama 200 kali. Emang laknat ya tuh orang. Hadeh, mana banyak anak olahraga lagi. Jaehyunnya sih gak ada, pelajaran. Dia bisa aja istirahat terus bohong, tapi takutnya nih si curut punya mata-mata. 

"137, 138,139, 140.."

"Anjerr Jaehyun.. kenapa ada manusia namanya Jaehyun sih. Bikin kesel astaga." Gumam Yuju. Ini hukumannya gak cuman segini gengs, Yuju harus lari keliling lapangan 5 kali. Dan lapangan sekolahannya ini bener-bener luas. Lari 2 kali aja udah berhenti.

Yuju melihat adik kelasnya yang sedang olahraga di pagi hari yang cerah itu. "Duh duh, tuh kenapa banyak yang milih dia jadi ketos sih? Gue dulu milih dia gak ya? Mana mungkin gue milih cowok songong bat kayak dia—"

"Udah selesai ngocehnya?!"

"EEE ANJ—" Yuju langsung menutup mulutnya karena sadar dia tidak boleh bicara kasar atau dipoin ntar.

"Udah hitungan ke berapa?"

"187."

"Cepet. Ntar baru lari."

"Lo gak ada pelajaran hah?" tanya Yuju kesal. Ini Jaehyun kok kayaknya gak ngikutin pelajaran biar bisa ngehukum dia sih?

"Baru pergantian jam. Lagipula gue udah belajar materi-materi selanjutnya. Udah jangan banyak ngomong!"

"Ya lo yang ngajak omong cabe!"

"Gak usah ngolok-olok gue."

"Mulut gue kepengen." ucap Yuju cuek dan langsung duduk setelah menyelesaikan squat jumpnya yang mengerikan. 

"Udah sana lari."

"AH BACOT ISTIRAHAT DULU NAPA?!"

"Salah sendiri lo telat. Ini konsekuensinya. Udah cepet atau gue tambah putarannya." 

Yuju udah mengeluarkan kata umpatan di dalam hati dan akhirnya pergi berlari mengelilingi lapangan. Gadis itu berkeringat cukup deras karena dia tadi belum sempet sarapan. Ya kalau sarapan mah dia tambah telat lah.

"Aduh nih lapangan gede banget siih."

Yuju menggerutu sambil menyelesaikan putarannya yang pertama. Ia lanjut berlari dengan kaki yang lemah dan nafas yang terengah-engah. Sinar matahari teralu terik di mata Yuju sekarang. Mana penglihatannya udah agak burem lagi. Kepalanya pusing. 

Tapi Yuju gak mau berhenti, dia nerusin larinya ke putaran ke 3 dan ke-empat. Tapi lama kelamaan larinya seakin pelan dan semuanya terjadi begitu saja, Yuju hanya bisa melihat kegelapan. 

.

.

Yuju mengerjapkan matanya ketika merasakan ia berada di ruang UKS yang dingin, Gadis itu bangkit dengan kepala yang sedikit pening. Ia melirik ke samping, melihat secangkir susu dingin dan kue kering yang sudah dingin di meja sebelah. 

"Uh, dimana ini."

"Oh, Yuju udah bangun." 

Yuju menoleh melihat guru piket yang kini mendekat ke arahnya. "Ini makan kuenya, sama minum susunya. Saya belikan makanan dulu."

"Gak usah bu—"

"Udah. Kamu ini gak sarapan, perutmu harus diisi! Makan aja!" 

"Iyaa." Yuju mau tak mau mengangguk dan mengambil secangkir susu yang dingin. Ia terdiam lalu melihat guru piketnya yang sibuk mengambil dompet. 

"Bu. Tadi siapa yang nganter saya kesini?"

Guru piket itu menatap Yuju dan mengernyit kecil, "Wah saya gak tau. Saya cuman dikabar ada murid pingsan dan cepet-cepet kesini. Terus tau-tau kamu ada disini. Mungkin pak Minho ya."

Yuju mengangguk mengerti dan mendesis. Di bayangannya Jaehyun pasti langsung pergi tidak mau bertanggung jawab anak orang pingsan gara-gara tuh anak. 

Yuju makin dendam sama Jaehyun. 

[1] infelicis | yuju  jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang