[pengakuan]

3.3K 465 13
                                    




"MISI MISI JAEHYUNNYA MANA YA?!" Teriak Eunha keras. Seluruh orang di lorong itu menatapnya bingung.

"Jaehyun? Oh, tadi sama temen-temennya mau ke gerbang, kayaknya mau pulang.."

"WHAT?! OKE MAKASIH GANTENG!" Eunha berlari menuju gerbang sekolah, berharap Jaehyun belum pulang. Ia berlari secepat kilat dan mencari sosok Jaehyun dengan mata elangnya. Ia berharap Jaehyun belum pulang karena ini keadaan gawat.

Benar-benar gawat.

Bagi Jaehyun sih.

Ia menyipitkan matanya dan langsung menemukan sosok Jaehyun bersama teman-temannya yang sedang berjalan bersama. Ia berlari ke arah Jaehyun dengan wajah panik.

"WOI JAE!"

Jaehyun menatap kaget Eunha yang wajahnya benar-benar mengerikan. "A..apaan?"

"Lo tadi belum minta maaf sama si Yuju ya?!"

Jaehyun mengerjapkan matanya dan mengangguk, "Iya. Gue terlalu malu."

"Ah gimana sih lo pler?!" Eunha mengacak rambutnya kesal. "Jangan malu-malu lo! Ini demi kebaikan lo dan masa depan lo!"

"Ya sori, gue terlalu gugup."

"Ah gimana sih lo?!"

"Yaudah sih, besok aja kan bisa?" tanya Winwin yang langsung dihadiahi jitakan dari Eunha. "Seenaknya sendiri ae lo ngomong pler!"

"Tapi kan besok masih bisa? Kenapa lo panik gini sih?" tanya Doyoung.

"Gue khawatir besok Jaehyun udah gak punya kesempatan lagi." ucap Eunha yang membuat kelima orang itu memandangnya bingung. "Maksud lo?"

"Seokmin ngajak Yuju balikan."

.

.

Perkataan Eunha itu membuat Jaehyun panik. Lelaki itu langsung pergi meninggalkan kelima orang itu disana dan pergi mencari Yuju. Ini gawat, benar-benar gawat astaga.

Jaehyun sadar kalo dia terlalu santai dan tidak gercep karena bisa saja Yuju menerima kembali Seokmin bukan? Dan kalau itu terjadi, berarti kesempatan Jaehyun akan hilang. Mereka hampir kelas 3 dan mustahil dia akan mencoba mengejar Yuju di bawah beban ujian dan sebagainya. Dan pasti Yuju akan menolaknya dengan,

"Maaf, gue pengen fokus belajar."

Teler Jaehyun nanti. Kalo udah lulus nanti nggak bisa satu kampus, gak bisa ketemu Yuju lagi. Mungkin aja sih bisa ketemu cewek lain, tapi bagi Jaehyun, Yuju itu one and only for him.

Jaehyun berlari dengan mata berkeliaran panik. Jantungnya berdegup kencang karena takut dan kehabisan oksigen. Ia berharap, Yuju tidak akan menerima Seokmin ke hidupnya lagi.

Ia berharap Yuju akan menolak pria itu, ia berharap perasaan Yuju sama dengannya, ia berharap perkataan Yerin dan yang lainnya tentang perasaan Yuju yang bingung itu benar, ia berharap ia masih mempunyai kesempatan bersamanya.

"Yuju!"

Persetan dengan guru, ia akan berteriak karena ini urusan yang lebih penting. Urusan tentang hati dan kejiwaannya.

"Yuju! Woi! Choi Yuju!"

"Yuju!"

"YUJU!"

"Apaan sih manggil-manggil gue ler?"

Jaehyun menoleh melihat Yuju yang kini berdiri tak jauh darinya. Gadis itu menatapnya bingung, dengan wajah kesal seperti biasanya. Jaehyun menatap gadis di ujung lorong yang kini berwarna oranye akibat pantulan sinar matahari sore.

"Ngapain—"

Jaehyun berlari ke arah Yuju dengan cepat dan langsung memeluknya.

Angin berhembus kencang meniupkan daun-daun yang kini berguguran. Sinar matahari sore menyinari lorong itu sehingga terlihat lebih indah dari biasanya. Disana, Jaehyun memeluk Yuju dengan erat, seakan-akan tidak menginginkannya untuk pergi.

"Ap..apaan sih.. ngapain?"

"Maaf, Ju, gue minta maaf." ucap Jaehyun. "Gue salah , iya. Banget. Gue kemakan ego gue dan langsung nyalahin lo tanpa mau dengerin yang sebenarnya. Gue bener-bener bodo sampe bikin lo nangis padahal jelas-jelas lo bela-belain nyari gue dengan kondisi tubuh lo yang kayak gitu."

"Gue minta maaf yang sebesar-besarnya Ju."

Yuju menatap Jaehyun yang menatapnya sedih dan berharap. Yuju terdiam menatap manik mata hitam yang bergetar itu. Gadis itu mengerjapkan matanya dan mengangguk, "Gue maafin lo Jae."

Jaehyun membelalakkan matanya lebar, "Beneran?! Lo maafin gue?!"

Yuju mengangguk. "Iya. Tapi lo gak usah sampe meluk segala dong. Kayak mau apa aja." ucapnya sambil tertawa.

"Karena gue takut."

"Huh? Takut kenapa?"

"Yuju."

Yuju melihat Jaehyun yang kini terlihat lebih serius. Gadis itu mengerjapkan matanya, Jantungnya berdegup kencang entah kenapa.

"Lo tau gak kenapa gue sering ngehukum lo?"

"Uh, karena gue sering ngelanggar?"

Jaehyun tersenyum, "Lo mungkin bisa nganggep gue gila tapi, itu karena gue pengen deket sama lo."

Yuju menatap Jaehyun kaget.

"Gue pengen bisa deket sama lo, tapi lo udah sama Seokmin. Dan waktu lo putus? Lo gak tau gimana bahagianya gue karena kesempatan gue bakal ada. Makanya gue sering ngehukum lo karena gue gak ngerti rencana apa yang bakal gue pake."

"Lo gak ngerti gimana gue selalu gugup waktu ketemu lo, gue deg-degan setiap lo ngeliat gue. Gue bahagia waktu liat lo ketawa bareng gue. Dan gue bener-bener terpuruk gara-gara kita berantem."

"Gue tau ini mungkin udah terlambat dan useless sekarang, tapi..." Jaehyun menatap Yuju yang kini memandangnya dengan mata terbelalak.

"Gue suka sama lo Ju."

Yuju merasakan jantungnya berdegup sangat kencang, seakan-akan akan meledak kapan saja.

"Gue suka lo sejak jaman mos, dan gue gak bisa ngedeketin lo. Cuman sekarang gue bisa deket sama lo dan nembak lo." ucap Jaehyun sambil menunduk. "Lo gak usah jawab perasaan gue, gue cuman mau ngasitau lo aja. Gak papa."

Yuju mengrjapkan matanya ketika Jaehyun berbalik pergi meninggalkan Yuju. Ia berlari kecil dan menahan tangan Jaehyun.

"Kenapa lo gak mau denger jawaban gue?"

Jaehyun tersenyum, "Bukannya lo udah balikan sama Seokmin?"

Yuju mengerjapkan matanya dan tersenyum. Senyuman itu membuat Jaehyun semakin sakit hati saja. "Nggak."

"Huh?"

Yuju tersenyum dan memandang Jaehyun, "Gue nggak balikan sama dia."

[1] infelicis | yuju  jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang