Mysha mengutuki kecerobohannya sambil kembali mengaitkan jari-jari tangan di depan tubuh. Napasnya masih menderu, akibat aksinya tak sampai semenit lalu. Tanpa sadar, dia mengaitkan anak rambut yang terjatuh pada telinga. Dalam hati dia menyalahkan keberadaan Axel yang membuat fokusnya beralih.
Ugh, Mysha masih berusaha mengusir getaran yang memenuhi seluruh tubuh ketika mendengar suara bariton milik Axel. Ingin sekali dia merasakan suara itu berbisik di telinganya dan merasakan napas Axel menggelitiki ....
"Kamu tidak apa-apa?"
Mysha tersentak dari pikiran liarnya ketika mata abu-abu Michael menatapnya khawatir, membuat jantungnya melompat-lompat. Berada di antara dua pria tampan ini tidak baik untuk kesehatan. Michael jelas tidak memiliki aura otoritas yang membuat semua wanita bertekuk lutut, tapi dia punya kehangatan yang membuat perempuan meleleh.
Kamu mikir apa sih?!
Mysha buru-buru mengembalikan kesadarannya ke kantor beraroma Musk maskulin yang sepertinya berasal dari tubuh Axel. Ototnya memang tertutup oleh jas dan kemeja tapi dia dapat membayangkan dirinya terperangkap di antara dua lengan kokoh it--
Cukup!
"A-aku ba-baik saja," balasnya menelan ludah sambil mundur selangkah, menjauhkan dirinya dari sumber khalayan.
Michael tersenyum, membuat tubuh Mysha kembali meremang. "Untunglah."
Terdengar suara deheman yang memaksa semua perhatian kembali kepada Axel. Mata sewarna batu safir itu berkilat dingin membuat Mysha kembali berdiri tegak dan merapikan baju. Bayangkan, dia baru saja mempermalukan diri sendiri di hadapan boss besarnya.
"Nama," perintah Axel kembali membersihkan kerongkongannya. Wajahnya sedikit mendongak dan kedua telapak tangan tersembunyi di balik saku celana, menatap Mysha seakan gadis itu tak lebih penting dari serangga.
Tidak ada waktu untuk merasa rendah diri, Mysha berusaha tetap tenang. Dia sudah kehilangan kesempatannya untuk menjaga image ketika dia terjatuh.
"My-Mysha Na-Natasha."
Michael menahan senyum ketika mendengar cicitan wanita di sampingnya. Axel keterlaluan memang, setelah menahannya untuk tidak membantu Mysha berdiri, kini dia membuat pegawai baru itu menggigil. Dalam hati, pria itu merasa sedikit lega, setidaknya Mysha lebih terlihat takut daripada terpesona seperti wanita-wanita lain yang jatuh dalam pesona sang CEO.
"Seperti yang sudah saya beritahukan, Tuan Delacroix." Michael menyelamatkan Mysha yang sepertinya akan diterkam oleh serigala bernama Axel. "Nona Natasha adalah General Manager yang baru. Beliau akan membantu Anda mengatur seluruh aspek di perusahaan ini termasuk menyajikan data-data yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan untuk Anda melakukan deal dengan pihak luar."
Axel menatap Mysha dari ujung rambut sampai ujung kaki. Bila wanita lain akan tersenyum menggoda, Mysha berdiri tegak dan kaku sambil menelan ludah. Pria itu memberi pandangan menilai dan seakan-akan menelanjanginya, membuat Mysha menggerakkan kakinya tidak nyaman. Mengapa tatapan Axel membuatnya makin ingin disentuh oleh lengan kekar itu?
"Bawa dia ke ruangannya." Axel memutus tatapan intens dan membalikkan badan. Pria itu berjalan santai ke arah meja kayu berwarna mahogani, sebelum duduk di kursi berlengan warna hitam.
Mysha tertegun. Dia sudah siap bila pria itu melontarkan kata-kata tajam memprotes penampilannya yang biasa. Gadis itu menarik napas lega sambil memandang punggung bidang yang menjauhinya. Mungkin saja, atasannya tidak semenakutkan yang dia kira.
Menakutkan tapi sexy.
"Sa-saya permisi, Pak." Mysha membungkam pikiran nakal yang menari-nari. Dia menoleh ke arah Michael dengan senyum teduhnya, seperti oase di padang gurun. Pria itu menganggukkan kepala dan bersiap membalikkan badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Night With CEO
Romance#3 in Romance 060118 | 180118 WARNING : 18+ Harap bijak memilih bacaan --------- Mysha Natasha, seorang general manajer yang nerd, memulai harinya di perusahaan multinasional. Celakanya, di hari pertama, dia menarik perhatian Axel Delacroix, CEO yan...