WRITTEN BY AstieChan
Badai perasaan memorak-porandakan dinding pertahanan yang selama ini dibangun oleh Mysha. Badai dahsyat yang disebabkan oleh senyuman tulus pria arogan di sampingnya. Senyum yang baru kali ini dilihatnya. Andai saja bibir itu lebih sering melengkungkan senyum seperti itu, bukan hanya senyum formal saat bertemu calon investor.
Benak Mysha kembali berkelana, kali ini ke suatu sabana. Hanya ada ia dan Axel, seperti saat ini. Mereka menghamparkan kain, berpikinik malam hari, berbaring menikmati hamparan gemintang di langit malam. Mysha akan bersandar di dada bidang Axel, lalu lelaki itu akan menunjukkan rasi-rasi bintang. Orion, Scorpion, dan Crux. Sementara Mysha berpura-pura melihat bintang yang ditunjuk oleh pria tampan itu, karena ia tak bisa menarik garis-garis khayal yang dibentuk oleh bintang-bintang itu.
"Are you hungry? Setelah ini, kita cari makan dulu, ya." Suara bariton Axel memecah lamunan Mysha dan menariknya kembali ke dunia nyata.
"Eh, ehm... Baik, Sir. Terserah Anda saja," jawab Mysha dengan nada formal. Ia sedang berusaha menghalau bayangan senyum Axel yang seolah menghipnotisnya dengan bersikap formal.
Axel benci Mysha yang terus-menerus bicara formal kepadanya. Mengapa ia tak bisa bersikap santai seperti saat bersama Micahel? Namun Axel menahan diri, ia mengepalkan tangannya kuat-kuat di dalam saku jasnya.
Tepat saat pertunjukkan Star Theatre berakhir, Rolex di tangan Axel sudah menunjukkan pukul 10.00 malam. Perutnya mulai memprotes minta diisi. Jika menuruti egonya, Axel tentu akan mengajak Mysha ke restoran mewah langganannya, tapi misi sedang tidak mengizinkannya untuk ke sana. Axel akan melakukan pendekatan dengan cara yang berbeda. Jika Axel selalu mengajak wanita menggunakan standarnya, kali ini dia akan menggunakan standar Mysha.
Axel mengendarai mobilnya membelah jalanan New York yang mulai lengang dengan perlahan, sengaja ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan gadis berprinsip kuat yang telah membuatnya penasaran setengah mati. Saat melintas di depan restoran burger, Axel mengambil jalur drive thru untuk memesan dua porsi big burger, salad, dan dua minuman bersoda. Terlalu berisiko meninggalkan mobilnya di lingkungan tempat restoran itu berada, hingga Axel memilih layanan drive thru.
"Ini, makanlah!" ucap Axel sambil menyerahkan satu paket makanan dan minuman pada Mysha.
Mysha menerima paketnya, tapi urung dibukanya. Meskipun lapar, Mysha terlalu takut mengotori mobil super mewah itu dengan noda saus atau remah-remah roti yang terjatuh akibat gigitannya.
"Terima kasih. Mengapa Anda tidak makan?" tanya Mysha saat melihat Axel meletakkan makanannya di samping perseneling.
"Nanti saja, susah makan sambil menyetir. Jarak ke apartemenmu juga tak jauh lagi," kilahnya.
Nyaris saja Mysha tersedak, mendengar Axel menyebut kata apartemen. Ia memutar bola mata, menimbang-nimbang haruskah ia mengundang Axel untuk masuk ke apartemen? Mysha mengingat-ingat lagi kondisi apartemennya sebelum ditinggal bekerja, cukup rapi meskipun pagi ini ia belum sempat membersihkan. Namun apakah ia sanggup menahan godaan pesona Axel jika membiarkan pria itu masuk ke dalam wilayah privasinya? Hal yang paling ditakutkan Mysha jika membiarkan Axel masuk ke apartemennya adalah ia tak bisa mengendalikan keinginan di dalam dirinya agar Axel mencumbunya, menjelajah setiap inchi tubuhnya dengan ciuman panas yang akan membakar api gairah. Tidak! Mysha menggeleng, menghancurkan khayalan liar dalam benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Night With CEO
Romance#3 in Romance 060118 | 180118 WARNING : 18+ Harap bijak memilih bacaan --------- Mysha Natasha, seorang general manajer yang nerd, memulai harinya di perusahaan multinasional. Celakanya, di hari pertama, dia menarik perhatian Axel Delacroix, CEO yan...