CEO Sexy 1 - Desahan yang Terhenti

1.3M 28.2K 1.4K
                                    

WRITTEN BY Shireishou

Kesempurnaan datang merengkuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesempurnaan datang merengkuh. Ketika cahaya matahari terbit membasuh ruang berjendela terbuka, hanya kepala kosong dan jantung yang berpacu, mampu menghias napas menderu.

 Ketika cahaya matahari terbit membasuh ruang berjendela terbuka, hanya kepala kosong dan jantung yang berpacu, mampu menghias napas menderu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada desahan terhenti kala suara ketukan terdengar bergema di sepanjang koridor pagi itu. Lipstik yang dipulas tergesa, rambut yang ditata sekenanya, juga baju yang dirapikan sebisanya, selesai tepat sebelum pintu ruangan diketuk untuk yang kedua kali.

Axel Delacroix bangkit tak acuh dari kursi malasnya lalu menuju meja kerja. Tubuh pria itu dihempaskan ke kursi putar bersandaran tinggi yang empuk. Mata biru cerahnya berkilat memerintahkan wanita yang telah dibuatnya berantakan sejak pukul tujuh pagi itu untuk segera membukakan pintu.

"Sampai jumpa lagi." Wanita itu mengerling manja sebelum membuka pintu dan mempersilakan seorang pria dengan setelan jas abu-abu tua untuk masuk ke dalam.

Sang wanita mengangguk sopan dan bergegas meninggalkan ruangan, meski ia heran mengapa pria itu datang ke kantor pagi-pagi sekali.

"Siapa wanita itu?"

Suara seringan kapas menyapa Axel yang kini bersedekap.

"Tidak kenal." Axel mengangkat bahu tak peduli. "Ada perlu apa ke sini, Michael?"

Michael Johannson menyodorkan map berwarna cokelat ke arah Axel. Namun tanpa menunggu, ia langsung meletakkannya ke meja. Mata berlensa abu-abu cerah itu menatap Axel penuh selidik.

Axel terlihat baru saja memperbaiki posisi dasinya. Jas yang sedikit kusut, serta terdapat sisa lipstik di kerah, membuat Michael bisa membayangkan apa yang baru saja terjadi pada CEO di hadapannya.

"Akan ada General Manager baru hari ini," ujar Michael tenang. Pria berkacamata itu sama sekali tak terusik dengan fakta yang baru saja didapatnya.

Dengan jemari yang kokoh, Axel membuka map di hadapannya. Alisnya mengerut ketika melihat foto yang tertempel di sudut kertas.

"Kenapa dia?" Axel seolah tak percaya melihat ada wanita dengan paras biasa-biasa saja bisa menjadi seorang GM. Yah, bukannya diskriminasi pada wanita berwajah pas-pasan di luar sana, tapi bagi Axel, paras cantik adalah salah satu syarat utama agar bisa bekerja dekat dengannya.
Axel sudah cukup muak dengan para manajer yang rata-rata sudah memiliki banyak kerutan di wajah.
GM adalah salah satu pekerjaan yang akan sering berhubungan dengannya. Sosok yang akan selalu hadir untuk memutuskan berbagai pertimbangan perusahaan. Mengganggu pemandangan!

[END] Night With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang