WRITTEN BY AstieChan
Michael mendorong pintu kaca ruangan Mysha, kemudian masuk dan menghempaskan tubuhnya di kursi empuk di depan meja kerja General Manager itu bahkan sebelum dipersilakan.
"Ini, minumlah!" Michael menyodorkan segelas hot espresso yang dibawanya. Aroma nikmat kopi menguar, menggelitik saraf-saraf indera penciuman Mysha dari asap yang mengepul.
"Untukku?" tanya Mysha. Pertanyaan bodoh, pikir Mysha. Jelas tidak ada siapa-siapa lagi di ruangan itu selain mereka berdua. Lagi pula jika bukan untuknya, mengapa Michael menyuruhnya minum. "Eh-maksudku, kau tak perlu repot-repot." Mysha tergagap.
"Tak masalah. Aku dengar dari security, hari ini kau datang jam empat pagi. Demi Tuhan, Mysh! Kau tak harus bekerja terlalu keras. Aku tak ingin melihat kantung mata yang semakin dalam di sini," ujar Michael sembari menyentuh bagian bawah mata Mysha dengan lembut.
Mysha refleks menarik mundur wajahnya dari jemari kokoh nan lembut itu. Ia tak ingin ada gosip-gosip yang menyangkutpautkan Michael dengan dirinya. Apalagi ia baru dua hari bekerja di kantor ini.
Selain itu ia baru saja membuat masalah dengan CEO-nya, jangan sampai ia terlibat masalah lagi dengan pengacara kantornya. Meskipun keduanya sama-sama tampan, ia tahu sikap mereka berbeda. Michael selalu bersikap manis, lembut, dan pengertian, tidak seperti Axel yang dominan, dingin dan penuntut."Sorry," ucap Michael saat menyadari reaksi Mysha.
"It's okay. Aku hanya nggak ingin ada gossip tentang kita. Ruangan ini dapat dilihat oleh siapa saja," jelas Mysha.
"Ya, kau benar. Bagaimana hari pertamamu? Apa kau sudah bertemu dengan Will?" tanya Michael.
"Everything went well. Dan ya, kemarin aku bertemu dengan Mr. Davis saat mengantar laporan untuk Mr. Delacroix. Jujur saja aku terkejut, kupikir direktur CLD sudah berumur, ternyata masih sangat muda dan tampan. Beliau ramah, efisien dan sangat profesional," terang Mysha. Tentu saja ia menyensor beberapa kejadian yang bisa mempermalukan dirinya, termasuk kejadian bersama Axel tadi malam.
"Kau satu-satunya wanita yang bilang William ramah," ujar Michael mengulum senyum. "Tapi syukurlah jika semua baik-baik saja. Aku sempat mengkhawatirkanmu, apalagi setelah kau tersungkur di ruang Axel." Kali ini Michael tak bisa menahan tawanya.
"Michael...! Please, jangan ingat-ingat lagi kejadian itu," sembur Mysha. "Aku terjatuh karena tak biasa memakai high heels."
Michael masih ingin menggoda Mysha saat ponselnya berdering. Ia buru-buru meninggalkan kantor Mysha setelah menjawab telepon itu.
"Mysh, I gotta go. Will sudah menungguku," kata Michael sebelum membuka pintu kayu yang membatasi ruang Mysha dengan ruangan staf.
Mysha mengacungkan jempolnya dan tersenyum sebagai tanda ia mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Night With CEO
Romance#3 in Romance 060118 | 180118 WARNING : 18+ Harap bijak memilih bacaan --------- Mysha Natasha, seorang general manajer yang nerd, memulai harinya di perusahaan multinasional. Celakanya, di hari pertama, dia menarik perhatian Axel Delacroix, CEO yan...