Aggresive CEO 9 - Hasrat yang Terpendam

616K 17.7K 365
                                    

WRITTEN BY AstieChan

"Kamu akan ikut ke Bangkok besok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu akan ikut ke Bangkok besok.
- Axel," ulang Mysha, sekali lagi membaca secarik kertas di tangannya.

Pesan itu begitu singkat. Tanpa basa-basi. Di dalam amplopnya terdapat sebuah tiket pesawat tujuan Bangkok untuk sekali pergi.

Netra emasnya memucat, tubuhnya mendadak terasa lemas. Mysha terduduk di kursi empuknya. Sebelah tangannya memijat kening yang tiba-tiba terasa pening.

Mysha tak mengerti dengan perasaannya sendiri saat ini. Amarah dan gairah melesak di dadanya, membuatnya sesak.

"Bagaimana mungkin Axel memutuskan hal ini tanpa bertanya lebih dulu kepadaku?" tanya Mysha geram.

Jangan-jangan ini hanya siasat CEO tampan itu untuk menjebakku agar bisa bersamanya. Atau mungkin ia memang benar-benar menyukaiku? Bukankah kemarin ia dengan angkuh menyatakan bahwa aku miliknya? Batin Mysha berperang. Jujur ia tak yakin jika sang Penakluk wanita itu menyukainya. Namun gagasan itu sangat menggoda.

Mysha kembali memandangi tiket pesawat di tangannya. Bangkok. Mengeja kata itu membawa pikirannya mengembara. Terbayang kota beriklim tropis yang menjadi jantung negara Thailand. Sebuah kota kosmopolitan yang lengkap dengan perpaduan masa lalu seperti istana dan kuil yang indah, sungai, kuliner yang eksotis, dan kehidupan malam yang semarak.

Ah, sayang Mysha hanya  bisa memandangi keelokan negeri lain di luar tanah kelahirannya sebatas ukuran majalah traveling atau seluas layar monitor gadget-nya. Ibu tak mungkin mengizinkannya pergi jauh meskipun hanya untuk beberapa hari.

Jika Mysha dan Axel benar-benar ke sana, mungkin mereka akan sedikit bersenang-senang setelah menemui beberapa klien dan melakukan pekerjaan. Berjalan-jalan ke daerah Rattanakosin, menikmati Kota Lama Bangkok dengan pemandangan Grand Palace dan kuil Wat Pho yang terkenal. Mengarungi sungai Chao Praya dan mengunjungi pasar terapung. Menikmati keseruan malam di daerah Sukhumvit.

Mungkin juga ia dan atasannya akan punya kesempatan menikmati malam yang romantis. Berdua, hanya berdua. Perlahan, dengan sangat perlahan, jemari Axel akan menyusuri wajah Mysha. Membelai kening, pipi, dagu, dan bibirnya. Axel mencondongkan dirinya lebih dekat, tersenyum menggoda. Mysha memejamkan mata, mendambakan bibir Axel menyentuh bibirnya.

Kemudian Axel menyapukan bibirnya ke bibir Mysha yang lembut. Tidak seperti ciuman yang nyaris ia lakukan di mobil saat makan malam waktu itu, kali ini Axel melakukannya dengan amat perlahan. Ia menunggu respons gadis berambut panjang itu.

"TIDAK! Ini tidak benar!" Mysha menggelengkan kepalanya, mengusir segala khayalan romantisnya bersama Axel Delacroix. "Aku pasti terlalu banyak menonton film drama romantis sampai jadi begini. Aku harus segera menemuinya!"

 Aku harus segera menemuinya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[END] Night With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang