Hanya bisa menjaga dan melihatmu dari jauh tanpa memilikimu seutuhnya adalah salah satu cara mencintai paling menyakitkan.
- Eyah eyah eyah :v
"Halo Zian! Udah sembuh tangannya?"
"Eh, oh Riri? Iya Alhamdulillah udah," jawab Zian, "Eh, lo ngapain meluk tembok gitu?" tanya Zian mengerutkan melihat Riri yang memeluk tembok di depan kelasnya.
"Oh ini? Soal--"
"Dia emang rada sinting Zi. Udah masuk, bentar lagi bel!" tiba-tiba Dimas datang memotong ucapan Riri dan langsung menarik tangannya masuk kelas.
Zian tersenyum melihat tingkah Riri yang menurutnya konyol dan menarik itu.
...
"Eh Zian! Ketemu lagi. Mau makan? Bareng aja yuk sama kita bertiga," ucap Riri dengan gembiranya.
"Oh boleh deh," jawab Zian lalu mensejajarkan langkahnya dengan Riri, Rara, dan Dimas.
"Lo mau modusin Zian ya?" tanya Rara ketika mereka sudah duduk di kursi kantin. Lantas Zian dan Dimas yang berada di depannya melirik ke arah Riri dan Rara.
"Ya enggaklah! Paling si Zian udah suka sama elo," jawab Riri dengan kebiasaannya makan sambil berbicara. Sehingga mie ayam yang dia makan kuahnya muncrat sana-sini.
"Iya nggak Zi? Lo sukanya sama Rara kan?"
"Ni anak kebiasaan. Makanan di telen dulu napa!" Dimas akhirnya mengelap pipi Riri dengan tisu.
"Iya kan Zi?" tanya Riri tak mengacuhkan Dimas.
Zian akhirnya hanya tersenyum.
"NAH KAN! BENER APA KATA GUA!" Riri berseru dengan semangatnya sambil menggebrak meja, bahkan ia sampai berdiri.
Sontak saja, Rara, Dimas, dan Zian terkejut. Semua siswa bahkan menoleh ke arah bangku mereka berempat.
Dimas hanya menghela nafasnya pelan, dan melanjutkan makan dengan kepala menunduk, begitu juga Riri dan Zian.
"Ri. Kalo Zian ada kontak elu kaga?"
"Kaga," jawab Riri seadanya.
"Ih anjay dah lu. Orang ganteng gini lo sia-siain. Ah elah dah. Kalo gue jadi elo, udah lama dah si Zian gue embat," kata-kata yang keluar dari mulut Riri sontak membuat Dimas memberhentikan kegiatan makannya dan menatap lurus kearah Riri.
"Kenapa lo?"
"Bisa diem ga? Gue lagi makan."
"Ah el--"
"Makan!" Dimas langsung menyendokkan mie ayam Riri kemulutnya.
...
"Mas. Lo gamau cepet-cepet nembak Rara gitu? Ntar keduluan sama Zian baru tahu rasa lo," tiba-tiba ocehan Riri akhirnya keluar juga karena guru sedang tidak masuk.
"Iya nanti, bentar lagi," jawab Dimas seadanya dengan mata tak terlepas dari handphone di tangannya.
"Eh jangan nantilah. Ntar Rara nungguin. Iya nggak Ra?" tanya Riri kearah Rara sembari menaikturunkan alisnya.
"Diem dah lo. Nih--" perkataan Dimas terpotong
Tingg...
Notif instagram Riri berbunyi - Ooh Sehun memulai siaran langsung.
"Dabest! DIM MINTA HOTSPOT!" Riri langsung menarik handphone Dimas dan mengaktifkan hotspotnya.
Lagi-lagi Dimas menghela nafasnya, sabar.
Sudah hampir 15 menit Riri menonton siaran langsung Sehun, sudah jelas pasti ia berteriak-teriak tak jelas, dan sudah hampir enam orang menjejali kursinya yang sesama fangirl EXO itu, membuat Dimas sesak juga.
"Ra, keperpus sekarang aja, kita sama-sama gaada guru," tiba-tiba Zian datang memasuki kelas Riri.
"Oh boleh sekarang aja gapapa."
"Dim, mau ikut?" ajak Zian.
"Boleh gue juga lagi sesek gini," ujar Dimas menatap kearah Riri yang masih sibuk berjerit-jerit ria. Mungkin saat itu Sehun sedang menampakkan wajah kucing minta makan, yang wink-wink gitu.
"Eh Ri. Mau sekalian ikut juga?"
"Nggak ah lagi ser-- Yah!!! Kok udahan sih siarannya," ujar Riri yang tiba-tiba cemberut dan menatap kesal kearah handphonenya.
"Yaudah deh gua ikut. Dim, jangan dimatiin dulu hotspotnya. Gue mau searching berita Sehun yang dikejer-kejer mak lampir."
"Iyain aja biar cepet," ujar Dimas yang langsung melangkah keluar.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Teyengan [Completed]✔
Short Story[Private some chapter, ending, and ekstra part. Follow me first for comfortable reading. Thanks!!] Pernah denger istilah jomblo teyengan? Okeh itu teh bahasa Jawa artinya Jomblo Karatan. So udah pernah dengar jomblo karatan? Ini hanya sekelumit ceri...