8 - Aih, Siapa Ya?

2.3K 219 2
                                    

Ada yang harus dikatakan dan ada yang tidak. Contohnya suka sama kamu, cukup dengan tindakan aku ke kamu, udah bisa ngejelasin banget kalo aku beneran suka sama kamu. Tinggal kamunya aja, peka atau enggak.

- Aih, siapa ya?

"Gue liat belakangan ini sikap lo ke Riri beda banget Dim."

"Beda gimana?" tanya Dimas menoleh ke arah Rara sebentar, lalu perhatiannya kembali kearah laptop di depannya.

"Ga sih. Rada aneh aja gitu. Ga kayak biasanya."

"Kenapa? Lo cemburu?"

"Eh gaada-ada," sergah Rara.

"Terus?"

"Dah gua mah nanya doang!" ucap Rara cepat.

Dimas hanya mengedikkan bahunya dan kembali sibuk me-revisi karya tulis mereka yang kemarin lolos seleksi di nasional.

"Yoo.. Gimana Ra, Dim? Maap, gua baru abis persentasi tadi. Anak kelas banyak bacotnya dah. Ngeselin. Ini interupsi, yang satu ngebacot. Ga selese-selese anjay."

"Ngoceh mulu. Kerjain." Dimas mendumel kecil.

"Iya bos iya," jawab Zian sekenanya. "Eh ngomong-ngomong Riri mana? Tumben tuh anak ga nongol?"

"Ciyee yang mulai nyariin Riri."

"Hahaha... Kagalah. Cuma berasa aneh aja gitu. Biasanya kan tuh anak udah ngoceh gajelas dah."

"Riri dem--"

"Lanjutin Ra bagian elo." Dimas memotong perkataan Rara.

"Eh kenapa tadi Riri?"

"Ga kenapa-napa."

...

"Assalamual—"

"BEGO BANGET SIH JAH!!" pekik Riri yang lantas memotong ucapan salam Dimas. Di ruang tengah, terlihat Riri bergelung dengan bed cover dan memegang stik pe'es. Ia baru saja memukul kepala Ira dengan stik pe'es. Ira adalah adik Riri yang amat sangat feminin dan suka dandan. Mungkin karena alasan itu Riri memanggil Ira dengan sebutan Ijah, Ibu-ibu Jaman nHow.

"APA SIH KAK RIRI!" Ira balas memekik lantas langsung memukul kepala Riri balik.

"Dah lu! Temenin mama aja tuh masak di dapur. Pakek bilang mau main pe'es segala. Bisa aja kaga!" bentak Riri.

Mama Riri, Zahra, menghela nafasnya pelan.

"Samperin aja Dim," ujar Mama yang sudah malas dengan pertengkaran kedua anaknya itu.

"Lu sakit dah, ngapain maen disini!" ujar Dimas yang sudah berada di samping Riri, lalu menarik selimutnya hingga Riri berdiri.

"Eh Abang Dimas jengukin aku yeayy.. Bawa makanan jugaa!!!" pekik Riri yang langsung merebut bungkus plastik ditangan Dimas.

"Bang Dimas," ucap Ira lalu menyalami Dimas.

"Ayo Dim keatas. Gua mau makan! Gausah kasih Ira." Rara langsung menarik lengan Dimas.

"Siapa juga we mau minta!" pekik Ira namun menekuk wajahnya.

"Assalamualaikum," pintu tiba-tiba terbuka dan menampakkan sosok Rara.

"MANTAB DJIWA. Ada Rara juga." ujar Riri yang matanya langsung menatap kearah bungkus plastik di tangan Rara. Dengan cepat, Riri langsung menyambar kantong plastik itu dan berlarian menuju kamarnya di lantai dua, sambil tertawa seperti orang gila.

...

"Enyak euy. Herbaik dah mamahna Himas hasak makanan!" ujar Riri dengan kebiasaannya mengoceh sambil makan.

"Makan bener-bener Ri!" marah Dimas seperti biasanya.

"Hiya uyh!" sungut Riri. Rara hanya tertawa kecil lalu memegang dahi Riri.

"Udah rada baikan dah dari kemarin. Lo sih kenapa dah, cuma ngejar om-om jualan es krim doang sampe ujan-ujan ke komplek sebelah."

"Kan udah gua bilang, gua gapernah absen buat ngeliat muka ganteng akang-akang es krimnya dah. Kebetulan kemaren ujan! Makanya demam gini," ujar Riri membela diri sambil menyeruput teh hangatnya.

"Iyain aja dah biar cepet."

Heekk ahmm... *baca lagi sendawaan

"Kenyang jir!" ujar Riri sembari tersenyum senang.

"Cewek kok gini!" Dimas menoyor kepala Riri membuat Riri mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah. Turunin dulu nasinya. Terus cepet tidur, istirahat," lanjut Dimas.

"Lah kalian gim--"

"Kita berdua mau numpang pacaran," potong Dimas datar, dan menarik lengan Riri untuk menuju kasur. Sontak saja perkataan Dimas membuat Riri membelalakkan matanya dan--

"Anjir anjir anjir. Udah pacaran aja. Sejak kapan. Kok ga kasih tau gua?!!" cerocos Riri cepat, "Pj gua mana. Peje peje pej-- Eh bentar. Ra, lo kok ga cerit--"

"Istirahat. PJ nanti gua kasih," ucap Dimas lagi.

"Serius ya seri--"

"Iya!"

"SIAP BOSQUE!" pekik Riri, lantas melompat ke atas kasurnya.

...

"Kok lo ngom--"

...

Maaf baru balik lagi. Semoga kalian ga lupa jalan ceritanya :)

Jomblo Teyengan [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang