Mana ini para penagih ekstra part? Cung hand :v
...
"Hai calon istri!" tiba-tiba kepala Dimas menyembul di pintu kamar Riri.
"Astaghfirullah!" Riri melonjak kaget. Ini pagi buta - jam 06.20 - menurut Riri, "Lo ngapain kesini pagi-pagi!" bentak Riri.
"Dih jangan marah-marah gitu dong. Lo harus biasain kalo tiba-tiba gue manggil lo istri gue."
"NAJIS LO!"
"Najis-najis tapi suka kan?" Dimas mengedikkan matanya.
Astagaa, kenapa Dimas jadi gini. Kan ga sehat buat jantung.
"Keluar lo!" Riri mendorong tubuh Dimas keluar dari kamarnya.
"Okesiap Ibu Negara. Saya tunggu dibawah yaaa :D"
"SERAH!!" Riri membanting pintunya. Terdengar suara cekikikan Dimas dari luar.
Keluar dari WC. "Hai calon istri." Dimas bersandar di samping WC perempuan.
"Astaghfirullah!"
Dimas langsung pergi gitu aja. Sambil menyelipkan kissbye-nya yang membuat Riri ditatap aneh oleh teman-teman sekelasnya yang juga baru ganti baju.
Dikantin, "Hai calon istri," sontak badan Riri mematung. Kantin ramai. Suara Dimas gede banget njir.
"Makan yang banyak ya :D" Dimas mengusap-usap kepala Riri, lantas melanjutkan langkahnya bersama rombongan laki-laki.
Dikelas, "HAI RIRI. CALON ISTRI GUE!" jerit Dimas dari depan pintu ketika hendak melangkah ke kelas. Refleks saja seluruh teman sekelas Riri menoleh kearah Riri. Yang kini sudah menenggelamkan wajahnya di meja. Malu anjir.
"Astaghfirullahaladzim. Astaghfirullahaladzim." Riri mengucap dalam hati tak henti-hentinya.
"Lo kenapa? Sakit ya?" tiba-tiba suara Dimas sudah berada di dekat kupingnya.
Riri diam.
"Ri? Lo kenapa? Lo ga mati kan?" Dimas mengguncang-guncang kedua lengan Riri. Melingkari punggungnya.
"Ri. Riri."
"LO KOK ALAY SIH DIM?!" tiba-tiba Riri menegakkan tubuhnya dan membentak dan menjerit tepat ke muka Dimas.
Fiks, mereka berdua jadi tontonan teman sekelasnya.
"Alhamdulillah. Calon istri gue masih idup ternyata."
Riri geregetan. Ia mengacak-acak rambutnya hingga bener-bener berantakan. Setelahnya ia langsung berdiri dan menggeret lengan Dimas sampai kebelakang kelas. Untungnya saat itu sedang sepi.
Riri menghembuskan nafasnya keras, "Kok lo alay sih Dim? Sumpah bikin gue risih banget. Seumur-umur gue temenan sama elo. Baru kali ini gue ngeliat tingkah elo yang gini. Lo sakit hah?!" Riri menekan kata-katanya. Terlihat ia ingin marah, wajahnya memerah.
Dimas hanya tersenyum.
Meleleh adeq Bang.
"Nggak. Gue cuma suka aja. Akhirnya gue bisa milikin elo, setelah sekian lama."
Tiba-tiba tubuh Riri menghangat.
"Tapi, ga gitu juga kan caranya." Riri jadi sedikit merendahkan suaranya.
"Terserah. Gue cuma mau tunjukin kalo lo itu udah ada yang booking."
"Lu kira gue hotel?"
Dimas tertawa, "Maksudnya di booking buat jadi ibu dari anak-anak gue."
Pipi Riri memerah, "Sumpah Dim. Lo--" kalimat Riri terpotong.
"Sini cium." Dimas secepat kilat mencium pipi Riri. Riri sontak mematung, tak berkedip.
"Ciyee, yang pipinya jadi merah lagi."
Suka nanggung banget sih Dim -,- batin Riri.
...
Nih yang pada baca cerita gue, pada nge-vote nggak? :P
![](https://img.wattpad.com/cover/123981820-288-k118008.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Teyengan [Completed]✔
Short Story[Private some chapter, ending, and ekstra part. Follow me first for comfortable reading. Thanks!!] Pernah denger istilah jomblo teyengan? Okeh itu teh bahasa Jawa artinya Jomblo Karatan. So udah pernah dengar jomblo karatan? Ini hanya sekelumit ceri...