Bukan tentang memiliki. Tapi mampukah kita untuk menjaga. Sesederhana itu.
-
Tok tok tok.. Berkali-kali Dimas mengetuk pintu kamar Riri.
"Ri bukain napa pintunya."
"Nih gua bawain juga pempek Mang Rusdi. Tadi di sekolah, saking marahnya sama gua, lu lupa minta. Nih gua bel--"
Ceklek.. Riri membuka pintu kamarnya, membuat senyum Dimas mengembang.
Bisa jadi miskin beneran kalo bangun keluarga sama Riri kayaknya.
"Mana?" tanya Riri ketus.
"Apa yang mana?"
"Pempek," ucap Riri tanpa malu-malu dan matanya langsung bergerak cepat menangkap bungkusan putih di tangan Dimas. Dengan cekatan ia hendak merebut bungkusan plastik di tangan Dimas. Tapi dengan cepat Dimas mengangkat kantong itu. Riri langsung meloncat-loncat. Tentu saja, Dimas mengangkatnya semakin tinggi dan terbahak-bahak.
"Awas deh, loncat-loncat gini. Ntar kecium gimana?" ujar Dimas yang spontan membuat Riri berhenti dan langsung meninju perut Dimas, walaupun tidak terlalu kuat.
"Aduh iyaiya. Nih nih gue kasih."Dimas menyodorkan bungkus plastik yang sudah jelas pasti disambar oleh Riri.
Tanpa dosa, senyum Riri langsung terukir dan melangkah masuk kamarnya. Dengan cepat Dimas mengiringi masuk ke kamar Riri, kalau tidak mau ditutup secara mengerikan lagi.
Terlihat bungkus McDodol berserakan di lantai, padahal baru sebentar rasanya tadi Riri makannya.
"Gue denger semuanya! Tadi lo ngomongin gue sama Bapak go-enaknya lu pacar gue. Pakek ngatain gue dateng bulan lagi!" marah Riri.
"Daripada Bapaknya bilang kita suami istri, enakan bilang pacaran aja kan? Nanti disangka kamu nikah mud-- Adaww iyaiya." Riri mencubit perut Dimas.
Setelah itu Riri diam dan melanjutkan makan McDodolnya yang belum selesai.
"Ri, lo suka gue kan? Ngaku deh."
Anjir ni anak!
Riri diam saja tak menjawab.
"Jadi pacar gue mau gak? Atau lo udah suka sama Zian?" tanya Dimas frontal.
"Lo kenapa sih Dim. Ga biasanya kaya gini!" ucap Riri ketus.
"Tinggal jawab aja mau apa kaga. Eh jangan deh, ntar lu bilang gamau. Kan gue jadi sedih. Jadi jawabannya harus iya aja deh. Berarti fiks sekarang lo jadi pacar gue ya," ucap Dimas seenaknya dan langsung mendekatkan wajahnya ke muka Riri. Fiks beneran, wajah Riri jadi merah, dan hal itu benar-benar disadari oleh Dimas.
Astaga, Riri bahkan menahan detang jantungnya apalagi wajahnya agar terlihat biasa saja. Tapi kali ini wajah Dimas beneran bikin meleleh.
Riri lantas menarik wajahnya untuk menjauh lagi dari Dimas. Kali ini bukan marah, ia malah kelihatan kikuk dan salah tingah, membuat Dimas terkekeh pelan.
"Apasih. B-bukannya lu udah pacaran sama Rara?"
Anjir kenapa gue jadi gagap gitu. - batin Riri merutuki kebodohannya.
"Ya kagalah. Kalo emang suka sama Rara, paling udah dari kelas X dulu gue pacaran. Tapi guenya kan suka sama elo."
Mendengar itu hati Riri menghangat. Riri bahkan tak menyangka, cowok yang entah sejak kapan ia sukai ini mengungkapkan perasaan padanya lebih dulu.
Riri terdiam, hingga akhirnya Dimas bersuara lagi, "Lo cantik kok Ri. Sebenernya banyak cowok yang memang niat pengen deketin elo. Tapi gara-gara Ra--"
"Iya gue tau," ucap Riri memotong perkataan Dimas, lantas Dimas menatap Riri terkejut dengan dahi mengernyit.
"Gue ga sebego itu kali Dim. Gue sering ngerasa aja, pas gue deket sama cowok, tiba-tiba aja Rara sering ngobrol gitu dah sama cowok itu. Gue gatau alasannya apa."
"Kalo lo tahu gitu kenapa masih ditemenin?"
"Soalnya Rara sering jajanin makanan ke gue. Heheheh..." Riri terkekeh yang disambut bletakan di dahinya.
"Jadi, misal ada cowok yang jajanin elo banyak, lo mau aja gitu kalo diajak nikah?" tanya Dimas.
"Gatau. Kalo sama elu sih mau. Ehh.. Nggak nggak nggak!" tak sengaja Riri keceplosan dan langsung menutup mulutnya.
Dimas langsung tertawa terbahak-bahak. Melihat salah tingkah Riri.
"Yaudah jadi pacar gue ya?"
Rara tampak berfikir sejenak, "Tapi kalo putus kita jadi canggung. Enak sahabatan gini aja deh kayaknya," ucap Riri malu-malu dengan suara yang sangat kecil.
"Yaudah deh up to you. Kalo gue lamar mau ya nanti."
"Apasih!"
"Ciye yang pipinya jadi merah."
-tamat-
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Teyengan [Completed]✔
Cerita Pendek[Private some chapter, ending, and ekstra part. Follow me first for comfortable reading. Thanks!!] Pernah denger istilah jomblo teyengan? Okeh itu teh bahasa Jawa artinya Jomblo Karatan. So udah pernah dengar jomblo karatan? Ini hanya sekelumit ceri...