kebetulan yang manis

17 2 2
                                    

*Alena's POV

Aku sangat nyaman berada di sampinya, seperti kami ini sudah sangat akrab dari dulu. Aku pun bercakap-cakap dengannya hanya sekedar membicarakan identitas formal biasa yang di tanyakan seseorang saat awal bertemu, tak lama aku berbincang-bincang. Aku pamit pulang, ia menawarkan untuk mengantarku. Dan aku mengiyakan saja. Toh aku juga nyaman di dekatnya. Ia mengantarku smpai di depan rumahku. "Makasih, udah mau nganterin aku pulang" ucapku padanya sambil tersenyum. "Ohh, iya gak papa. Ehmm, alena gue boleh mintak no lo gak??" katanya dengan wajah malu-malu. "Ehmm, boleh kok" jawabku. Akhirnya dia pun pamit, dan aku segera masuk ke dalam rumah. "Tadi dianter siapa??" tanya kak alea padaku. "Ohh itu, temen baru. Dulu sempet ketemu di cafe. Dan ternyata dia tinggal sekitar sini" jawabku. " ohh temen, yaudah gih cepet mandi trus istirahat" jawab kak alea. Kakaku memang sangat perhatian padaku. Aku pun segera masuk ke kamar dan membersihkan badanku. Setelah selesai, aku pun berbaring di atas ranjangku. Mencoba menelaah kejadian beberapa hari ini, mulai dari bertemu dybala di cafe, menabraknya, cemburu liat dia udah punya cewek, sampai dia yang sebenernya tetanggaku sendiri. "Alena, ngapain sih elo mikirin cwok itu??, dia itu udah punya pacar. Lo gak boleh suka sama pacar orang. Gak boleh" pikirku smbil mengacak-ngacak rambutku.

Look Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang