Aku menuju pantry yang ada diujung koridor kantor. Niatku, ingin menyeduh segelas kopi hitam.
Sialnya diperjalanan pulang kerumah kemarin. Bosku menelpon, mengatakan jika besok ada rapat dadakan dan aku harus datang lebih awal menyiapkan seluruh berkas yang harus dibawanya.
Setelah selesai dari rapat sialan itu, aku berniat pulang. Karena hari ini aku merasa tak enak badan.
"Pak, saya boleh izin pulang? Saya lagi tidak enak badan." Aduhku pada Pak Kyung. Bosku.
"Minum obat dulu. Soalnya hari ini jadwal saya padat. Dan kamu harus bantu saya. Saya kasih kamu waktu dua jam buat istirahat dan tidur."
"Baiklah pak."
Aku menghela nafas kasar, lalu pergi meninggalkan Pak Kyung diruangannya. Kepala ku pusing, bawaannya mual-mual. Udah mual-mual aja, padahal kan belom pernah. Hehe.
"Yer, mau kemana?" Tanya Hyunji.
"Mau istirahat ni, ga enak badan soalnya." Kataku.
"Pak Kyung nyiksa kamu lagi ya, Yer?" Tanyanya.
"Kamu ini Ji, lagian jarang-jarang juga aku dikasih lembur kaya kemarin. Jadi ya gapapa deh." Kataku sambil terkekeh.
"Yang sabar aja ya. Soalnya kamu keliatan banget benci sama Pak Kyung." Katanya lagi sembari menggodaku.
"Ya nggak lah. Ntar kalo benci siapa yang mau gaji aku." Aku terkekeh.
Aku memang jarang bertatap muka dengan Pak Kyung. Tapi sekali kerja serius aku bakal dikasih lembur.
"Awas aja, benci itu bisa jadi cinta loh." Sambungnya lagi.
Aku tersenyum dengan ucapan Hyunji. Lalu pergi menuju ruangan istirahat para pegawai.
Gimana bisa jatuh cinta coba. Lah wong sekretarisnya aja cuma 4 kali bertatap muka dengannya.
Aku tertidur selama dua jam diruangan ini. Setelah bangun, aku bersiap sembari membenahi dandanan ku yang cukup dibilang berantakan. Lalu menuju ke ruangan bosku.
"Pak, saya sudah siapin berkas yang mau dibawa buat rapat. Kapan kita akan pergi, Pak?" Tanya ku pada Pak Kyung setelah memberi hormat.
"Sebentar lagi." Jawabnya yang tetap aja irit ngomong.
"Baiklah. Saya tunggu diluar, Pak." Kataku lalu pergi meninggalkannya.
"Ehh satu lagi, kamu siapin mobil saya. Soalnya saya tidak bawa sopir. Kamu yang bakal jadi sopir saya hari ini." Katanya tanpa dosa.
Udah dua kali ini Pak Kyung panjang lebar ngomongnya.
"Ohiya berkas saya udah kamu siapin beneran kan?" Tanyanya lagi.
Ya, beneranlah Pak. Dikira bohongan.
"Sudah saya siapin, Pak. Kalo begitu saya permisi." Kataku pamit meninggalkan ruangan ini.
Sekarang profesiku di perusahaannya ada dua, sebagai sekretaris dan driver-nya. Bosku emang gitu, aku sudah sedikit lebih paham karena sudah sekitar lima bulan aku bekerja disini.
Pak Kyung emang orangnya santai, kadang suka ngerepotin. Aku emang jarang ketemu sama Pak Kyung kalo bukan urusan kerja yang paling penting.
Dari pengamatanku, sepertinya Pak Kyung lebih suka kerja dirumah ketimbang dikantor. Alasanya ga tau kenapa. Aku mikir gitu, karena aku selalu datang ke kantor walau Pak Kyung ga ngantor. Tapi Ia selalu telpon jika ada berkas yang harus aku kerjakan.
Sebenernya lumayan santai kerja sama si maniak kerja. Karena Ia kadang lebih banyak kerja dibanding anak buahnya. Tapi kalo udah kelewatan Pak Kyung bisa lelah dan bikin aku keteteran. Kayak gini misalnya, aku berakhir jadi drivernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love with You
Vampire#62 [2552017] "Pak, kalo di hitung-hitung selama lima bulan saya kerja sama bapak cuma dua puluh kali kita bertatap muka" -Yeri "Kamu mau tiap hari ketemu saya? Yaudah jadi istri saya aja." -Kyungsoo "Ehhh bukan gitu pak maksudnya." -Yeri [PRIVAT]