8.'I'm Sorry Boss

306 37 6
                                    

"Hoammm." Aku beranjak dari tidurku. Sambil menguap sepuasku. Tenagaku lumayan terkumpul banyak setelah tidur ini.

Aku segera memasuki kamar mandi untuk mencuci muka dan bersikat gigi. Tidak perlu tergesa gesa untuk menghadiri rapat kedua, sebab rapat kedua dilaksanakan setelah jam makan siang.

"Ekhem. Gimana tidurnya? Nyenyak?" Aku menoleh mendapati Pak Kyung yang sudah duduk manis disofa kamar hotel ini. Jangan lupakan ketampanannya.

Pak Kyung sudah rapi, tapi tidak dengan baju resminya. Ia hanya mengenakan kemeja kotak-kotak lengan panjang dan celana jeansnya. Simpel tapi elegan.

"Loh pak, Kok ada disini?" Tanyaku terkejut karena Pak Kyung hampir mengagetkanku.

"Emang salah?" Bukannya menjawab Pak Kyung malah balik bertanya.

"Nggak pak." Aku bingung harus melalukan apa. Karena pak Kyung sedari tadi selalu memperhatikan gerak gerik ku.

"Pak kok bisa masuk?" Tanyaku lagi untuk membuyarkan keheningan diantara aku dan pak Kyung.

"Saya panggil layanan kamar." Aku cuma ngangguk, bingung ingin menjawab apa.

Pak Kyung masih asik dengan laptopnya. Matanya sekarang fokus pada kerjaannya.

"Pak saya mau mandi." Kataku. Jujur saja, aku sudah resah dalam keadaan belum mandi seperti ini.

"Yah mandi sana. Emang mau saya mandiin?" Kata pak Kyung horor.

Mandiin aku pak mandiin.g

Aku menghela nafas, maksud hati berkata seperti itu seraya mengusir pak Kyung dari kamarku secara halus. Sangat halus. Tapi..

Bisa kalian lihat responnya.

"Tapi Pak saya beneran ga nyaman." Cicitku yang hampir terdengar seperti gumaman.

"Mandi ya tinggal mandi Yer saya nggak bakal ngintip. Badan tepos kayak gitu aja bangga."

Astaga pak Kyung belajar dari mana ngomong kayak gitu?!!

Dengan berat hati aku melangkah kan kaki ku masuk ke kamar mandi. Aku sengaja membawa pakaianku agar kukenakan dikamar mandi.

Setelah selesai mandi, aku keluar mengenakan setelan baju santai ku. Karena mengimbangi pakaian yang dikenakan oleh bosku yang terhormat ini.

Ku lihat pak Kyung sedang menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa kamar hotel ini. Ia tampak kelelahan dan mungkin pak Kyung belum sarapan.

Aku menghampiri pak Kyung.

"Pak, butuh bantuan?" Tawarku.

"Iya. Saya butuh bantuan kamu sejak tadi malam!" Kata pak Kyung, rahangnya mengeras. Pak Kyung terlihat kesal.

"Mari pak saya bantu." Aku mencoba tetap bersikap netral tanpa perasaan apa pun.

"Kamu siapin dokumen untuk rapat siang nanti. Saya udah capek, pusing kepala saya Yer." Katanya sesekali menyerngit memijat pelipis matanya.

"Hm iya pak." Aku langsung mengambil alih pekerjaan pak Kyung. Memeriksa kembali dokumen yang ia buat.

"Kalo kamu angkat telpon saya semalam, saya ga bakal capek kaya gini." Oceh pak Kyung.

"Emang bapak nelpon saya pak?" Tanyaku heran.

"Iya! Kamu malah jawab sambil marah-marah!" Suara pak Kyung naik delapan oktaf.

Merdu, nyanyi coba pak. Hehe.

Aku menyerngit mengingat apa pak Kyung menelponku. Lalu,Yang menelpom semalam itu pak Kyung?

"Oh jadi semalem pak Kyung yang nelpon." Aku menjawabnya santai. Karena aku masih terlena pada fokus dokumen dilaptop pak Kyung.

Aku mendengar pak Kyung menghela nafas panjang. Wajahnya tampak kesal dan marah.

"Hah? Semalem bapak yang nelpon saya?!" Tanyaku lagi kepada pak Kyung.

Haduh. Mampus. Pantes pagi-pagi udah stay disini.

"Aduh pak, maafin saya ya. Saya udah nggak sopan. Maaf banget pak. Jangan pecat saya ya." Mohonku pada pak Kyung. Pak Kyung tidak menjawabnya bahkan menatapku.

Pak Kyung masih bersandar pada sandaran sofa sambil memejamkan matanya. Benar, Ia sangat kelelahan.

Setelah satu jam aku berkutat dengan dokumen rapat siang ini. Akhirnya sebentar lagi selesai.

"Yeri, kamu lapar?" Tanya pak Kyung.

"Hmm iya pak. Hehe. Tapi saya minta maaf banget pak." Aku sangat malu karena tiba-tiba pak Kyung membuka matanya setelah mendengar bunyi cacing didalam perut ku bernyanyi. Sangat ironis.

"Yaudah. Ayo, kira sarapan di cafe depan hotel."

Pak Kyung emang boss paling baik. Dia belum memaafkan pegawainya, tapi udah ngajak makan. Hehe.

'I love you pak' kata perutku.

"Tunggu pak, bentar lagi saya selesai ini."

"Cepetan. Saya udah laper juga ini."

"Iyaiya bosku yang terhormat." Pak Kyung hanya tersenyum mendengar jawabanku.

" Pak Kyung hanya tersenyum mendengar jawabanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Falling In Love with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang