"Yeri, nanti kamu ikut saya!" Kata Pak Kyung sambil berjalan kearah meja kerjaku.
Aku membungkuk memberi hormat pada bos ku ini.
"Mau kemana Pak?" Tanyaku pada Pak Kyung.
"Ke apartment saya." Jawabnya santai.
NAH hayo.. ini saya mau diapain ya?
"Kamu jangan kepikiran yang aneh-aneh!" Katanya lagi seolah tau dengan apa yang sedang aku pikirkan saat ini.
Aku membalasnya dengan anggukan, lalu Pak Kyung pergi meninggalkan ku dan masuk kedalam ruangannya.
Setelah dua jam Pak Kyung berada diruangannya, Ia keluar mengajakku pulang lebih awal.
"Yer, kita berangkat." Katanya.
"Kemana pak?" Tanyaku pada Pak Kyung.
"Dasar pikun. Saya heran kenapa saya terima kamu jadi sekretaris saya lima bulan yang lalu." Katanya ketus.
Bapaknya ngantuk kali...
"Eh iya pak." Aku mengingat bahwa aku akan ke apartmentnya Pak Kyung hari ini.
"Ini saya yang bawa mobil atau supir pak?" Sambungku lagi pada Pak Kyung.
"Saya aja yg ngdriver." Katanya santai yang aku balas dengan anggukan paham.
Aku dan Pak Kyung tiba di apartmentnya, aparment Pak Kyung lebih layak disebut rumah dengan lantai 2 tingkat dan interior yang berkelas. Tak heran yang punya nya saja Bos.
"Ikut saya." Kata Pak Kyung sembari berjalan menuju ruangan yang ternyata adalah kamarnya dia.Pak Kyung masuk kedalam ruangan yang ada di kamarnya. Ternyata itu walk in closet milik Pak Kyung yang berisi banyak pakaian, sepatu, dan koleksi jam bermerk-nya, dan mungkin masih banyak lagi koleksi termahalnya disini.
"Pak kita ngapain ke sini?" Tanyaku pada Pak Kyung.
"Saya mau kamu siapin pakaian saya, mulai dari celana, kemeja, jas, dasi, ikat pinggang, kaos kaki, sepatu, dan apapun yang saya perlukan. Setelah itu kamu susun dikoper milik saya." Titahnya padaku, yang ternyata profesiku sekarang bukan hanya di meja kerja tapi juga pembantunya.
"Kopernya kamu ambil disana." Kata Pak Kyung sambil menunjukkan jari telunjuknya pada beberapa koper yang ada di atas sana.
"Loh kok saya yang ambil kan bapak laki-laki, Pak Kyung lah yang ambil." Kataku membantah.
Bukan bermaksud tidak sopan pada bos sendiri, tapi bukankah ini melebihi kontrak yang dibuat.
"Kamu udah berani ya bantah saya." Pak Kyung mulai menaikkan nada bicaranya.
"Pak, lagian saya bukan istri bapak yang harus nyiapin segala keperluan bapak. Masa bapak tidak malu saya yang menyiapkan pakaian bapak mulai dari pakaian dalam, celana, kemeja, jas, dan lain-lain." Jelasku panjang kali lebar pada Pak Kyung.
"Saya tidak nyuruh kamu buat siapin pakaian dalam saya ya!" Kata Pak Kyung marah.
Tuhan, saya salah ngomong ini...
Aku yang melihat Pak Kyung marah sekali gus malu karena hal itu, langsung menunuduk sambil menahan tawa.
"Kamu jangan cengengesan terus!." Bentaknya lagi yang kali ini berhasil membuatku diem tak bergeming sedikit pun. Bagaimana pun Pak Kyung kalo udah marah, ngeri.
"Kamu siapin yang bener, saya mau kamu pilih pakaian yang menurut selera saya. Kalo tidak saya tidak mau pakai." Timpalnya lagi.
"Baik pak." Jawabku sambil menganggukan kepala mantap.
"Bagus. Saya mau mandi dulu." Katanya lagi, lalu pergi meninggalkanku.
Aku mulai mengambil dua koper untuk keperluan bos besar nan rempong ini. Tanganku mulai memilah pakaian yang cocok dengan Pak Kyung. Mulai dari kemeja putih, jas, dan celana yang warnanya tidak terlalu mencolok. Tidak lupa aku juga memasukan beberapa jam kedalam tas dan ikat pinggang yang bewarna hitam.
Aku membawakan Pak kyung tiga baju resmi, dua pakaian santai, dua sepatu resmi, dan 1 sepatu santai yang akan dikenakannya sewaktu tidak bersama klien.
"Sudah selesai?" Kata Pak Kyung yang hampir membuatku terkejut.
"Loh pak, kok udah pake baju?" Tanyaku pada Pak Kyung heran.
Bukan bermaksud jahat atau apa, toh pakaian Pak Kyung kan ada disini semua.
"Kenapa? Kamu mau saya pake bajunya disini? Didepan kamu, iya!"
Tuh kan salah ngomong lagi berbie...
"Bukan gitu Pak." Bantahku pada Pak Kyung.
"Dasar mesum." Kata Pak Kyung yang cuma gue bales dengan memalingkan wajah.
"Ohiya, Yer nanti kita makan malem dulu terus kamu baru saya anter pulang." Sambung Pak Kyung.
"Tidak usah Pak nanti saya makan dirumah aja." Kataku berusah menolah ajakan Pak Kyung.
"Nanti kamu kelaparan. Saya tidak mau kamu kerjanya tidak fokus."
Aku berpikir sejenak, karena ini sudah jam tujuh malam dan sebentar lagi adalah waktu pulangku.
"Kamu jangan pulang dulu, bantu saya kerjain kerjaan saya yang belum selesai."
"Saya lembur Pak?" Tanyaku.
"Iya kamu lembur. Udah, tidak usah banyak tanya. Saya mau masak. Kamu cek lagi pakaian saya udah lengkap atau belum. Ingat! Saya tidak mau make pakaian yang bukan selera saya." Kata Pak Kyung sambil menekan kan kata selera.
"Siap bos." Jawabku mantap sambil memutar bola mata kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love with You
Vampire#62 [2552017] "Pak, kalo di hitung-hitung selama lima bulan saya kerja sama bapak cuma dua puluh kali kita bertatap muka" -Yeri "Kamu mau tiap hari ketemu saya? Yaudah jadi istri saya aja." -Kyungsoo "Ehhh bukan gitu pak maksudnya." -Yeri [PRIVAT]