SERING kali, Sehun menemukan dirinya tersenyum setipis halimun pada setiap kata yang tertulis di sticky notes pemberian Sooji, kata-kata sederhana penyemangat yang menghangatkan ataupun menenangkan hati. Sejak awal, kertas-kertas itu memang tidak pernah Sehun buang, pun dengan plester lukanya. Ia akan memasukkannya ke dalam tas atau menyelipkannya pada bukunya; yang mana, seringnya akan keluar di waktu-waktu yang tepat.
Gadis Bae itu adalah orang pertama yang mengetahui luka-luka yang sengaja ia buat. Bahkan Jongin, teman yang begitu lengket dengannya itu pun tidak tahu karena Sehun enggan bercerita--ada ketakutan yang selalu mengganjal; takut Jongin menjauh, takut Jongin memberitahu ayahnya, takut Jongin tidak mau mendengar penjelasannya, karena yang sesungguhnya Sehun inginkan hanyalah didengar. Namun gadis itu tidak melakukan hal-hal yang Sehun takutkan. Alih-alih memberi tahu semua orang (seperti bayangan yang ada di dalam kepala Sehun), ia justru tetap diam dan menolongnya dengan hal-hal kecil tanpa seorang pun mengetahui. Sooji benar-benar menepati janjinya untuk tidak memberitahu siapa pun. Jadi, sebagai bentuk terima kasih karena telah sedikit mengerti, Sehun memutuskan diam-diam meletakkan sebotol Binggrae pisang di atas meja gadis itu.
...
"Kau tidak minum Binggrae-mu?" Hyeri bertanya sambil mencomot sosis goreng dari kotak bekal Sooji. Hari ini, mereka menghabiskan istirahat dengan makan bekal berdua. Keabsenan Soojung di antara mereka kali ini dikarenakan keharusannya mengikuti rapat divisi Kedisiplinan Siswa.
Sooji menggeleng sembari mengunyah, "aku tidak tahu itu milik siapa," ujarnya, "itu sudah ada di mejaku ketika aku datang tadi pagi." Sooji menambahkan.
Hyeri menganga tidak percaya sampai-sampai Sooji dapat melihat kunyahan kasar di dalam mulut gadis berambut pendek itu, "waaah ... kau punya penganggum rahasia! Kereeen!"
"Itu tidak mungkin." Sooji meringis; terlalu mustahil untuk dirinya memiliki penganggum rahasia ketika sebagian besar populasi di sekolah ini selalu melemparkan tatapan tidak bersahabat ke arahnya.
Hyeri terus saja mengoceh dengan kedua matanya yang dipenuhi bara api. Mengoceh tentang selalu ada kemungkinan yang dapat terjadi bahkan pada sesuatu yang terlihat tidak mungkin. Lalu memarahi Sooji dan menyuruhnya untuk menjadi seseorang yang terbuka terhadap kemungkinan. Karena, menurut Hyeri, walaupun kemungkinan itu hanyalah 0,000001%, itu tetap dapat berubah menjadi nyata.
Sementara Sooji, ia berusaha menahan kekehan dan membiarkan setiap untaian kata-kata Hyeri masuk melalui telinga kirinya untuk menari-nari sebentar dan kemudian keluar begitu saja lewat telinga kanannya. Ia selalu menemukan bahwa Hyeri terlihat berkali-kali lipat lebih lucu saat sedang dibakar api semangat; mata anak berambut coklat sebahu itu akan terlihat lebih besar dan ia akan berbicara dengan bibir yang mengerucut.
Sooji menyuap nasinya dan ocehan Hyeri masih belum berhenti saat Sehun masuk ke kelas bersama Jongin yang merangkul lehernya. Mata mereka bertemu dan Sooji melemparkan satu senyum sederhana yang membuat Sehun membuang muka begitu saja.
Esok dan esok seterusnya, Sooji tetap menemukan satu botol Binggrae pisang di atas mejanya, pun tetap tidak menemukan petunjuk siapa yang menaruh minuman tersebut karena ia selalu menjadi orang pertama yang tiba di kelas. Hyeri semakin yakin bahwa Sooji memiliki penganggum rahasia dan ia bermetamorfosis menjadi dektetif bersama Soojung yang kali itu dengan senang hati bekerja sama dengannya. Mereka bahkan pergi membeli buku catatan bersama hanya demi menulis spekulasi-spekulasi dan daftar orang-orang yang mereka curigai.
"I got you in my sight. Ain't no place to hide. I'm your undercover private eye," kata Hyeri mengutip lirik lagu Kato yang berjudul Private Eye.

KAMU SEDANG MEMBACA
you don't have forever
Fanfictiediscontinued, sorry. [trigger warning: self harm and suicide thought] Sooji merupakan sosok nyata dari hangat dan cerewet, sedangkan Sehun adalah jelmaan kontinen bersalju yang banyak diam. Sooji mensyukuri hidup ketika Sehun tidak pernah menghentik...