a/n: "good things happen, love is real, we will be okay."
.v.
"KAU tampak senang sekali."
"Tentu saja." Sooji memamerkan senyumnya yang langsung menular pada wajah Junhyung.
Junhyung masih ingat riak wajah Sooji yang menampilkan gurat ketakutan kemarin malam. Ia pikir ada sesuatu yang buruk, ternyata putri angkatnya itu hanya ingin mengatakan bahwa teman sekolahnya akan berkunjung hari Minggu ini. Ketika ia tidak dapat memberhentikan tawanya, Sooji memperotes dengan dalih bahwa ia terlalu gugup karena ini adalah kali pertama teman sekolahnya main ke rumah. Dan ketika Junhyung mengizinkan, sebuah senyum Sooji buat dengan lebar.
"Mereka boleh main di kamarku, kan? "
"Terserah kau, Sooji." Junhyung menyesap kopinya.
Sooji meninju udara sembari mendesis, "yesss! Kau memang yang terbaik, Pap."
Junhyung mendengsukan senyun pendek, "kapan mereka akan datang?" tanya Junhyung.
"Sekitar pukul satu. Kau akan pergi ke Bonanza?"
"Setelah teman-temanmu datang. Aku sudah bilang pada Kyungsoo." Junhyung menjawab sambil melirik ponsel yang ia letakan di samping cangkir kopinya, "sekarang, selesaikan makanmu. Papa akan membuat kue untuk kalian."
"Kue buatan Papa adalah yang terbaik." Sooji menyengir yang dibalas dengan satu senyun tipis oleh Junhyung. Dan sebelum melangkah ke dapur, ia menyempatkan untuk mengacak poni Sooji.
...
"SELAMAT ULANG TAHUN!"
Junhyung melangkah mundur, terkejut akan kehadiran dua anak perempuan di balik pintu rumahnya; yang satu berambut pendek dengan topi kerucut dan kue tart kecil di tangannya, yang satunya berambut panjang dengan tampang tidak ikhlas memegang empat balon gas.
"Ah, teman-teman Sooji," Junhyung memaksakan senyum, keterkejutannya belum reda, "silakan masuk." Junhyung bergeser, membuka pintu berpelitur coklat itu lebih lebar.
Hyeri dan Soojung membungkukkan badan, memberi salam dengan gerakan kaku seperti robot.
...
"Argh! Aku sudah bilang bahwa ini adalah ide yang buruk!" Soojung bermonolog setelah meletakkan keningnya pada telapak tangan. Ia tidak habis pikir pada dirinya sendiri, yang secara suka rela mempermalukan diri dengan cara menuruti buah pikiran Hyeri.
Hyeri hanya melirik Soojung sambil mencibir dan tangan yang sibuk mencomot kukis kayu manis dari stoples, "papa-mu sudah pergi?" tanyanya saat Sooji bergabung duduk di depan meja rendah yang diletakan di tengah-tengah kamar.
"Um! Baru saja," Sooji mengangguk semangat, "kenapa?"
"'Kenapa' kau tanya? ASTAGA DIA TAMPAN SEKALI! Apa dulunya dia seorang model? Aku yakin kalau papa-mu memiliki anak, anaknya akan tampan sepertinya!"
Soojung memberikan peringatan melalui tatapannya yang tajam pada Hyeri.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud--"
"Tidak apa-apa, aku mengerti." Sooji terkekeh.
"Kalau begitu, sekarang saatnya kita merayakan ulang tahunmu!"

KAMU SEDANG MEMBACA
you don't have forever
Hayran Kurgudiscontinued, sorry. [trigger warning: self harm and suicide thought] Sooji merupakan sosok nyata dari hangat dan cerewet, sedangkan Sehun adalah jelmaan kontinen bersalju yang banyak diam. Sooji mensyukuri hidup ketika Sehun tidak pernah menghentik...