Hello, sorry the story is late. I was a bit busy with exams (and procrastinating xD)
.vii.
"HAH? Kim Tae Dong siapa?" Sooji melipat keningnya tidak mengerti dengan apa yang Soojung dan Hyeri maksud.
"Sstt ..." Hyeri berdesis dengan jari telunjuk yang ditempelkan pada bibir, "pelan-pelan, ini masih tebakan kami," bisiknya sembari melirik ke sana-ke sini, takut-takut ada yang mencuri dengar.
Sooji melemparkan tatapan tidak percaya pada Hyeri dan Soojung yang ternyata masih melakukan penyidikan mereka. Bibirnya berkedut membentuk garis asimetris. Ini adalah hari ketujuh Sooji mendapatkan Binggrae secara cuma-cuma yang entah dari siapa, ia tidak terlalu memikirkannya lagi dan memutuskan untuk menerima Binggrae tanpa mengambil pusing.
"Lihat ke arah jam dua. Anak yang memakai kacamata." Soojung tiba-tiba berbisik. Sooji menuruti perintahnya dan menangkap empat orang anak laki-laki yang memenuhi satu meja kantin dengan tawa, tapi fokusnya langsung jatuh pada satu yang memakai kacamata seperti apa yang dikatakan Soojung.
Sooji mengenalinya sebagai teman sekelasnya. Ia anak laki-laki yang duduk di barisan paling depan. Dengan kacamata dan kemeja yang disetrika sampai licin serta dikancingkan sampai atas sebelum ditimpa dasi; tidak terlihat culun, hanya menguarkan aura anak baik-baik yang taat pada semua peraturan.
"Kami sering melihatnya melirik padamu." Hyeri berujar masih dalam bisikan.
"Kalian benar-benar sinting." Sooji menyahut tidak acuh dan membatin cara apa yang bagus untuk membuat Soojung tidak terkontaminasi Hyeri lebih jauh lagi.
...
Sooji tengah duduk di halte menunggu bus saat ia melihat Sehun di kejahuan. Lelaki itu seperti ingin menghindar, tapi Sooji sudah terlebih dulu melihatnya dan melemparkan satu senyum padanya. Ia lalu bergeser, membagi sedikit ruang untuk Sehun tempati.
"Kau akan langsung ke Bonanza?" baru satu detik Sehun menaruh bokongnya dan Sooji langsung mengeluarkan pertanyaan.
Sehun melirik anak perempuan berambut coklat itu sekilas melalui ujung matanya, kemudian mengangguk. Ia masih enggan untuk mengakrabkan diri dengan perempuan itu. Meskipun dalam hati ia berterima kasih pada hal-hal kecil yang Sooji lakukan, ia tetap merasa bahwa Sooji terlalu mencampuri urusannya.
"Aku senang jadi ada teman setiap pulang ke Bonanza." Sooji kembali bersuara. Senyumnya cerah sekali dan kakinya bergoyang-goyang penuh keriangan.
Lima menit kemudian, bus yang akan mereka tumpangi datang. Sooji ingin mereka duduk bersama, tapi 'cari tempat duduk lain' terpampang jelas di wajah Sehun ketika ia mendekati.
...
Hanya memerlukan waktu sebanyak tujuh hari untuk Sehun mengerti seluruh isi Bonanza: Jiyeon terlalu ketus, Somi terlalu cerewet, Minseok terlalu banyak aegyo, Kyungsoo terlalu banyak diam, Youngjae terlalu nyaring, dan Sooji terlalu banyak memberikan senyum kepada siapa pun yang matanya tangkap. Di setiap Sabtu malam, sekitar pukul tujuh, semua orang bersekongkol (tentu saja kecuali dirinya) untuk menyeret Youngjae ke atas panggung di sudut ruangan dan memintanya untuk menyanyi. Semua pegawai akan menyemangatinya, berteriak tidak tahu malu, pun para pengunjung restoran tidak merasa keberatan--mereka akan ikut bersorak.
Restoran ini penuh dengan aroma kekeluargaan. Namun, Sehun masih memiliki catatan mental untuk mengundurkan diri karena baginya satu-satunya yang bagus dari tempat ini adalah tidak ada Jihoon, jadi Sehun tidak perlu menahan ledakan-ledakan amarah yang disebabkan oleh kalimat tidak berguna anak itu. Selebihnya, Sehun tidak memiliki sesuatu yang membuatnya harus mengubah pikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
you don't have forever
Fanficdiscontinued, sorry. [trigger warning: self harm and suicide thought] Sooji merupakan sosok nyata dari hangat dan cerewet, sedangkan Sehun adalah jelmaan kontinen bersalju yang banyak diam. Sooji mensyukuri hidup ketika Sehun tidak pernah menghentik...