Rosé mengerjapkan matanya dan memandang Jaehyun dengan tatapan tidak percaya.
Ya, semua orang juga tahu kalau Rosé jago sekali mengontrol ekspresi di wajahnya, tetapi hatinya mana bisa bohong?
Tangannya seketika dingin.
Ingin sekali ia memutus kontak matanya dengan Jaehyun karena ia takut Jaehyun dapat mendengar detak jantungnya yang sangat cepat.
Sedangkan di sisi lain, Jaehyun yang masih menunggu jawaban dari Rosé hanya bisa menelan ludahnya dengan nervous dan sesekali ia merasakan keringat dingin yang ada di dahinya mengucur.
"Jaehyun, lo jangan bercanda."
Kalimat itulah yang Jaehyun dengar dari Rosé.
Tanpa berpikir dua kali, Jaehyun meraih tangan Rosé dan kembali menatap wajah Rosé dengan lekat.
"Kalau lo ngga percaya sama kata-kata gue, lo bisa percaya ngga sama detak jantung gue?" tanya Jaehyun.
Ia mengarahkan tangan Rosé ke bagian dada sebelah kirinya dan tersenyum, "Sekarang lo percaya ngga? Toh yang lebih ngerti tentang organ tubuh itu kan lo, calon Dokter."
Rosé yang masih berusaha mengontrol ekspresinya pun melepaskan tangannya dari genggaman Jaehyun, "Tiba-tiba aja, gitu?" tanya Rosé.
Jaehyun menggelengkan kepalanya masih dengan senyuman di wajahnya, "Lo tau ngga kenapa gue suka tiba-tiba marah sama lo? Itu karena gue bingung. Itu gue lagi mempertimbangkan semua perlakuan gue ke lo. Apakah gue suka sama lo atau itu emang naluri gue doang, gitu."
"Pada akhirnya? Emang ternyata itu naluri gue, yang udah suka sama lo. Tanpa gue sadari."
Dan disitulah eksistensi Rosé yang terkenal sebagai Iron Lady diuji.
Disitu juga Rosé sadar bahwa tidak selamanya Rosé akan menjadi Iron Lady. Apalagi kalau memang ia harus hidup bersama Jaehyun.
Menatap balik mata Jaehyun saja Rosé butuh kekuatan khusus.
"Tapi kan.. no romance thingy or whatsoever," bisik Rosé.
Jaehyun mendecakkan lidahnya dengan kesal, "Lo sampai kapan mau jadi good girl?" tanya Jaehyun.
"I mean, c'mon Rosé. Rules are meant to be broken," kata Jaehyun yang sudah hampir mendekati nada desperate nya.
Setelah mereka berdua diam selama kurang lebih 20 detik, Rosé memiringkan kepalanya dan kembali duduk di depan meja belajarnya.
"...okay," balas Rosé tanpa melihat Jaehyun.
🍒🍒🍒
"...okay?"
Jaehyun mengangguk dengan lesu.
"...okay, dengan nada datar? Tanpa ngeliat muka lo?" tanya Johnny.
Jaehyun kembali menganggukkan kepalanya dan merebahkan tubuhnya di kasur Johnny.
Taeyong yang sudah berdiri di ambang pintu kamar Johnny pun tertawa renyah saat mendengar cerita sedih temannya itu.
"Jae, kayaknya dia tuh belom ada tanda-tanda naksirnya ke lo. Dan dengan 'Okay' itu, dia mau lo membuktikan. Bukannya malah curhat-curhat alay kayak gini," komentar Johnny setelah melihat ekspresi Jaehyun.
Jaehyun menghela nafas dengan berat dan menutup matanya.
"Gini deh gue kasih tau," kata Taeyong yang sudah mengambil posisi di ujung kasur.
Jaehyun membuka satu matanya dan melihat kearah Taeyong.
"Usaha. Berusaha tuh kayak si Sewoon. Kalau lo ngga ada usahanya, mana ada Rosé mau liat lo? Yang ada dia malah demen sama Sewoon," kata Taeyong sambil memasukkan anggur kedalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena's Charm | ✔️
Fanfic< a jaerosé fanfiction > every Prince needs a Princess. Or a very tough Princess. "But I don't know about you. Kamu itu, goddess, a perfect Athena." - Jaehyun, the Crown Prince of South Korea. & in denial 24/7.