14. δεκατέσσερα

5.3K 970 16
                                    

Rosé mengangguk dan menekan tombol kirim di ponselnya sebelum menoleh ke arah Lalisa, "Cheesy banget ngga sih? Dia kira hidup ini drama korea kali ya segala harus gue rasain detak jantungnya?" omel Rosé.

Lalisa masih berusaha untuk meredam tawanya dan sesekali menegak air mineral milik Rosé karena tenggorokannya kering sehabis tertawa.

"Tapi tuh, HHHH bentar dulu," Lalisa kembali menegak air mineral. "Dia tuh kayak gitu tulus Rosé. Patut dikasih nilai plus," lanjur Lalisa.

"Iya, iya. Udah gue beri nilai plus."

Lalisa tersenyum, "TUH KAN! Gitu-gitu juga lo bakalan demen sama dia!"

"Hmm," balas Rosé acuh tak acuh.

Lalisa melihat Rosé yang kembali sibuk tumpukan tugas di hadapannya dan tersenyum lagi, "Jadi lo pilih yang mana? Yang kalem atau yang berisik?" tanya Lalisa.

Rosé menoleh dan menaikkan satu alisnya. Bingung dengan perkataan temannya itu.

Lalisa tertawa dan menutup bukunya, "Sewoon atau Jaehyun?" tanya Lalisa.

"Gue.. mau belajar dulu," ucap Rosé tanpa ekspresi.

"Cepetan memilih. Nanti dikira si Kevin lo belum move on dari dia lagi," sindir Lalisa.

Walau tau itu hanya candaan, tetap saja Rosé merasakan ada yang mengganjal di kalimat Lalisa. Toh si Kevin ini sekarang menjadi salah satu sahabat Rosé yang paling ditunggu kedatangannya, ya tetap saja.

"Menurut lo gue lebih baik pilih siapa?" tanya Rosé membuat Lalisa terdiam.

"Gue sebenernya bukan tipikal orang yang sibuk mencari pacar, and blah blah. Lo tau kan?" tanya Rosé lagi.

Lalisa mengangguk tanda mengerti.

"Dan posisi gue sekarang memang lagi ngga pengen pacaran, mau fokus kuliah dulu. Eh, malah tunangan."

"Tau ngga sebenernya gue itu ngga ngerasain apapun kalau gue ada di deket Sewoon? Okay, dia baik. Dan gue ngerasa kalau sifat dia ke gue kayak gitu karena pure dia ingin membantu sesama teman dengan berbuat baik."

"..kalau Jaehyun, ya namanya juga tunangan. Di depan umum harus act like kita berdua suka satu sama lain. Di dorm? Dia tuh orangnya iseng, ngeselin, suka berisik kayak anak ayam. Dan gue gak tau perasaan gue ke dia itu kayak gimana. Kayak temen..?"

Lalisa kembali mengangguk dan menakan pipi Rosé, "Udah deh. Lupain aja! Biarin perasaannya datang secara natural," kata Lalisa dengan serius.

"IH, KOK LO JADI IKUTAN DANGDUT." protes Rosé.

Mereka berdua tertawa dan saling bertukar pandang.

"Tapi lo jangan jaim-jaim kalau deket Jaehyun ya.." kata Lalisa tiba-tiba.

Rosé menoleh kearah Lalisa dan mengangkat alisnya, "Kenapa?"

Lalisa meletakkan kedua tangannya diatas meja dan tersenyum, "Biar dia tau sifat asli dan kepribadian lo. Biar dia ngga suka sama bayangan lo. Biar dia tau lo tuh aslinya man hater," kalimat terakhir Lisa itu diakhiri dengan tawa renyahnya.

"Man-hater? Enak aja lo emangnya gu—"

"— lo mendukung emansipasi wanita. Well, itu bagus sih. Cuma susah aja deh deketin orang kayak lo itu. Lo berpikir bahwa.. 'Oh, I got it. I can do it by myself.' dan cowok maunya punya cewek yang manja. Bisa dilindungi." kata Lalisa memotong pembicaraan Rosé.

"Hmm, jadi gitu?" kata Rosé setelah mendengar perkataan Lalisa.

"Iya gitu. Tapi kan tadi udah gue bilang, lo harus jadi diri lo sendiri."

Athena's Charm | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang