Chapter 18 | Terapi

2K 263 14
                                    

Crossover chapter with feiligo's "The Bad Girl"

eun ji

Senior Kim ngasih tau gue tentang jadwal-jadwal terapi gue sama Dr. Kettrine. Gue jadi males sekaligus gugup. Males karena gue harus ngejawab pertanyaan-pertanyaannya dan gugup karena gue takut ditanya lagi tentang kejadian yang menimpa gue.

"Kamu tenang aja. Kettrine ini orangnya baik kok ke pasien." kata Senior Kim terus senyum ke gue. Gue cuma tersenyum paksa.

Gak lama, jam menunjukkan pukul 10 pagi yang berarti saatnya gue ke ruang Dr. Kettrine. 

Senior Kim manggil seorang perawat untuk bawa gue ke ruang Dr. Kettrine pake kursi roda. Gue pun pergi bersama perawat itu.

Gue pun sampe di ruangan Dr. Kettrine. Gue bisa liat Dr. Kettrine yang lagi duduk di kursinya sambil senyum.

Perawat yang bawa gue ngeberhentiin kursi roda gue di depan Dr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perawat yang bawa gue ngeberhentiin kursi roda gue di depan Dr. Kettrine. 

"Anda mau duduk di kursi roda atau di kursi itu?" tanya perawat itu sambil nunjuk kursi lain yang ada di ruang ini.

"Kursi itu aja deh." kata gue.

Dia terus ngebantuin gue buat duduk di atas kursi itu. Setelahnya, dia pergi meninggalkan gue dan Dr. Kettrine berdua di ruangan ini.

Gue gak ngeliat ke Dr. Kettrine sama sekali. Gue terus denger dia ketawa.

"Gausah gugup gitu lah. Saya gak gigit kok." katanya terus ketawa. Gue pun ngeliat dia.

"Kenalin, saya Kettrine." kata dia sambil ngulurin tangan.

Gue pun salaman sama dia. "Saya Eun Ji." kata gue.

"Oke... Kita mulai ya..." katanya.

Dia terus ngambil sebuah file yang gue yakin berisi laporan tentang gue. Dia terus ngangguk-ngangguk sambil ngeliat ke kertas itu.

"Operasinya lancar ya..." kata dia.

"Iya... Syukurlah." kata gue.

"Berapa lama kamu pemulihan disini?" tanya dia.

"Hm... Sekitar 1 minggu, dok." jawab gue.

Dia kemudian ngangguk-ngangguk. Dia naroh file itu di atas meja kemudian dia maju dan ngeliat gue dalem-dalem.

"Pertanyaan yang saya akan ajukan ini mungkin tidak akan nyaman buat kamu." kata dia.

"Gapapa, dok." kata gue.

"Kamu masih inget kejadian yang menimpa kamu?" tanya dia. Gue langsung gelagapan.

"Kejadian apa?" tanya gue, pura-pura bego.

"Yang bikin kamu luka-luka seperti ini. Yang bikin kamu menderita." kata dia lagi.

"Oh... Ini bukan apa-apa, dok. Saya hanya sedang stress makanya saya mulai ngelukain diri sendiri." kata gue, bohong.

Gue senyum paksa sambil ngegerak-gerakin tangan gue, masih gugup. Dr. Kettrine mendesah. Dia terus balik lagi ke posisi duduknya yang semula.

"Yasudah... Apakah kamu sering mengalami kejadian seperti ini?" tanya dia.

Gue ngebuka mata gue lebih lebar dari biasa dan gue senyum lagi ke Dr. Kettrine. "Ah... Ini sudah kali kesekian." jawab gue,  kali ini kelepasan. Dr. Kettrine terlihat puas dengan jawaban gue. 

"Apakah hal seperti ini bikin kamu takut?" tanya dia.

Gue cuma diem. Gue ngegigit bibir gue sendiri, gugup. Gue gabisa jawab.

"Baiklah... Apakah kamu merasa hidupmu ini adalah beban sehingga kamu ngelakuin hal seperti ini?" tanya dia lagi.

Gue lagi-lagi cuma diem. Gue gak bisa jawab.

"Apakah kamu ngelakuin ini karena pengaruh orang lain?" 

Kembali lagi, gue diem. Kali ini gue ngejilat bibir kering gue, lebih gugup.

"Apakah kamu merasakan puas setelah menyakiti diri sendiri?" 

Kali ini gue ngeliat mata Dr. Kettrine dalem-dalem. Gue menatap dia marah. Gue gasuka dikasih pertanyaan kek gini.

"Apakah..."

Belum juga dia beres nanya, gue udah mukul meja keras-keras pake tangan gue. Dr. Kettrine terkejut. Gue bisa ngerasain tangan gue jadi linu dan sakit. Tapi, gue gak peduli.

"Berhenti bertanya!" teriak gue. "Saya gak bakal kali nyakitin diri sendiri! Dokter ini bego ato apa sih?! Ini karena orang brengsek itu! Saya selalu menderita setiap saya ketemu dia! Saya heran kenapa dia terus muncul di hadapan saya! BRENGSEK!"

Dr. Kettrine ngeliat gue masih terkejut. Gue pun terengah-engah karena abis teriak. Dia terus ngambil file tadi dan dia tulis sesuatu disana.

"Oke, cukup sampai di sini untuk hari ini. Saya akan bantu kamu kembali ke kamarmu." kata dia terus bangkit dari duduknya.

Dia ngebantuin gue naik lagi ke atas kursi roda. Gue tetap diam pas dia ngebantuin gue. Dia terus nganterin gue sampe ke kamar.

Sesampainya di kamar, gue dibantuin naik sama Senior Kim dan Dr. Kettrine. Setelah itu, Dr. Kettrine pamit pergi.

"Gimana terapinya?" tanya dia singkat.

"Biasa aja." jawab gue singkat.

"Saya tau ini berat buat kamu. Yang sabar ya." kata dia terus nepuk-nepuk pundak gue. "Saya pergi dulu." 

Senior Kim terus pergi meninggalkan gue sendirian.

Gue menghela napas lega. Gue lega karena si dokter terapi bego itu dan Senior Kim udah pergi.

Gue gak suka rumah sakit, terutama ketika gue yang menjadi korbannya.

Pokoknya, gue benci rumah sakit, terutama dokter-dokternya, karena mereka ngebantu orang cuma demi duit. Payah.

--

Halo readers! Apakah Min Seok bakal terus peduli sama Eun Ji? Apakah Eun Ji bakal terus benci sama RS dan dokter? Stay tuned ya! Jangan lupa vote, comment, dan share!

xo, Xiumin's lover <3

The CEO, Kim Min Seok ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang