Chapter 35 | Oh God

1.7K 193 7
                                    

another time skip, sorry :( Hope you enjoy this chapter~

4 months later...

author

Matahari menyinari dunia dengan terik. Eun Ji dan Min Seok langsung terbangun oleh sinar mathari yang begitu terik itu. Min Seok sempat mencium pipi Eun Ji sebelum ia beranjak dari kasurnya.

"Pagi, sayang..." sapa Min Seok pelan lalu mencium pipi Eun Ji.

"Pagi..." kata Eun Ji membalasnya.

Min Seok tersenyum lalu berjalan ke sisi lain. Ia berlutut di depan Eun Ji yang sedang duduk di pinggir kasur. Min Seok mengelusi perut Eun Ji yang sekarang sudah sangat besar. Dia mencium perut itu kemudian tersenyum kepada Eun Ji. Eun Ji tersenyum balik sambil mengelus kepala Min Seok.

"Kata dokter kapan ini anak satu keluar?" kata Min Seok lalu tertawa.

"1-2 minggu lagi katanya sih. Who knows?" tanya Eun Ji.

"Pengen cepet-cepet ketemu..." kata Min Seok pelan.

Eun Ji tertawa. "Sabar..." katanya. Min Seok tersenyum.

"Yaudah, aku siap-siap dulu ya. Bentar lagi harus meeting sama klien." kata Min Seok lalu berjalan menuju kamar mandi.

Seberesnya Min Seok mandi, Eun Ji masuk ke kamar mandi sementara Min Seok mengganti bajunya. Setelah itu, Min Seok berjalan keluar kamar menuju dapur.

Di dapur, ia siapkan sarapan untuknya dan Eun Ji. Ia menyiapkan satu acai bowl untuk Eun Ji sementara dirinya hanya meminum segelas kopi.

 Ia menyiapkan satu acai bowl untuk Eun Ji sementara dirinya hanya meminum segelas kopi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Min Seok kemudian menunggu kehadiran Eun Ji sambil mendengarkan musik. Ia meminum kopinya dan membaca majalah.

Kopi Min Seok sudah habis dan Eun Ji tak kunjung datang. Min Seok menjadi khawatir. Ia kemudian menaruh cangkir kopinya dan berlari menuju kamar mandi. Ia mulai memikirkan hal yang tidak-tidak. Ia takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Benar saja.

Sesampainya di depan kamar mandi, Min Seok mendapatkan Eun Ji tergeletak di depan pintu kamar mandi. Di sekitarnya bergelimang darah. Min Seok langsung menelepon 119.

Sambil menunggu ambulans datang, ia terus memangku Eun Ji sambil menangis. Ia tak kuasa menahan tangisnya melihat Eun Ji yang tak sadarkan diri. Min Seok khawatir akan Eun Ji dan bayi yang ada di dalamnya. Baju Min Seok yang putih bersih sekarang menjadi kotor terkena darah Eun Ji yang terus mengalir tanpa henti. Ia terus menerus mengelus kepala Eun Ji dan berharap ia akan sadar.

"Eun Ji... Jangan tinggalin aku. Kuat ya, bentar lagi bantuan datang. Kamu harus kuat." bisik Min Seok lalu mencium kening Eun Ji.

Tak lama, terdengar bunyi bel rumah. Min Seok perlahan bangkit lalu berlari menuju pintu. Ia membukakan pintu agar para paramedis bisa masuk. Setelah mereka masuk, Min Seok mengikuti mereka. 

Para paramedis tersebut mengecek keadaan Eun Ji. Mereka lalu menaikkannya ke atas tandu kemudian membawanya keluar. Min Seok hanya bisa termenung saat semuanya terjadi. Ia tidak tahu mesti berbuat apa. Perasaannya sangat kacau.

Setelah ambulans pergi, Min Seok menelepon ibunya untuk mengabari. 

"Halo..." kata ibunya di telepon.

"Ma, cepetan ke rumah sakit ya..." kata Min Seok dengan suara parau.

"Apa yang terjadi?" tanya ibunya.

Min Seok yang tak kuasa menahan air matanya akhirnya menangis juga. Ia terisak, membuat sang ibu menjadi bingung.

"Ada apa, Xiumin?" tanya ibunya, kali ini panik.

"Eun Ji, Ma. Dia... dia jatuh di kamar mandi. Xiumin gak bisa apa-apa, Ma. Sekarang dia lagi dibawa ke rumah sakit dan Xiumin takut setengah mati. Tolongin, Ma..." jawab Min Seok.

Min Seok bisa mendengar ibunya terkesiap. "Yaudah, Mama pergi sekarang." katanya lalu menutup telepon.

Min Seok menaruh handphone nya kemudian ia terjatuh ke lantai.

Kakinya berlutut dengan tangannya menutupi mukanya. Ia menangis. Ia menangis dengan kencang. Ia mulai mengacak-acak rambutnya. Ia berdiri dan ia berjalan menuju tembok. Ia mulai memukuli tembok dengan keras. Tangannya kini mengeluarkan darah. Cairan merah itu membasahi lantai.

Ia sedih.

Ia merasa gagal.

Ia merasa payah.

Ia merasa lemah.

--

Halo readers! Maaf baru update. Kemarin-kemarin sibuk, banyak rapat dan urusan. Hehehe~~ Jangan lupa vote, comment, dan share ya!

xo, Xiumin's lover <3

The CEO, Kim Min Seok ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang