E'NOUGH

160 8 0
                                    


Prolog !


Selamat membaca 😻


🐘🐤


***


Alfa membenci Andra, tapi dia membutuhkan sosok Andra untuk ada di sampingnya. Menemani Alfa apapun keadaannya. Karena Andra sudah berani memasuki ruang hatinya yang sudah sangat hitam. Cewek itu memberinya secercah cahaya harapan untuknya berani melangkah mengambil masa depan.
Memiliki sepupu yang juga sangat mencintai Andra hanya dengan sekali pandangannya. Selalu menganggap Andra adalah ceweknya tanpa mengikat Andra dengan hubungan karena takut penolakan. Tanpa tahu ada macam rencana yang begitu membahayakan mereka karena tidak sengaja terseret ke dalamnya.

Andra.

Calliandra Callathea Morgalian. Biasa dipanggil Andra oleh semua orang. Sosok cewek yang begitu mempesona dengan senyumnya. Periang hanya dengan teman dekatnya dan dingin dengan orang sekitar yang tak begitu dia kenal. Sangat menyayangi sosok kakak-kakaknya dan kedua orang tuanya. Hingga semua sirna ketika tragedi yang mereka terima dari masa lalu ayahnya. Hanya dia yang menerima derita karena dia mengorbankan dirinya untuk mengubur semuanya.
Lalu apa jadinya jika misteri yang dia kubur dalam-dalam namun diam-diam muncul dengan bayangan yang menakutkan. Menghantuinya untuk terus bergerak melancarkan rencana memberantas semuanya.

Dan hanya satu yang Andra takutkan. Percaya. Dia tidak akan pernah percaya dengan semua orang kecuali hanya satu orang.

Ada banyak orang yang ingin mengenalnya begitu mereka semua tahu jika dia adalah anak bungsu dari keluarga Morgalian yang memilih menetap di Jerman dan kembali untuk tinggal bersama keluarga yang sesungguhnya. Menuruti keinginan ayahnya untuk bersekolah di Morgalian High School. Sekolah milik ayahnya untuk tetap bisa melihat jika Andra akan tetap ada di jangkauan ayahnya untuk semuanya agar baik-baik saja.

Andra sangat menyayangi ayahnya. Sedari kecil hingga usianya tujuh tahun karena harus pindah ke Jerman dengan suatu alasan.

"ayah apa buaya itu akan menggigit kancilnya ?" tanya Andra kecil saat dibacakan dongeng si kancil oleh ayah di tempat tidurnya. Rey mengelusi kepala mungil putrinya "tidak Andra. Kancil itu hewan cerdas. Dia bisa menipu buaya dengan mudah." Andra kecil mengangguk antusias. "aku ingin jadi kancil yang cerdas" serunya menatap mata ayahnya dengan berbinar.

"kamu akan seperti kancil yang cerdas jika kamu rajin belajar." Nasehat ayahnya.
Andra mengangguk saja. "sudah malam, ayo tidur." Rey membenarkan senyelimut anaknya dan mengecup pucuk kepalanya dengan penuh sayang. "tidur yang nyenyak putri ayah."

Mematikan lampu dan menutup pintu meninggalkan Andra yang sudah menutup mata bermimpi di negeri dongeng yang indah.

Sungguh itu adalah salah satu kenangan yang indahuntuk Andra dari sang ayah.


***

Happy readers...


E'NOUGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang