Chapter 9

1.8K 142 2
                                    

(Author POV)

Imajinasi liarmu semakin menjadi, bagaimana tidak saat ini kau hanya berdua dengan Yoongi di kamarmu dalam keadaan gelap gulita. Ya, sialnya tidak ada persediaan lilin di rumah bahkan senter pun tidak ada. Untungnya kau hidup di zaman modern, dimana sebuah handphone bisa juga digunakan menjadi senter.

Di saat Yoongi tertidur pulas di sampingmu, kau hanya bisa terduduk diam walau sebenarnya kau ingin berbaring juga karena matamu sudah sangat berat. Seandainya saja tidak mati lampu, kau tidak akan berakhir berdampingan di ranjang yang sama dengan Yoongi.

Kau terlalu takut untuk tidur sendiri dan Yoongi terlalu egois untuk tidur di lantai, dengan entengnya dia mengatakan, "Kau bisa berbaring di sampingku kalau mau."

Sesekali kau melihat kearah Yoongi yang sudah berada di alam mimpi, tangannya masih menggenggam tanganmu dan entah kenapa kau merasa nyaman. Perlahan, kedua matamu terpejam dan tanpa sadar ikut berbaring disamping Yoongi.

***

Cahaya matahari masuk melalui jendela kamarmu, matamu sesekali mengerjap namun terlalu kikuk untuk membuka mata bahkan untuk menggeser tubuhpun kau tidak berani. Entah sejak kapan dan bagaimana ceritanya kau bisa tertidur dipelukan Yoongi bahkan sampai berani menggunakan lengannya sebagai bantal.

Sebenarnya bukan hanya kau yang kikuk, Yoongi pun sama. Ia bahkan sudah bangun sejam yang lalu, tapi ia tidak berani membuka mata atau menggeser tubuhnya, sulit juga sebenarnya mengingat tangan kanannya menjadi bantalanmu sedangkan tangan kirinya memeluk pinggangmu.

"Haruskah aku berpura-pura mengigau lalu membalikan badan?" Kau berbicara dalam hati.

"Haruskah aku menunggunya sampai bangun? Tapi kenapa dia tidak juga bangun?" Kali ini giliran Yoongi yang bergumam.

"Ok, aku akan sedikit bergeser-membalikan badan lalu bangun." Lucunya kalian berdua memikirkan hal yang sama, hingga akhirnya tanpa sengaja kalian bangun secara bersamaan.

"Uhm... Aku harus.. Mandi.." Ucap Yoongi gugup saat kedua manik kalian tidak sengaja bertemu.

"Uhm.." Kau hanya mengangguk.

"Kau mau mandi duluan?" Yoongi menggaruk kepalanya walau tidak gatal.

"Aniyaa, aku bisa pakai kamar mandi bawah."

"Eoh geurae." Masih dengan kondisi kikuk, Yoongi pergi dari kamarmu dan kini kau bisa bernafas lega.

***

(Taehyung POV)

To Y/n :

Y/n-ah, kau tidak ke Kampus? Kau tidak sakitkan? Tolong jawab pesanku

Ini pesan ke lima yang aku kirim pada y/n sejak tadi malam. Sedikit khawatir karena tidak biasanya dia mengabaikan pesan dan telfonku.

Hari ini bahkan dia tidak datang ke kampus, untungnya dosen Min juga tidak datang. Jadi dia tidak mendapat hukuman.

Mataku sedang berkeliling mencari sosok y/n disekitar taman Kampus, dan untungnya ia ada tepat di sebrang sana bersama... Dosen Min? Kenapa akhir-akhir ini aku sering melihat mereka bersama?

(Y/n POV)

"Harusnya kau menurunkanku di tempat biasa, lihat jadi banyak orang yang memperhatikan Kita." Aku tertunduk malu saat orang-orang melihatku turun dari mobil yang sama dengan Yoongi. To be honest, Yoongi menjadi populer semenjak menggantikan Dosen Kim serta parasnya yang di atas rata-rata.

"Kita sudah terlambat, aku bahkan tidak masuk ke kelasmu." Ya, gara-gara tadi pagi kita berdua bangun siang dan melewatkan kelas. Tapi itu juga bukan salahku.

SOMETHINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang