Chapter 23

3K 122 1
                                    

🔞No Children Please🔞

(Author POV)
Entah sejak kapan kini kau dan Yoongi sudah tidak berbalutkan sehelai benangpun. Siapa yang memulai kalianpun tidak ingat.

"Ngh... Aaaah... Oppa.." Dan ini entah sudah pelepasan yang keberapa yang kau alami. Meski Yoongi hanya bekerja dengan mulut dan tangannya, sudah membuat kau banjir dengan peluh.

Yoongi masih menikmati kedua dadamu, mengulum ujungnya seperti bayi yang kekurangan asupan gizi, sementara tangannya aktif memainkan dadamu yang satunya serta jari-jarinya yang mengoyak milikmu.

"Oppa... Aku--- uh-- keluar lagi." Lenguhmu saat lagi-lagi kau mencapai pelepasan. Yoongi tersenyum puas melihatmu wajah lelahmu, itu tandanya kau menikmatinya bukan?

"Jangan lelah dulu, ini masih belum." Ucap Yoongi sambil melebarkan kedua kakimu- memulai inti dari kegiatan kalian.

"Ngh... Oppa.." kau mulai merancau, antara sakit dan nikmat.

"Y/n-ah---- kau-- ngh...kenapa nikmat sekali." Kali ini giliran Yoongi melenguh merasakan kenikmatan.

"Oppa.. argh..suck it..." Tanganmu menarik kepala Yoongi- mengarahkannya pada dadamu. Tentu saja dengan senang hati Yoongi menurut. Pikirnya kau butuh pelampiasan untuk menghilangkan rasa sakit.

Kau membantu Yoongi dengan menggerakkan pinggulmu hingga akhirnya kau merasa milik Yoongi berkedut dan selang beberapa detik Yoongi membanjiri rahimmu dengan sejuta pasukan yang mungkin salah satunya akan tinggal di rahimmu.

Yoongi membaringkan tubuhnya disampingmu, mengisi pasokan oksigen yang hampir habis di paru-parunya.

"It was amazing." Yoongi terengah-engah saat mengucapkannya

"Kau sering melakukannya?"

"Kalau aku jujur apa kau marah?"

"Asal aku jadi yang terakhir, aku tidak akan marah." Yoongi tersenyum mendengar ucapanmu, menyenderkan kepalamu di dada telanjangnya kemudian mengecup keningmu.

"Aku mencintaimu." Ucap Yoongi setelah menyelimuti tubuh kalian dengan selimut.

"Aku lebih mencintaimu."

Yoongi memelukmu, membiarkanmu tertidur meski sekarang sudah jam untuk bangun pagi.

•••

(Y/n POV)
Seperti mimpi rasanya semalam aku memberikan mahkotaku pada Yoongi. Semalam kami bercinta dan aku masih saja membayangkan setiap kegiatannya, iya aku akui aku mesum. Tapi memang otak ku merekam semuanya.

Jantungku daritadi berdegup tidak karuan, meski hanya duduk di sampingnya. Hari ini Yoongi mengantarku ke kampus, aku tahu pasti nanti akan sangat ramai saat aku turun dari mobil. Aku hanya berharap Yoongi tidak tahu rumor yang sedang beredar di kampus, aku tidak mau menambah bebannya.

"Kau kenapa? Tadi senyum-senyum sendiri, sekarang murung." Yoongi membuyarkan lamunanku.

"Eh.. tidak. Oppa nanti aku turun di halte saja ya."

"Kenapa? Kan masih jauh."

"Jalan sedikit tidak apa-apa."

"Kau malu ketahuan diantar oleh dosen yang dikeluarkan?"

"Bukaaan, bukan begitu oppa. Aku--"

"Kalau begitu biar aku mengantarmu." Aku tidak bisa menjawab lagi, sebaiknya aku menyiapkan kupingku yang pasti akan terasa panas.

"Sayang, sudah sampai."

"Hari ini kau mau kemana oppa?"

"Hmm, mencari mp3 ku mungkin."

"Uhm----, oke. Aku pergi ya."

"Hey, tidak ada kecupan sampai jumpa?"

"Kalau ada yang lihat bagaimana?"

"Baiklah." Yoongi cemberut, huh ahjussi pemarah.

Cup...

Aku mengecup pipinya

"Bibirnya?" Astaga ahjussi ini.

Cup..

Niatnya hanya mengecup, tapi Yoongi malah menahan tengkukku hingga terjadilah ciuman panas di pagi hari. Bahkan tangannya saja sudah menyelinap di balik kaosku.

"Oppa..." Aku menarik tangannya keluar.

"Maaf.." Yoongi terkekeh.

"Kau tidak tahu tempat ahjussi."

"Nanti malam aku pulang jam 9, jangan tidur dulu ya." Aku tahu maksudnya apa.

"Lihat nanti ya." Aku menggodanya, lalu turun dari mobil. Untung saja aku masih bisa menahan diri, kalau tidak uh bahaya. Aku merapihkan rambut dan kaosku yang sedikit kusut karena ulah Yoongi.

"Heh wanita tidak tahu malu!" Hujatan pertama dipagi hari yang ku dengar dari entah siapa namanya. Aku menghiraukannya, memang aku bukan wanita seperti itu.

"Yaaa!!! Kau benar-benar tidak tahu malu ya? Sudah dapat Taehyung masih saja mendekati Min Saem, harusnya kau yang dikeluarkan. Mengganggu susana kampus saja."

"Kau--"

"Kalau kalian merasa terganggu sebaiknya kalian saja yang pergi." Taehyung? Mau apa dia tiba-tiba datang.

"Taehyung sunbae, kenapa kau masih membelanya? Gara-gara dia sunbae hampir dikeluarkan."

"Tapikan aku masih disini. Sudah kalian pergi saja." Gadis-gadis tadi mendengus kesal lalu pergi, dan tentu saja aku mengikuti mereka pergi. Untuk apa berlama-lama dengan nya di sini.

"Hei kau mau kemana?" Taehyung menghalangi jalanku.

"Mau apa kau?"

"Bukankah harusnya aku mendengar ucapanmu terima kasih darimu?"

"Maksudmu berterima kasih karena telah menyebarkan rumor tentang aku dan Min saem huh?" Aku tahu dialah dalang dibalik semua ini.

"Jika kau mau silahkan."

"Aku tidak mengerti kenapa Kau sampai membawa Min saem dalam masalah ini? Belum puas kau membuatnya diusir dari kampus huh?"

"Kau masih belum mengerti? Kau itu milikku, dan salahnya karena sudah merebut mu dariku. Aku tidak suka jika milikku direbut orang lain."

"Siapa yang mau menjadi milikmu jika tingkahmu seperti ini? Bahkan melihatmu saja aku muak."

"Benarkah? Tapi sayangnya kau harus kembali padaku."

"Aku? Kenapa aku harus kembali padamu? Gila."

"Karena alasan aku menyukaimu." Sial, taruhan apa lagi kali ini yang dia buat? Dia tidak bersungguh-sungguh mengatakannya kan?

"Menyingkirlah." Aku berusaha mengabaikannya.

"Tidak akan." Dia tetap menghalangi jalanku.

"Aku ada kelas Kim Taehyung."

"Aku harus peduli Song Y/n-ah?"

Beberapa detik yang lalu ia berkata menyukaiku dan sekarang dia seolah tidak peduli? Pria ini berkepribadian ganda?

Aku mendengus melewatinya, dan tiba-tiba saja tangannku ditahan olehnya.

"Kau tau ini apa bukan Sayang?"

Aku tertegun. Bukan karena panggilan sayang atau seringainya, melainkan sebuah mp3 kecil yang ada di tangannya.

"Kim Taehyung.. Kau.." Kedua tanganku terkepal kuat berniat ingin menghantamnya. Jika saja bukan karena panggilan Haneul mungkin aku sudah membuat perhitungan olehnya.

"Pikirkan lagi Manis, aku apa ahjusimu." Teriakan menyebalkan yang membuat Haneul menatapku heran.

"Kenapa?"

Haruskah aku ceritakan?



=to be continued=

SOMETHINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang