Chapter 26

2.3K 133 0
                                    

(Author POV)
"Woah." Yoongi takjub padamu. "Tak kusangka kau bisa memarahi perempuan itu, Sayang."

Kau yang semula kesal tiba-tiba tidak bisa menahan senyummu ketika mendengar kalimat 'Sayang' dari Yoongi. Sore tadi, alih-alih menampar Yoongi kau memilih menampar Anna. Entahlah, tapi kau yakin bukan Yoongi yang memulainya. Semoga sumpah serapah yang kau lontarkan tadi membuatnya cukup jera untuk tidak mendekati Yoongi lagi.

"Lagian Oppaaa, kau kan sudah pernah bilang dia hanya mantanmu." Tentu saja kekesalanmu itu disebabkan karena gadis bernama Anna itu tidak mau lepas dari Yoongi. Bahkan dia dalam jarak sedekat itu dengan Yoongi. "Asal main cium tunangan orang lagi."

Yoongi makin tak berhenti tersenyum. Setelah kejadian dirimu melabrak Anna, memarahinya dan menyuruh gadis cantik itu untuk tidak menemui dirinya lagi.

"Lagian kenapa sih semua mantan itu menyebalkan."

Satu alis Yoongi naik ke atas. "Semua?"

"Ya, Kim Taehyung juga menyebalkan."

"Taehyung?"

Kamu menutup mulutmu dengan tangan. Hampir saja kau akan menceritakan sesuatu yang Yoongi tidak boleh tahu.

(Flashback-Taehyung POV)
Gadis di depanku ini sangat keciri sekali seperti muak denganku. Tapi mau bagaimana lagi, aku menginginkannya.

"Sudah sepuluh menit Kim-" dia bahkan tidak menatapku. "-kau membawaku ke sini hanya untuk diam menatapku?!"

"Aku tidak pernah bosan menatap gadis cantik sepertimu Y/n-ah." Ayolah, aku tidak bohong. Song Y/n-ah termasuk gadis cantik di kampus. Hanya saja dia tidak suka tampil di depan khayalak umum juga sedikit susah bersosialisasi. Saat pertama aku bertemu dengannya jujur dia adalah gadis yang baik, juga ramah.

Dan itu yang buat aku ingin sekali berkenalan dengannya, hanya saja pergaulan kita yang beda kadang suka membuatku berfikir ribuan kali mendekatinya. Karenanya, begitu mereka menantangku dengan taruhan ini. Aku tidak berfikir dua kali menyetujuinya.

"Aku pulang."

"Tunggu." Aku menahan lengannya.

"Apa lagi? Kalau kau tidak mengatakan sesuatu, lebih baik aku pulang-"

Aku mengeluarkan benda kecil yang pasti dia tahu apa itu.

"Kembalikan."

"Tidak semudah yang kau kira manis."

Dia menatapku sinis. Sayang aku lakukan ini karena aku menginginkanmu.

"Apa?"

Galaknya. "Kau sepertinya harus kembali padaku Y/n-ah." Aku tersenyum melihatnya menatapku tajam. "Jika kau ingin ini kembali pada pemiliknya.
(Flashback off)

"Kau melamun?" Suara Yoongi membuyarkan lamunanmu.

"Uhm tidak." Kau membuka knop pintu, memasuki kamarmu yang diikuti Yoongi.

"Kemarilah, bukankah kau seharusnya menghapus jejak bibir Anna dari bibirku?" Yoongi menepuk pahanya, menyuruhmu untuk duduk disana.

"No! Kau fikir aku juga tidak marah padamu huh? Kenapa kau tidak mendorongnya? Oh atau kau menikmati ciuman nya?" Yoongi malah tersenyum melihatmu yang sedang cemburu.

"Apa aku terlihat seperti itu?" Yoongi membopong tubuhmu lalu mendudukannya di atas meja belajar.

"Ku bunuh kau jika berani mendekatinya."

"Terima kasih karena percaya padaku." Yoongi tersenyum sebelum bibirnya menyapa bibirmu.

Sejujurnya kau ingin melakukannya daritadi, menghapus bekas lipstick wanita itu dibibir Yoongi.

Bukankah hanya kau yang berhak menyentuhnya? Mengabsen barisan giginya hingga berdansa dengan bibirnya? Semua yang ada pada Yoongi hanya milikmu.

Kau mengalungkan kedua lenganmu di leher Yoongi, mendorong kepalanya agar ciumanmu lebih intens. Yoongi tersenyum disela-sela ciuman, menyadari kau semakin agresiv dan membiarkan kau yang memimpin.

"Y/n-ah, makan malam sudah si--." Seperti film yang sedang dipause, kau, Yoongi dan juga ibumu terdiam. Canggung rasanya. "Makan malamnya masih lama, teruskan saja." Kepala ibumu menghilang saat pintu kamar tertutup.

"Apa baru saja eomma menyuruh Kita untuk..."

"Jangan membangkang, makan malam juga masih lama kan. Kita teruskan saja." Yoongi hendak menarik kaos yang kau kenakan ke atas, tapi kau menahannya.

"Mau apa?"

"Kan tadi Bibi menyuruh kita untuk melanjutkan."

"Dasar ahjussi mesum, awas ah." Kau turun dari meja menjauhi Yoongi.

"Mau kemanaaa?"

"Oppa, kau tidak malu? Tadi Kita dilihat eomma."

"Kenapa harus malu?"

"Heish! Kau memang ahjussi tidak tahu malu." Ejekmu, lalu pergi menuju dapur. Setidaknya kau harus membuat ibumu berfikir kau tidak sedang melakukan apa-apa dengannya bukan?

(Y/n POV)

"Eomma, tadi aku--" Dan sekali lagi aku dibuat tidak bisa berkata apapun oleh eomma. Apa-apaan ini? Hidangan dengan menu utama belut memenuhi meja makan. Siapa pun tahu apa maksud dari Eomma.

"Eh kau mau makan dulu? Makanlah, eomma sengaja membakar belut."

"Eomma--- kenapa-- belut?"

"Uwaaaa, Bibi belutnya banyak sekali."

"Bibi lihat belakangan ini kau terlihat lesu, makan belut bisa membuat mu 'kuat'." Dan kenapa eomma mengatakan 'kuat' dengan penuh penekanan?

"Eomma---."

"Sepertinya malam ini aku akan jadi sangat kuat bi." Lihatlah, mereka tersenyum? Astaga bahkan ahjussi ini sudah tahu maksud eomma. Aku curiga mereka sekongkol.

***

Seminggu ini aku berusaha menghindari Taehyung. Aku harap Taehyung akan menyerah dan mengembalikan mp3 milik Yoongi. Tapi sepertinya Taehyung terlalu baik jika melakukan itu.

"Kau berfikir aku main-main dengan ucapanku sayang?" Aku bersumpah aku benar- benar membenci orang yang saat ini ada didepanku. Lagi, dia membocorkan lagu milik Yoongi dan membuat nya harus kembali mengalami kerugian.

=to be continued=

SOMETHINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang