Terungkap

7.2K 557 9
                                    

Ruang kelas dan sekolah kini sudah sepi, anak-anak kebanyakan sudah pulang ke rumah masing-masing. Sementara aku dan Theo, ada sesuatu yang harus dikerjakan sampai sore begini.

Dan kehadiran Genta di ruang kelas yang sepi ini, hanya ada aku dan dia, membuatku kembali merinding.

"Aku pemilik catatan ini, El!" Teriak Genta.

Genta memiliki catatan sticky notes yang pernah kubuang sebelumnya...

Aku berusaha menjaga jarak dari Genta, entah kenapa wajahnya mengingatkanku pada kejadian yang tidak mengenakkan hari itu.

Jika bukan karena Theo, entah bagaimana nasibku setelah hari itu.

"Maafkan aku, Ellena!" Ucap Genta lagi.

Aku hanya terdiam, kekhawatiranku sedikit berkurang saat teringat Theo sebentar lagi akan kembali, sehabis membeli sesuatu dari kantin, Theo bilang padaku ia akan segera kembali.

"Aku tahu novel pangeran kecil, yang kau sebut le petit prince dalam bahasa prancis!" Tegasnya.

Mungkin setelah melihatku tidak bereaksi, Genta merogoh tas ranselnya mengambil lebih banyak lembar sticky notes yang persis seperti yang kuingat tentang cowok misterius itu.

"Aku suka ending-nya," ucap Genta.

"Aku juga bawa novel baru yang pernah kubaca waktu itu," tambah Genta, ia juga mengeluarkan semua buku tebal-tebal yang ada di dalam tas ransel kecilnya.

"Genta, kau--" Ucapanku terpotong saat Theo tiba-tiba muncul dan berdiri di ambang pintu.

Genta tiba-tiba menarik pergelangan tanganku, lalu menatap Theo seolah menantangnya.

Aku semakin penasaran sebenarnya ada apa dengan kedua orang ini.

"Theo! Aku menemukannya!" Teriakku semangat.

"Genta, Genta orangnya!" Tambahku lagi sambil meraih buku le petit prince yang dibawa oleh Genta.

Theo kelihatannya tidak percaya, dia menyimpan segala macam makanan yang ia beli dari kantin, lalu menarik lenganku menjauhi Genta.

Tepatnya melindungiku dari Genta.

"Kau masih percaya dengannya? Kau lupa apa yang terakhir kali ia lakukan padamu?" Sindir Theo sambil menyita buku itu dan mengembalikannya kepada Genta.

"Dia orangnya, Theo!" Tegasku sekali lagi.

"Kau dengar itu?" Sindir Genta sambil menggertak meja.

"Ellena, dengarkan aku, dia bukan orangnya!" Ucap Theo lagi.

Aku melepaskan lenganku dari genggaman tangan Theo dan menatapnya lurus-lurus.

"Kau tidak senang aku sudah menemukan siapa orang misterius itu?" Ucapku pelan.

"Tapi bukan dia orangnya, El. Kau harus percaya padaku."

"Kau kenapa, Theo? Kukira kau mendukungku?" Tanyaku heran, melihat tingkah Theo yang berlebihan.

"Ayo, kita keluar saja," ajak Genta.

Aku hendak mengambil tas ranselku dan mengemasi semua barang-barang diatas meja.

"Ellena, jangan pergi." Theo mengeluh.

Dia berdecak, lalu melanjutkan, "Dia bukan orangnya."

"Kenapa bukan Genta?" Tanyaku sekali lagi, sebelum meninggalkan ruangan.

Theo kebinggungan, ia mengacak rambutnya dan berkata, "Karena aku, akulah orangnya."

🌼🌼🌼

BellenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang