Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, Radka sudah tidak lagi mencariku.
Tadi pagi, setelah mengantarkan bayaranku minggu ini. Dia pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah katapun.
Aku sempat cemas memikirkan biaya sekolah. Tapi sehabis ini, aku akan mencari pekerjaan paruh waktu sambil membantu ayahku.
Karena aku sudah tidak lagi membimbing Radka, aku jadi jarang sekali pergi ke perpustakaan.
Sedikit penasaran akan pesanku yang lalu, kuputuskan sepulang sekolah aku akan mampir sebentar.
"Ellena kelas sebelas A, kan?" Suara itu membuyarkan lamunanku.
Aku terpaksa menghentikan langkahku, padahal sebentar lagi kelas sudah akan dimulai.
Satu hal secara langsung melintas di benakku saat melihat cowok gemuk berkacamata yang barusan bertanya padaku.
Apa mungkin dia orangnya?
Cowok bertubuh pendek itu mengulurkan tangannya sambil membetulkan letak kacamatanya, "Namaku Genta, kelas dua belas C!" Katanya.
Aku membalas senyuman dan menjabat tangannya, hari yang bagus, aku mendapat teman baru.
"Minuman ini untukmu, pasti sudah tidak dingin lagi, aku sibuk mencarimu kemana-mana," ucap Genta terbata, terlihat seberkas kegugupan dibalik wajah chubby-nya itu.
Aku tertegun melihat kaleng soda yang diberikannya, meskipun penampilan Genta tidak sesuai ekspektasi-ku.
Dia adalah orang pertama yang begitu baik padaku, si gadis culun dan kampungan.
Bel berbunyi, tandanya kelas akan segera dimulai. Setelah ini, aku tidak akan sabar lagi untuk berbincang bersama Genta.
Banyak sekali yang ingin kubicarakan dengannya. Membahas novel-novel, hal yang belum pernah kuketahui, surat, bahkan gambar hati.
🌼🌼🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellena
Short Story[COMPLETED] [SHORT STORY] Memangnya ada keajaiban yang dapat mengubah takdir si buruk rupa menjadi pangeran tampan di zaman now? Jawabannya ADA! Jika versi dongeng beauty and the beast ternyata tidak seindah versi-versi baru yang telah banyak difilm...