Curiga

7.3K 542 0
                                    

"Genta?" Tanyaku ragu, aku melangkah mundur menjauhi Genta yang mulai melangkah mendekatiku.

Tatapannya sangat berbeda dengan yang terakhir kali ia berikan kepadaku.

Menyeramkan, sehingga membuatku terus melangkah mundur menjauhi dirinya.

"Kau kenapa?" Tanyaku.

"Akhirnya tidak ada siapapun disini!" Gumam Genta pelan sambil tersenyum licik.

Menebak niat buruknya, aku berusaha melarikan diri dan berteriak sekencang-kencangnya.

Sayangnya, Genta lebih dulu menahan dan menangkapku saat aku hendak berlari menuju pintu keluar.

Aku meronta-ronta ingin pergi darinya sementara pergelangan tanganku dicengkramnya erat.

"Lepaskan, Genta!!!" Teriakku keras.

Dia terus menarik lengan jaketku, kemudian aku langsung melepas jaketku dan mendorongnya sekuat tenaga.

Genta terjatuh, tubuh besarnya terbentur keras dengan deretan loker-loker disana.

Melihat kesempatan, aku segera berlari menuju pintu dan cepat-cepat pergi dari ruangan itu, meskipun pada akhirnya aku masih menoleh, memastikan apakah Genta baik-baik saja.

Jantungku tak berhenti berdegup kencang. Napasku terengah-engah seperti habis berlari marathon.

Saat akhirnya aku berhasil keluar, Genta mulai bangkit dan kembali mengejarku.

Aku menghadap ke belakang dan terus berlari.

Heran, bagaimana bisa tubuhnya yang gemuk berlari kencang sehingga jaraknya denganku hanya kurang dari satu meter dibelakangku.

Langkahku terhenti saat kepalaku terbentur.

Terbentur dengan sesuatu yang tidak melukai kepalaku. Aku menabrak seseorang dan langsung berada di pelukan seseorang.

Seseorang yang jantungnya berdegup tak kalah hebatnya dengan jantungku. Napasnya juga terengah-engah. Lengan dan juga lehernya basah karena keringat.

Genta berhenti, dia diam mematung disana.

Perlahan aku mengangkat kepalaku,

apa habis ini aku akan tamat?

Apa aku sudah masuk ke perangkap yang telah dibuat lelaki mesum itu?

🌼🌼🌼

BellenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang