Prologue

2.2K 246 75
                                    

We don't want to survive,
We want to life!

We don't want to survive,We want to life!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Year 2XXX.

"Emily!...Eemmm! Cepat buka matamu!" terdengar samar suara mama.

Aku tak sanggup membuka mataku, rasanya sangat lelah, setelah melakukan berbagai kegiatan sosial di sekolah.

"Emily! Cepat buka matamu!" tiba-tiba mama menarik lenganku.

Spontan aku membuka mata dan melihat wajah panik mama. Ternyata ini bukan hanya perasaanku.

"Ada apa ini ma? Kenapa mama terlihat sangat ketakutan?" tanyaku kepada mama sambil menggenggam tangannya yang bergetar.

"Lihatlah sekitar mu Emily! Kondisi saat ini sangat buruk. Kita harus bergegas keluar dari rumah"

Aku tidak sadar jika saat ini asap telah mengepul di seluruh ruangan. Mama benar, kondisi saat ini benar-benar sangat buruk.

Kemudian mama menarik tanganku menuruni anak-anak tangga dan berlari menuju pintu keluar.

Sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini? Api berkobaran di mana-mana dan asap menghalangi penglihatan serta mengganggu pernapasan dan dimana papa?

"Ma, bagaimana dengan papa?" Aku menghentikan langkah kakiku dan bertanya kepada mama.

Wajah mama berubah saat aku bertanya tentang papa.

Bruuk!

Tiba-tiba di hadapan kami terjatuh sebuah balok penyangga rumah. Untungnya tidak terjatuh mengenai kami.

"Kita harus bergegas Emily! Tak ada waktu lagi!" Mama berteriak sambil meneteskan sebuah air mata. Kemudian mama berlari kembali dan menarik tanganku.

Saat beberapa langkah menuju pintu keluar, aku melihat tiga sosok lelaki yang tidak jauh dari tempat kami berada.

"Papa!!" Aku pun berlari ke arah mereka, meninggalkan mama yang berteriak memanggil namaku.

"Pap....a...aaaahhhhh!!" Aku benar-benar syok saat melihat kondisi papa yang bisa dibilang sangat tidak memungkinkan.

Kondisi papa benar-benar sangat mengerikan. Hampir semua isi perutnya keluar dan tubuhnya hanya tinggal separuh, tanpa kaki. Aku merasa mual dan sangat sedih. Tubuhku bergemetar hebat dan keringat keluar dari sekujur tubuhku.

Apa apaan itu? Siapa mereka? Mengapa mereka menggigiti tubuh papa? Mengapa mereka sangat kejam?

"Aarrgghhh" tiba-tiba salah satu dari mereka berjalan mendekatiku.

Mereka terlihat seperti monster! Kulitnya mengelupas dan mengeluarkan bau seperti bangkai. Wajahnya pun hancur tak berbentuk dan mengeluarkan cairan aneh yang menjijikan.

"Emily!!"

Tiba-tiba mama menarikku ke belakang saat makhluk menjijikan itu menghampiriku.

"Aaaahh!"

Makhluk menjijikan itu menggigit tangan mama, sampai kulit dan dagingnya terkoyak dan menyemburkan darah segar.

"Emily! Cepat pergi dari sini! Dan cari bantuan!"

"Tidak mama, aku tak mau meninggalkan mama. Aku takut"

"Ku mohon Emily! Pergilah dari sini dan selamatkan dirimu!"

Apa yang harus kulakukan? Aku tidak ingin pergi meninggalkan mama sendirian dengan makhluk mengerikan itu.

"I can't go without you mom!" ucapku dan mulai menangis.

Kemudian kedua makhluk mengerikan itu menggigiti, mencakar dan mengoyak tubuh mama tanpa perasaan. Aku tak sanggup melihatnya. Aku harus lari. Aku harus pergi dari sini secepat mungkin.

Kemudian aku berlari keluar dari rumah. Setelah berhasil keluar, aku merasa putus asa. Ternyata keadaan di luar sini lebih kacau di banding tadi. Banyak makhluk mengerikan seperti yang menggigiti mama tadi. Mereka berjalan dan berlarian, mengejar dan menggigiti siapapun yang berada di hadapanya.

"Hey nak! Apa yang kau lakukan di sana?! Cepat masuk kedalam mobil jika kau ingin selamat!" teriak seorang lelaki tangguh yang mengenakan seragam tentara.

Sesuai dengan perkataanya, aku memasuki sebuah mobil besar yang terlihat kuat dan di penuhi oleh pasukan tentara.

"Cepat duduk dan pasang sabuk pengamanmu nak!" Ucap tentara perempuan yang seumuran dengan lelaki tangguh yang menolongku tadi.

Setelah semuanya selesai, aku merasa mual dan pusing. Sampai akhirnya penglihatanku memudar dan semuanya terlihat gelap....

Sorry banget prolognya cuma segini, next dibuat lebih panjang lagi deh janji!! Tapi vote terus biar author semangat ngelanjutinnya, be a good readers 😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry banget prolognya cuma segini, next dibuat lebih panjang lagi deh janji!! Tapi vote terus biar author semangat ngelanjutinnya, be a good readers 😉

UNSAFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang