Chapter 7 - The Quarantine

813 149 35
                                    

'Welcome to RIVEDEAS, District 8'

Terpampang sebuah tulisan besar berwarna merah pada sebuah dinding perbatasan yang besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terpampang sebuah tulisan besar berwarna merah pada sebuah dinding perbatasan yang besar.

"Apa yang kalian lakukan kemari, nak?" Tanya seorang tentara yang berjaga di atas dinding perbatasan menggunakan sebuah alat yang berbentuk seperti walky talky namun berbeda, yang satu ini terlihat lebih modern dan canggih. Walky talky itu terhubung dengan sebuah radio tape kecil yang sengaja di taruh di gerbang pintu perbatasan agar tidak menimbulkan suara bising yang dapat memancing para Zeimo

Terdapat banyak tentara penembak jitu yang berjaga di atas dinding perbatasan.

"Tolong, selamatkan kami! Biarkan kami masuk" teriak Emily dibawah sana.

Semuanya saat ini sedang berdiri didepan gerbang yang berbentuk tembok yang cukup tinggi dan mendongak melihat para tentara yang berada di atas sana.

"Mengapa kalian tidak bersama dengan pasukan evakuasi?" Tanya tentara itu lagi.

"Maaf tuan, tapi kami tertinggal. Oleh karena itu kami datang sendiri, tanpa pasukan evakuasi" kali ini Samuel yang berteriak menjawab pertanyaan tentara itu.

"Baiklah, apa kalian terinfeksi?" Tanya tentara itu lagi.

'Mereka semua terlalu bertele tele! Membuatku kesal' batin lily.

"Tentu saja tidak tuan! Lihatlah sebagai bukti, sampai saat ini kami masih belum berubah menjadi seperti mereka!" Teriak Lily yang mulai merasa kesal.

"Baiklah!" Ucap tentara tersebut dan menggerakkan jarinya, memberi kode kepada tentara lainnya.

Kemudian tembok yang berukuran sedang perlahan lahan terbuka dan beberapa tentara keluar mengenakan masker yang menutupi seluruh wajahnya.

Mereka berlari menghampiri Emily dan yang lainnya, kemudian membawa mereka melewati perbatasan distrik delapan.

Saat sudah berada di dalam, tentara yang berbicara dari atas tadi turun dan menghampiri mereka.

"Hai anak-anak." sapa lelaki berumur itu dan membuka masker yang menutupi wajahnya.

"Aku adalah Alex, pimpinan disini" lanjut tentara itu.

"Sepertinya kalian adalah remaja yang kuat, karena berhasil sampai disini tanpa bantuan dari tim evakuasi. Aku takjub dengan kalian" ucapnya dan memberikan pujian.

"Terima kasih atas pujian anda" jawab Samuel.

"Maaf karena sempat membuat kalian kesal" ucap tuan Alex.

"Tak apa, setidaknya kau telah membuat kami merasa aman" ucap Amanda yang merasa lega.

"Aman? Apa kau yakin bahwa kau telah aman?" Tanya tuan Alex dengan raut wajah yang tak terbaca.

UNSAFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang