[Highest Rank #7 on Sci-Fi 2017]
Di sebuah kota yang aman dan tentram terdapat seorang ilmuwan yang pintar dan memiliki penemuan hebat. Ilmuwan tersebut membuat penemuan dan selalu berhasil diantara para ilmuwan yang lain. Suatu ketika ilmuwan terse...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka semua berjalan keluar dari ruang isolasi dan bertemu kembali dengan Tuan James.
"Hai nak. Bagaimana interogasinya? Tidak ada masalah bukan?" Tanya Tuan James.
"Tidak tuan. Tetapi teman kita Mark, ia dibawa lagi oleh perawat dan dokter" jawab Emily dan Tuan James menganggukkan kepala mengerti.
"Sepertinya teman kalian memiliki masalah, oleh karena itu mereka membawanya untuk pemeriksaan lebih lanjut."
'Drrrt'
Tiba-tiba benda seperti Walky Talky yang sama dengan yang pernah digunakan tuan Alex bergetar di bahunya.
Tuan James berjalan menjauh dan mengangkat benda itu, lalu berbicara dengan orang yang menjadi lawan bicaranya.
"Maaf, aku ada urusan penting. Sisanya, anak buahku yang akan mengurus kalian" ucap tuan James yang berjalan ke arah mereka setelah dia selesai berbicara dengan orang lain menggunakan benda itu. Lalu, Tuan James berjalan menjauh dari mereka.
"Untuk perempuan, tolong ikuti saya" intruksi tentara wanita yang sedari tadi berdiri mengawal. Sepertinya usianya sudah menginjak kepala tiga.
"Untuk kalian lelaki, silahkan ikuti saya" lanjut tentara pria yang seumur dengan tentara wanita tadi.
Mereka semua mengikuti perintah tentara tersebut, dan berpencar mengikuti tentara yang memimpin masing-masing.
⚠⚠⚠⚠⚠
"Maaf nona, kemana anda akan membawa kami?" Tanya Emily. Karena tentara wanita itu sama sekali tidak mengeluarkan suara saat sedang dalam perjalanan.
"Ruang istirahat. Disana kalian bisa beristirahat sebelum kalian benar benar bebas dari masa karantina" jelas tentara itu.
"Apa disana terdapat kamar mandi dan pakaian dalam?" Tanya Amanda.
Sudah tak terasa, tidak ada satupun dari mereka yang telah mandi setelah dua hari berlalu. Dua hari yang sangat panjang dan melelahkan bagi mereka.
"Tentu saja. Semuanya telah tersedia disana" jawabnya.
"Lalu, apa yang akan terjadi selanjutnya kepada kami?" Tanya Lily.
"Kalian akan di taruh di asrama yang telah di buat khusus untuk warga yang berhasil di evakuasi" jawab tentara itu.
"Dibuat khusus? Maksudmu, distrik ini sudah tahu jika hal seperti ini akan terjadi?" Tanya Lily yang merasa janggal dengan apa yang telah dikatakan dengan tentara perempuan itu.
"Eh? Te...tentu saja tidak. Kami hanya menduga bahwa hal seperti ini akan terjadi" jawab tentara wanita itu, yang terlihat seperti gugup saat menjawab pertanyaan Lily.
Kemudian sunyi. Mereka terus berjalan melewati koridor bercat putih yang berkelok kelok.
'Sepertinya ada yang aneh' batin Lily, lalu ia menatap Emily. Berbicara dengan bahasa isyarat.