Chapter 10

7.9K 719 36
                                    

Cerita ini hanya dipublikasikan di Wattpad!

Hai, aku kembali lagi nih dengan sebungkus cerita yang mudah-mudahan turut menghibur di hari Minggu kalian :)

Khususnya untuk pembaca setia cerita saya, selamat membaca!

---

"Hubungi aku kalau sudah sampai" kata Jenna seraya melambaikan tangan ke arah Jemima.

Sudah waktunya bagi Jemima untuk kembali pulang karena baginya cukup lima hari saja ia menemani Jenna. Alasan utama ia harus kembali tentu karena pekerjaan sudah menunggunya. Sebagai sekretaris pribadi Ace Almer tentu tidak membuat Jemima dengan seenaknya bertindak. Dia juga harus mengutamakan sebuah keprofesionalan dan ia mendapatkan posisi itu bukan karena sebuah nepotisme, melainkan murni akan kemampuannya.

Kembali lagi pada Jenna yang mana segera merebahkan tubuhnya sesaat setelah sampai di mansion. Hari ini mansion keluarganya begitu sepi. Semuanya kembali pada rutinitas masing-masing. Ayahnya melakukan perjalanan bisnis yang tentu ditemani ibunya. Max, kakak sulungnya harus terbang kembali ke London untuk mengurus cabang perusahaan di sana. Selena yang bekerja sebagai dokter spesialis anak tentulah sibuk-sibuknya melanjutkan rutinitasnya. Lalu terakhir Fin yang tanpa perlu ditanya sudah tentu sibuk. Saudara kembarnya itu adalah seorang penyanyi terkenal dengan segudang bakat. Sekarang sibuk-sibuknya mengeluarkan album baru.

Setidaknya pekerjaan yang digeluti saudara-saudaranya membuat Jenna berpikir bahwa tidak seharusnya dia menganggur. Minimal dia harus melanjutkan pekerjaanya yang sama persis ketika ia berada di Indonesia. Dia bisa saja mendapatkan pekerjaan di detik ini juga mengingat kekuasaan ayahnya begitu besar. Tapi dia bukan tipe orang yang memanfaatkan apa yang orangtuanya miliki. Dia dibesarkan dan dididik dengan cara benar hingga membuatnya berpikir bahwa pekerjaan harus sesuai dengan kemampuannya.

Setelah berpikir panjang dan cukup rumit, maka Jenna memutuskan untuk mencari pekerjaan sebagai editor. Pekerjaannya tidak hanya sebagai editor saja tapi juga sebagai slide designer yang mana kemampuannya terkadang dibutuhkan oleh berbagai macam perusahaan baik kecil, menengah, maupun besar. Itu berarti dia tidak akan pernah terlepas dari teman-teman lamanya demi mempertahankan pekerjaannya dalam mendesain.

Pikiran Jenna terusik dengan adanya suara ketukan pintu kamarnya. Dia terbangun dari posisi tidur dan segera membukanya tanpa pikir panjang. Sedetik kemudian dia telah menemukan Bia tersenyum ramah seraya menunjukkan sebuah paper bag.

"Boleh aku masuk?" tanya Bia yang segera mendapat anggukan dari Jenna.

Bia segera mendudukkan dirinya di tepi pembaringan Jenna. "Aku baru datang dari Meksiko dan aku memberikanmu ini sebagai oleh-oleh. Semoga kau menyukainya, Jenna."

Jenna tidak bereaksi ketika mendengar apa yang baru saja Bia katakan. Pasalnya dia terlalu terkejut akan sikap Bia yang begitu ramah terhadap dirinya itu. Tentu saja dia juga merasa bersalah mengingat ia pernah berpikir bahwa Bia bukanlah wanita yang sebaik orang lain kira. Kenyataannya, dia benar-benar melihat ketulusan dari tatapan seorang Bia Bellinda.

"Kau tidak menyukainya, Jenna?"

Pertanyaan diajukan oleh Bia membuat Jenna gelagapan lalu memutuskan untuk tersenyum. Jenna segera menghampiri Bia dan duduk di samping wanita itu. Kemudian dia mengambil alih paper bag dari tangan Bia dan mulai membukanya. Ada topi sombrero dan beberapa jenis cokelat.

"Ini bagus. Aku menyukainya. Terimakasih, Bia" kata Jenna seraya tersenyum lebar.

"Ya, sama-sama. Anggap juga sebagai kado penyambutan dariku, Jenna. Aku minta maaf karena tidak datang pada hari penyambutanmu kemarin."

Remembrance (#3 MDA Series) Telah Terbit! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang