Chapter 13

5.4K 604 24
                                    

Cerita ini hanya dipublikasikan di Wattpad!

Sebungkus cerita di malam minggu untuk kalian pembaca setia,

selamat membaca!

---

"Bisa berhenti sebentar?" tanya Jenna dengan raut wajah memohon pada Nick.

"Dan akan memperlambat waktu kita untuk sampai ke New York." Nick bergumam malas. Keduanya sudah dalam perjalanan pulang menuju New York.

"Oh ayolah, jarang-jarang kita bisa melihat banyak bintang. Setidaknya bintang di sini terlihat lebih banyak karena tidak adanya polusi cahaya dan udara."

Mau tidak mau Nick mengangguk sebagai tanda menyanggupi permintaan Jenna. Setelah memastikan Nick memberhentikan mobilnya, barulah Jenna membuka pintu mobil dan melompat keluar. Dia mendudukkan diri di bagian depan mobil. Bibirnya tidak berhenti tersenyum ketika melihat pemandangan yang baginya begitu jarang dilihat. Sesekali dia juga memotret pemandangan itu sebagai salah satu momen yang tidak terlupakan.

Saking asyiknya dia tidak menyadari bahwa Nick sudah ada di sampingnya. Lelaki itu menggeleng melihat kelakuan Jenna yang dinilainya sama seperti anak kecil bertemu dengan mainan barunya.

"Sudah?" tanya Nick karena mulai merasa bosan.

"Sedikit lagi" kata Jenna dengan senyum tanpa dosanya, membuat Nick memutar bola matanya.

"Kau menyukai bintang?"

"Ya, tentu. Aku selalu menyukai hal-hal yang berbau bintang. Ilmu astronomi adalah salah satu favoritku."

"Apa yang kau dapatkan dari menyukai bintang?"

"Banyak. Salah satunya pikiranku bahwa dia bertranformasi menjadi bintang."

"Dia siapa?"

"Bayiku."

Jawaban yang tentu di luar dugaan. Nick tahu maksud dari jawaban Jenna. Hanya saja dia merasa mulai tak nyaman karena telah mengingatkan Jenna akan penderitaan wanita itu.

"Maafkan aku." Nick tiba-tiba meminta maaf membuat Jenna mengerut tanda bingung. Ditengokkan kepalanya ke arah Nick dan menemukan lelaki itu sedang mendongak ke atas. Menatap bintang.

"Untuk apa?"

"Karena membunuh bayi kita" katanya dengan suara yang begitu lirih.

"Bukan salahmu saja. Salahku juga yang tidak dapat berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja."

Nick membalas tatapan Jenna. Lelaki itu sadar benar bahwa masih ada sisa kesakitan yang terdapat di wajah Jenna. Reflek, tangannya terangkat menyentuh wajah Jenna. Sentuhan ringan di sepanjang pipi, hidung dan berakhir pada bibir Jenna. Entah kenapa ada dorongan besar dari dalam diri Nick untuk membuat Jenna merasa aman dan baik-baik saja.

Sedang Jenna merasa jantungnya tiba-tiba beraksi begitu keras. Berdegup lebih kencang daripada biasanya hingga rasanya ingin melompat dari tempatnya. Terlebih lagi bibirnya begitu sensitif terhadap sentuhan apapun terutama sentuhan jari Nick yang dirasa begitu melenakannya. Sadar bahwa akan berbahaya jika dihayati terlalu dalam, Jenna menepis pelan tangan Nick. Kemudian memberikan senyum kecilnya.

"Aku baik-baik saja sekarang" kata Jenna untuk kemudian bersiap bangkit guna kembali ke dalam mobil.

Kejadian selanjutnya membuat Jenna terkejut bukan main. Nick menarik keras pergelangan tangannya hingga ia hampir jatuh jika tidak ditahan oleh lelaki itu. Posisinya dalam sekejap berada dalam pelukan Nick dengan kedua tangan lelaki itu memeluk erat pinggang rampingnya. Udara malam hari yang terasa dingin seolah memberi dukungan bagi keduanya untuk saling menghangatkan diri dengan cara saling memeluk.

Remembrance (#3 MDA Series) Telah Terbit! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang