Chapter 6

7.8K 719 54
                                    

Cerita ini hanya dipublikasikan di Wattpad!

Aktivitas terhambat karena hujan, tapi tetep aku paksain buat up untuk kalian pembaca setia ;)

Selamat membaca!

---

Jenna tidak tahu sikap seperti apa yang harus ia tunjukkan jika berhadapan dengan keluarga besarnya. Ini pertama kalinya ia diizinkan untuk menunjukkan diri di hadapan seluruh keluarga besar. Membuatnya memaksa Jemima sebagai teman seperjalanan. Dia tahu Jemima tidak akan menolak apapun permintaannya. Sahabatnya itu terlalu baik hati hingga tidak ingin membuat dirinya terlihat bersedih atau bahkan bingung sedikit pun.

Jadi, di sinilah Jenna sekarang. Berada di dalam mobil hitam yang akan membawa dirinya dan Jemima ke rumah yang seharusnya Jenna tinggali selama ini. Sampai detik ini Jenna hanya bisa berinteraksi dengan orang tua dan kakak-kakaknya. Keluarga pamannya pun dia hanya tahu lewat album foto tanpa pernah berinteraksi secara langsung. Jadi jangan heran kenapa saat ini Jenna begitu gugup.

"Aku yakin kau bisa mengatasinya." Jemima bersuara dengan senyum penuh pengertian. Diusapnya punggung tangan sahabatnya itu guna memberi sedikit ketenangan.

"Lalu apa yang harus aku lakukan jika mereka tidak menyukaiku?"

"Hei, bagaimana bisa kau berpikir seperti itu? Aku yakin mereka semua menyayangimu. Kau tahu kan bahwa selama ini orangtuaku selalu memberitahumu bagaimana sayangnya mereka terhadapmu? Lagipula kemarin kau sudah tahu alasan sebenarnya."

"Iya, tapi Em ... maksudku bukan ..."

"Sshh ... tenanglah. Semuanya akan berakhir baik. Kau mudah untuk dicintai oleh siapa pun, Jenna."

"Ya, semoga saja."

Sepanjang perjalanan Jenna hanya bisa berdoa akan semuanya. Akhir-akhir ini dia tahu alasan orangtuanya terpaksa menitipkannya pada orangtua Jemima. Membuat Jenna memaklumkan semuanya. Tapi tentu saja terkadang membuatnya merasa bahwa ia kurang disayang oleh keluarganya sendiri. Dia ingin berkumpul di tengah-tengah keluarga intinya. Berakrab ria dengan saudara-saudaranya, makan bersama, liburan bersama, dan apa saja terkait kebersamaan keluarga. Dia memang mendapatkan itu semua di tengah keluarga Jemima, tapi tentu saja akan berbeda rasanya jika bersama dengan keluarga sesungguhnya.

Sesampainya di depan mansion sudah berbaris rapi semua karyawan guna menyambut putri bungsu dari sang pemilik mansion. Tidak ada keterkejutan dari wajah Jenna karena dia sudah terbiasa dengan segala macam sikap hormat terhadap dirinya. Dia pikir penampilannya sudah sempurna. Midi dress berwarna dusty pink dengan pump shoes berwarna senada. Tidak ketinggalan dengan perubahan warna pada rambutnya karena mewarnai rambut adalah salah satu hobinya. Kali ini ia mewarnai rambutnya dengan coklat gelap.

"Yas!" suara teriakan berasal dari Fin, kakak kembar Jenna. Pria itu terlihat begitu antusias menyambut kepulangan adiknya ke mansion. Jenna tersenyum lebar sembari keluar dari mobil.

"Oh, aku benar-benar merindukanmu, Sister." Ucap Fin setelah berhasil membawa Jenna ke dalam pelukannya.

"Aku juga merindukanmu, Brother." Jenna bersuara lengkap dengan pelukan balasannya pada kakak kembarnya itu.

"Waw!" Fin berseru ketika melihat keberadaan Jemima yang tidak jauh dari adik kembarnya itu. "Emma, kemarilah! Aku juga merindukanmu." Fin melanjutkan ucapannya seraya membentangkan kedua tangannya ke arah Jemima. Membuat wanita itu mau tidak mau tertawa dan segera menjatuhkan tubuhnya ke dalam pelukan Fin. Jemima sudah mengenal benar bagaimana sifat keluarga inti dari sahabatnya itu.

Remembrance (#3 MDA Series) Telah Terbit! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang