Chapter 3

7.8K 829 21
                                    

Cerita ini hanya dipublikasikan di Wattpad!

Hai, semua! Ketemu lagi dan jangan bosen-bosen ya :D

Mumpung nganggur -berasa sibuk aja- aku up buat kalian pembaca setia.

Selamat membaca!

---

Jemima memandang Jenna dengan wajah penuh penyesalan. Dia tidak tahu akhir cerita cinta dari sahabatnya itu selalu berakhir tragis. Jemima tahu benar bagaimana Jenna. Di matanya Jenna adalah wanita ceria dan tegar. Memiliki ambisi dan terkadang memang menyebalkan. Tapi Jemima cukup tahu bahwa ketika Jenna melakukan hal menyebalkan, itu tidak lain adalah ingin mendapatkan perhatian.

Hari ini niatnya Jemima ingin mengajak Jenna pergi berbelanja. Mengingat cerita Jenna sebulan lalu bahwa akan ada acara yang mana mengharuskan sahabatnya itu untuk terbang ke New York. Tapi ketika melihat Jenna tidak berdaya, lebih tepatnya berbaring dengan demam tinggi, Jemima menjadi tidak tega. Karena itulah gunanya ia ada di sini. Menjaga Jenna sepenuh hati.

Jenna dan Jemima tidak hanya sepasang sahabat. Keduanya tumbuh besar oleh Sarah Einar dan Hadi Radinal. Pasangan suami istri itu adalah orangtua kandung Jemima. Karena itu Jemima sudah menganggap Jenna sebagai saudara sendiri. Puncaknya hari ini dimana orangtuanya sudah dua hari lalu tidak ada di rumah karena harus mengurus cabang perusahaan di Singapura. Meninggalkan dirinya dan Jenna bersama dengan lima karyawan rumah.

Dua hari lalu memang tidak ada apa-apa, tapi tadi malam Jemima jelas terkejut melihat keadaan kacau Jenna. Lebih tepatnya, sekembalinya Jenna dari Bali. Sahabatnya itu terlihat sangat kacau walau tidak ada air mata yang membuktikan bahwa dia dalam keadaan bersedih. Tapi dari pandangan sudah cukup membuktikan jika Jenna dalam keadaan tidak baik-baik saja. Baru tadi pagi Jemima tahu alasannya tentang pengkhianatan Vincent, kekasih Jenna. Cerita yang membuat Jemima geram hingga menceritakan seluruhnya pada Ace Almer, sahabat dirinya dan juga Jenna.

Ace yang memiliki sifat protektif tentu saja menjadi berang. Ace memang player, tapi dia selalu terang-terangan pada siapapun yang menjadi kekasihnya. Tidak dengan Vincent yang menyembunyikan kebusukannya. Untuk itu sekarang Jemima hanya bisa menunggu kedatangan Ace guna membuat Jenna lebih tenang.

"Jenna ..." Jemima mulai memberanikan diri untuk mendekat. Duduk di samping tubuh Jenna yang berbaring. Lalu meletakkan punggung tangannya ke kening Jenna guna memeriksa suhu tubuh sahabatnya itu.

"Makan ya?" tawar Jemima dan tentu saja segera dibalas gelengan kepala oleh Jenna.

"Kemungkinan Ace akan datang sebentar lagi." Jemima mencoba memberitahu dan Jenna hanya menatap Jemima dengan pandangan bertanya.

"Ya, dia sudah tahu semuanya karena aku ingin Vincent mendapat balasan yang pantas karena sudah membuatmu menangis."

Jenna menggeleng lemah, "dia tidak membuatku menangis."

"Tapi kau terluka dan ... kacau."

"Aku memang terluka, tapi luka ini tidak seberapa dibanding luka beberapa tahun lalu."

Jemima hanya bisa menghela nafas pelan. Lalu tanpa segan lagi dia memeluk Jenna. Seolah dengan pelukan itu membuatnya ikut merasakan kesedihan yang dialami Jenna. Dia tahu semua apa yang dialami sahabatnya termasuk kehamilan Jenna beberapa tahun lalu.

"Dari sana aku mulai berpikir, Em ... bahwa aku ditakdirkan untuk tidak dicintai oleh siapa pun."

Jemima tidak tahan untuk tidak menitikkan air mata. Dia menangis. Menangis atas kesedihan yang dirasakan Jenna, sahabatnya.

"Aku mencintaimu. Ada Mama Sarah, Papa Hadi, juga Ace. Kami semua mencintaimu, Jenna."

Jenna menggeleng keras, "aku tahu kalian mencintaiku, tapi Mommy dan Daddy ..." Jenna tidak dapat melanjutkan perkataannya karena menahan tangisnya sekuat tenaga. Tidak ingin memerlihatkan kelemahannya di depan Jemima. "Bahkan tidak ada pria yang mencintaiku dengan tulus."

"Daddy dan Mommy-mu mencintaimu, Jenna."

"Aku yakin mereka tidak tahu tentang kehamilanku beberapa tahun lalu, Em. Mereka lebih sibuk mengurus perusahaan dan saudara-saudaraku yang lain di sana. Bahkan sekarang, aku yakin mereka juga tidak tahu tentang keadaanku yang sekarang."

"Jenna ..."

"Berhenti memberiku harapan lagi, Em. Selama ini mereka memang melimpahiku dengan uang dan uang, tapi tidak dengan perhatian. Jadi jangan salahkan aku jika suatu saat aku jadi anak pembangkang."

"Jenna ..."

"Aku harus menunjukkan siapa diriku yang sebenarnya. Aku tidak ingin lagi disembunyikan seperti ini."

"Dengar, Jenna! Ini semua demi kebaikanmu. Jangan pernah terpengaruh dengan pikiran negatifmu itu. Aku yakin mereka memiliki alasan kuat kenapa dirimu dititipkan pada Papa dan Mama."

"Tinggalkan aku sendiri, Em. Aku ingin sendiri." Jemima hanya bisa menghela nafas panjang. Salah satu sifat Jenna kambuh dan itu membuat Jemima harus bersabar.

"Aku juga tidak ingin bertemu dengan Ace hari ini." Kalimat lanjutan yang membuat Jemima terpaksa mengangguk menyanggupi.

---00---

Don't copy without my permission!

Pendek lagi ya? Hhehe maapkeun masih belum bisa buat chap yang lebih panjang dari ini.

Dari percakapan Jenna dan Jemima pasti udah bisa ditebak siapa Jenna ini. Di sana juga ada nama tokoh yang bisa dijadiin clue lho.

Oke, semua ... selamat beraktivitas kembali!

Remembrance (#3 MDA Series) Telah Terbit! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang