Chapter 17

8K 725 91
                                    

Cerita ini hanya dipublikasikan di Wattpad!

Cerita ini hanya dipublikasikan di Wattpad!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk semua pembaca setia, terutama yang lagi sendiri di malam minggu ini :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk semua pembaca setia, terutama yang lagi sendiri di malam minggu ini :D

Selamat membaca!

---

Jenna berusaha untuk tampak baik-baik saja ketika kaki jenjangnya melangkah jauh lebih dalam. Jantungnya yang sedari tadi berpacu cepat menjadi lebih cepat lagi kala melihat dari jauh keberadaan Nick dan Bia. Pasangan yang menjadi pusat perhatian setiap orang. Pasangan yang menjadi bahan berita satu bulan belakangan ini. Pasangan yang membuat Jenna kalang kabut untuk menenangkan diri.

Jenna sengaja datang belakangan karena pekerjaannya memang tidak bisa ditinggal begitu saja. Niat awal dia tidak akan datang, tapi apalah daya ... dia harus datang agar tidak ada yang curiga. Untuk itu di sinilah dia. Memakai gaun panjang sewarna dengan matanya. Rambutnya tetap ia biarkan berwarna hitam dan ia gelung tinggi untuk menambah keanggunannya. Walau suasana hatinya tidak baik, minimal dia harus tampil baik guna menyamarkan perasaan sebenarnya.

Jenna tahu dirinya tidak akan menjadi pusat perhatian dikarenakan pemberitahuan bahwa ia putri bungsu dari pasangan Gavin dan Kaithlyn Addison akan diadakan tepat pada ulang tahun perusahaan keluarga dua mingggu lagi.Lagipula, Jenna juga tidak ingin diperkenalkan karena rasa-rasanya sudah terlambat untuk memberitahukan semuanya. Semua orang tahu bahwa Gavin dan Kaith hanya memiliki tiga orang anak kandung dan satu anak angkat. Entah dirinya dianggap telah meninggal atau apa, Jenna tidak mau tahu.

Selama ia mengitari ruang, mata hazelnya tidak lepas dari sosok Nick. Dia dapat melihat ketidaknyamanan dari pria itu. Ada sesuatu yang membuat Nick gelisah dan sesekali juga nampak bahwa pria itu sebenarnya mencari seseorang. Entah siapa.

Sampai akhirnya mata pria itu berhenti pada dirinya. Benar-benar berhenti seolah apa yang ia cari sudah ditemukan.

Nick memandang Jenna begitu lekat.

Jarak Nick dan Jenna memang jauh, tapi keduanya entah mengapa merasa begitu dekat hingga berpikir bahwa semua orang yang berada di sekitar keduanya melebur tanpa wujud. Hanya ada keduanya. Nick dan Jenna. Sampai akhirnya Jenna memutus pandangannya dan beralih pada white wine yang ia pegang. Jenna mengambilnya tadi dan belum sempat ia minum. Kini ia sesap sedikit demi sedikit untuk merasakan sensasi dari white wine itu sendiri. Siapa tahu dengan begitu beban pikirnya menjadi berkurang.

Remembrance (#3 MDA Series) Telah Terbit! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang