Chapter 11

6.6K 698 46
                                    

Cerita ini hanya dipublikasikan di Wattpad!

Untuk semua pembaca setia ... selamat membaca!

---

"Apa kau bisa mengantar Jenna, Nick? Tujuan kalian kan searah." Ucapan Bia di tengah-tengah ketiganya menikmati makan siang, membuat Nick berhenti dari aktivitas makannya.

Sejak awal Nick memang kurang berselera makan. Sekarang ditambah dengan permintaan calon tunangannya itu membuat dirinya bertambah tidak selera.

"Tidak Bia. Aku tidak ingin merepotkan Nick." Jenna jelas memainkan perannya lengkap dengan senyum super baiknya. Jangan salahkan dirinya ketika ia benar-benar berlaku jahat sekarang.

"Oh tidak perlu merasa keberatan seperti itu, Jenna. Kau sudah aku anggap sebagai adik. Selena juga sering diantar Nick jika Max atau Fin tidak bisa mengantarnya. Jadi, tidak apa-apa. Nick juga tidak akan keberatan. Benar kan, Nick?"

Tidak ada yang dilakukan Nick selain mengangkat bahu.

"Aku hanya merasa bersalah tidak bisa menemanimu seharian ini Nick. Tadi juga pemberitahuannya begitu mendadak." Bia kembali menjelaskan akan maksud kedatangan temannya itu yang memberitahukan bahwa Bia harus ke studio untuk kepentingan pekerjaannya sebagai pengganti pembawa acara.

"Tidak apa" sahut Nick pendek.

Sebenarnya Nick ingin memarahi Bia karena seenaknya saja bertindak. Tapi tentu saja dia harus menahannya mati-matian mengingat di depannya ada seseorang yang rupanya berniat menghancurkan hubungannya dengan Bia. Nick menyesal karena tidak bisa mengontrol mulutnya di hadapan Jenna hingga menuduh wanita itu yang bukan-bukan. Sekarang apalah daya, Jenna sudah terlanjur memutuskan sesuatu dan Nick tahu benar bagaimana watak dari orang yang berdarah sama dengan seorang Gavin Addison.

Selanjutnya dengan terpaksa Nick mengantar Jenna ke kantor wanita itu. Semobil dengan orang yang pernah tidur bersama, tentu bukan ide baik. Nick merasakan hal itu sekarang dan dia tidak pernah berhenti mengumpat dalam hati kala pikirannya mulai membayangkan hal yang tidak-tidak. Terlebih lagi dari sudut matanya dia jelas menangkap rok selutut yang digunakan Jenna tidak dapat menutupi seluruh bagiannya yang benar.

"Sudah terhitung berapa kali kau mengkhianati calon tunanganmu itu?" pertanyaan sarkas itu membuat Nick melirik tajam ke arah Jenna.

"Bukan urusanmu" sergah Nick. Dia hanya bermain-main dengan wanita lain. Tidak sampai membawa perasaan atau segala macamnya dan Bia selalu mengetahuinya. Jadi itu semua bukan termasuk kategori pengkhianatan. Kecuali kasus antara dirinya dan Jenna. Bia tidak tahu sama sekali.

Jenna sendiri tertawa. Meremehkan respon Nick. "Aku lupa bahwa kau pengecut."

Kalimat yang membuat Nick menggeram marah hingga memberhentikan mobilnya secara tiba-tiba.

"Lain kali pikir dulu tentang apa yang akan kau katakan padaku, Yasmine!"

"Aku baru tahu bahwa seorang Nicholas Sebastian Rodney itu pemarah, arogan, sok tahu, pengatur, pemaksa, pe ..." ucapan Jenna berhenti ketika tangan Nick tiba-tiba mencengkram erat pergelangan tangannya.

Nick dengan jelas menampakkan wajah super marahnya. Sebenarnya Jenna mulai merasa takut. Tapi tekad akan perkataannya tadi di restoran lebih besar dari rasa takutnya hingga ia berani menantang tatapan Nick dengan tatapan sama tajamnya.

"Apa yang harus aku lakukan agar kau berhenti bicara?"

Jenna tersenyum miring, "cukup dengan kau menciumku."

Remembrance (#3 MDA Series) Telah Terbit! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang