Chapter 16

5.4K 617 63
                                    

Cerita ini hanya dipublikasikan di Wattpad!

Untuk semua pembaca setiaku, selamat membaca!

---

Aku kau bagai seonggok kayu, dan kau menggelora bagai api cemburu. Bersama, kita hanya akan menjadi abu, usai terbakar berbekas pilu.

Aku melamun pada malam, dan kau termangu dalam temaram. Bersama, kita akan terus tenggelam. Saling merindu gelimang cahaya dalam kelam.

Cukup!

Semakin lama, hanya desir rindu yang melanda. Sampai remuk menelusup relung, hingga perih mengiris rusuk yang berkabung, di sini cerita tentangmu akan tetap utuh untuk bernaung. Karena waktu membuat keringat dalam pendewasaan, telah terlewati deretan sosok pengisi kerinduan. Pada tiap embusan, sebutlah itu kenangan.

Maaf.

Aku hanya sedang membuka kembali memori yang mengalun dan terhentak akan kenangan menahun. Untukmu masa lalu, terimakasih atas lakumu nan anggun.

-Presipitasi Koalesensi oleh Wira Nagara-

---

Setelah memastikan penampilannya dapat dikatakan layak, barulah Jenna bersiap untuk keluar dari kamarnya. Dia sudah memutuskan suatu hal yang menyangkut perasaannya. Setidaknya, sebelum benar-benar terlambat dia ingin mengungkapkan apa yang dirasanya pada Nick. Minimal Nick harus tahu bahwa dia merindu dan menginginkan pria itu. Niat Jenna hanya ingin mengungkap tanpa meminta Nick membalas segala perasaannya.

Dia sedikit berlari ketika melalui tangga dan menjadi berhenti ketika matanya jelas menangkap kehadiran dua orang yang terlihat berjalan menuju ruang makan. Jenna mengerut melihatnya dan memutuskan untuk mengikuti keduanya.

Di lain sisi, Reeve hanya bisa tersenyum melihat istrinya tidak melepas barang sedikit pun lengannya. Beberapa menit lalu istrinya dengan semangat membara mengajak Reeve untuk berkunjung ke mansion Addison. Maka di sinilah keduanya berada. Menuju ruang makan untuk memberitahu informasi penting. Lalu seperti biasa keluarga Addison terlebih lagi Kaith memekik gembira akan kedatangan dua orang itu. Kaith dan Abel saling memeluk dan tersenyum.

"Aku yakin bahwa akan ada hal penting untuk kalian beritahukan pada kami semua" seperti biasa Gavin menebak maksud kedatangan Reeve dan Abel.

"Oh, tentu saja!" Abel menjawab cepat seraya tersenyum lebar.

"Tapi sebelum itu, duduk dan ikutlah menikmati makan malam ini" Kaith memberikan penawaran yang segera dilaksanakan oleh Reeve dan Abel.

"Aku ke mari tidak untuk makan, Kaith." Abel berbicara di tengah aktivitas makan malam keluarga Addison. Hanya ada Gavin, Kaith, Selena, Rafe, dan Bryan yang sudah terlihat begitu tua untuk menjadi asisten pribadi Gavin. Pria tua yang sudah Gavin anggap bagian dari keluarga karena kesetiaan dan pengabdiannya selama puluhan tahun pada keluarga Addison.

Karyawan mansion Addison yang sudah masuk pada masa tua tidak dibiarkan begitu saja oleh Gavin. Dia benar-benar memperhatikan kualitas hidup setiap karyawan mansion termasuk menjamin masa tua mereka. Contoh nyatanya adalah Radmila dan Heloise yang masing-masing dari mereka mendapatkan pesangon besar yang bahkan dengan pesangon itu bisa membangun tiga rumah sekaligus.

"Aku akan memberitahu kalian sebuah berita gembira." Abel melanjutkan ucapannya dengan ekspresi senang.

"Jika kita akan lebih mempererat tali kekeluargaan?" Kaith mencoba menebak.

Remembrance (#3 MDA Series) Telah Terbit! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang