*EMPAT*

76 7 0
                                    

Suasana kelas Luvhita sangat rusuh karena guru yang mengajar berhalangan hadir. Luvhita mendengus saat melihat aktivitas temannya yang berbeda-beda. Ada yang berlarian seperti anak TK, ada yang selfie, ada yang bergosip ria bahkan ada yang mojok. Luvhita yang duduk di samping jendela kelas yang rendah dan menghadap langsung ke lapangan. Memicingkan matanya kala melihat sosok yang tak asing baginya. Dan tanpa di komando, ia langsung berlalu dari kelasnya tanpa mempedulikan panggilan dari Yola.

"Ya ampuuunn. Ganteng banget sih Kak Dirga."

"Boleh bawa pulang ngga ya?."

"Beruntung banget sih Luvhita."

"Duh, gue lap keringetnya, di bunuh ngga ya sama Luvhita?."

Ya, bagaimana tidak siswi-siswi di sini tak keluar dari kelasnya dan menyaksikan nikmat dari Tuhan yang tengah berlari mengelilingi lapangan sambil bertelanjang dada. Entahlah apa yang di lakukan Dirga. Tapi yang jelas saat ini Luvhita tengah mentabahkan hatinya agar tak mempedulikan jeritan alay para fans Dirga. Karena sebenarnya ia pun terpesona melihat tubuh Dirga yang memang bagus.

"Ekhem.. Pagi-pagi udah bikin anak orang pada zina mata." Setelah menyelesaikan hukumannya, Dirga menghampiri Luvhita yang duduk di bawah pohon yang berada di pinggir lapangan.

"Ehehee.. Abis Pak Wira tuh iseng banget. Masa aku di suruh telanjang dada. Karena ini udah ke 50 kalinya aku telat. Hebat kan, Yang?." Dirga menengguk minuman yang Luvhita berikan sampai tersisa setengah.

"Hebat pala lo retak! Makanya telat tuh jangan di pelihara. Sama waktu aja lo ngga ngehargain, apa lagi yang lainnya." Luvhita berucap dengan lembut seraya menyeka keringat di wajah Dirga dengan tisu.

"Yang, lo salah sarapan ya?."

"Emang kenapa?."

"Lembut banget lo. Duh, gila! Gue jadi tambah cinta sama lo."

"Kasian lah lo, kalo di galakin mulu. Gue galak aja lo ngga berubah. Percuma!."

"Mau lo galak atau pun lo lembut, lo tetep milik gue."

"Pake bajunya. Gue ngga rela badan lo di jelajahin sama mata-mata kurang belaian."

"Emang badan gue yang boleh liat siapa?." Goda Dirga.

"Ya gue lah!."

"Oh, lo doang? Bukannya yang harusnya boleh liat itu cuma istri gue nantinya?."

"Ya iya, gue kan!." Dirga menahan tawanya melihat Luvhita yang terlihat sewot dan mantap. Sepertinya Luvhita yang sudah terbakar cemburu tak sadar dengan apa yang ia ucapkan.

"Yakin lo mau jadi istri gue?."

"Istri? Lo apaan sih! Kok jadi nyambung kesana?."

"Lah, kata lo yang boleh liat badan gue itu cuma istri gue nantinya dan itu lo."

"Emang gue ngomong gitu?."

"Iya. Gue ngga nyangka ternyata lo emang serius sama gue sampe pengen banget jadi istri gue. Gue jadi pengen cepet-cepet nikah trus punya kecebong yang lucu-lucu, bisa......"

"Dirga apaan sih! Pake tuh baju lo! Gue ke kelas." Luvhita yang merasa pipinya memanas dan jantungnya tak karuan, langsung melarikan diri ke kelas.

Luvhita masih berdiam diri di dalam toilet karena ia bingung bagaimana caranya keluar. Bukan karena ia terkunci, tapi karena ini hari pertama ia kedatangan tamu. Dan sekarang di bagian belakang rok abu-abunya terlihat jelas ada darah yang mengecap cukup lebar. Sesekali ia mengigiti kuku jarinya dan terus berjalan kesana-kemari di dalam toilet.

MY FREAK BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang