*ENAM*

68 11 0
                                    

Luvhita, Shonia dan Ken terkekeh membaca komentar di postingan Luvhita. Bukan tanpa alasan mereka bisa main hp semaunya. Karena saat ini mereka sedang free class. Entahlah dengan kelas lain.

"Luvhita! Lo piket kan? Tolong kumpulin buku ke kantor dong." Luvhita mendengus sebal mendengar perintah dari Raka. Malas ribut, ia pun segera berdiri dari duduknya.

"Gue temenin ya, Vhit?." Tawar Yola.

"Ngga usah, La. Gue sendiri aja."

Luvhita memutuskan untuk ke toilet setelah ia mengumpulkan buku ke kantor. Namun sesampainya di toilet, Luvhita mendengus begitu melihat Silvi. Silvi adalah mantan Dirga yang masih mengejar Dirga sampai sekarang. Dirga dan Silvi memang berpacaran tapi Dirga menerima Silvi karena tipuannya yang mengatakan bahwa ia terkena penyakit mematikan dan hidupnya tak lama lagi. Dan itu membuat Dirga iba. Tapi lambat laun, semuanya terbongkar dan Dirga amat sangat anti pada Silvi.

"Masih sama Dirga lo, Vhit?." Tanya Silvi dengan nada meremehkan.

"Masih dong. Kan gue jujur dan setia."

"Maksud lo apa?." Silvi mendekat ke arah Luvhita. Tapi jangan panggil dia Luvhita kalo menghadapi Silvi saja ia takut.

"Gue ngga maksud apa-apa kok. Gue kan cuma jawab pertanyaan lo."

"Lo itu ngga pantes buat Dirga!."

"Trus yang pantes siapa?."

"Gue lah!."

"Ih, PD gila ngga tau malu! Dirga yang ngga mau sama lo! Penipu!."

"Jaga ya mulut lo! Kalo ngga ada lo yang kecentilan sama Dirga, gue masih sama dia sekarang ini!."

"Oh ya? Sayang ya, kebusukan lo harus terungkap. Gue ngga nyangka sih lo jago banget drama."

"Kenapa kalo gue jago drama? Lo mau ikutan? Eh, Luvhita! Mending lo jauhin Dirga deh sebelum gue lakuin hal yang buruk ke lo!."

"Jauhin Dirga? Mimpi lo!
Dah ah, gue mau pipis!." Luvhita melangkah meninggalkan Silvi. Tapi baru beberapa langkah, ia merasakan nyeri di kepalanya.

"Lo apa-apaan sih hah? Gue ngga ada urusan sama lo! Kalo lo putus sama Dirga, itu karena lo yang nggak pake hati, tapi cuma cari sensasi. Sekarang lo nyesel kan?." Kesal Luvhita yang balas menjambak rambut Silvi lebih kencang dari Silvi biar dia kapok.

"Lo itu penghalang gue! Lo...."

"Ya ampuuunn.. Luvhita?
Udah-udah, lepasin!." Seru Shonia yang kebetulan datang dan berusaha melepaskan jambakan maut Luvhita dan Silvi yang sangat maut.

"Dia duluan nih, Shon! Dia yang cari gara-gara!."

"Silvi! Singkirin tangan lo dari Luvhita atau gue ikut jambak lo?!."

"Lo ngga usah ikut-ikut deh! Lo sama aja kaya sahabat lo, murahan!."

"Oke, lo yang minta yaa." Dengan penuh kekesalan, Shonia ikut menjambak rambut Silvi yang sudah kesakitan. Hingga akhirnya Silvi mengalah dan Shonia pun langsung menarik Luvhita pergi.

Luvhita terus menggerutu karena kekesalannya pada Silvi yang belum terselesaikan. Dengan penuh emosi, ia memasukan bakso pedas ke mulutnya. Jika tak ada Shonia, mungkin Luvhita akan menjambak Silvi sampai kepalanya ikut tercabut. Salah siapa dia cari gara-gara. Tak tau saja jika ia berhadapan dengan singa betina.

"Buseeett, Yang! Abis tauran di mana?."  Tanya Dirga yang langsung duduk di hadapan Luvhita. Dan tak hanya Dirga yang heran dengan penampilan Luvhita. Tapi semua anak-anak yang memasuki kantin. Luvhita yang cantik dan mempesona sekarang terlihat acak-acakkan dengan rambut seperti orang kesetrum, baju yang keluar dan wajah yang merah padam.

MY FREAK BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang